Analisis Kapabilitas Proses dalam Pemenuhan Spesifikasi Mutu Susu Segar dari Pemasok Koperasi C Sebagai Bahan Baku Produk Susu Cair di PT X

Istiqomah, Annisa Aulia and Prof. Dr. Teti Estiasih,, STP, MP (2021) Analisis Kapabilitas Proses dalam Pemenuhan Spesifikasi Mutu Susu Segar dari Pemasok Koperasi C Sebagai Bahan Baku Produk Susu Cair di PT X. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi beragam produk susu seperti susu UHT (Ultra High Temperature) dan krimer kental manis. Tuntutan di dunia industri terhadap produk berkualitas dengan spesifikasi tertentu yang mampu memenuhi kepuasan konsumen menjadikan PT X perlu melakukan perbaikan berkelanjutan melalui manajemen mutu. Salah satu metode terobosan terbaru yang sedang berkembang adalah six sigma. Six sigma merupakan suatu alat atau metode pengendalian kualitas berbasis statistik yang dilakukan secara komprehensif dengan mengurangi cacat sekaligus memperkecil variasi. Penerapan six sigma diawali dengan melakukan pengukuran kinerja proses melalui analisis kapabilitas proses. Analisis kapabilitas proses adalah analisis yang dilakukan untuk mengukur kemampuan/performa suatu proses dalam menghasilkan produk di dalam batas spesifikasi. Dalam penelitian ini, analisis kapabilitas proses diterapkan pada pemenuhan spesifikasi bahan baku produk susu PT X yaitu susu segar yang berasal dari Koperasi C, salah satu pemasok. Hal ini dikarenakan kualitas susu segar sebagai bahan baku dapat berpengaruh pada proses formulasi atau standarisasi saat proses produksi, aspek keamanan pangan, dan penentu kualitas produk akhir. Analisis kapabilitas proses dilakukan menggunakan Minitab 17. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data hasil pengujian seluruh parameter susu segar saat penerimaan susu di lab QA tahun 2019-2020 (24 bulan). Hasil analisis dinyatakan dalam indeks process performance kane (Ppk) untuk parameter variabel dan persentase defect untuk parameter atribut. Indeks tersebut menyatakan secara kuantitatif (Ppk) dan kualitatif (%defect) bahwa kualitas berada dalam batas spesifikasi. Indeks Ppk yang diharapkan yaitu di atas 1 (kapabel) dan persentase defect yang diharapkan adalah 0% (tidak ada positif/cacat). Dengan demikian, penelitian magang ini bertujuan untuk melakukan analisis kapabilitas proses pada pemenuhan spesifikasi mutu susu segar yang berasal dari Pemasok Koperasi C selama 2019-2020 sebagai bahan baku produk susu di PT X, membuat tren indeks Ppk, menghitung persentase defect parameter atribut, dan melakukan analisis faktor penyebab ketidaktercapaian kualitas menggunakan diagram fishbone yang ditelusuri dari faktor man, machine, method, material, dan environment. Hasil analisis menunjukan bahwa kualitas susu segar Koperasi C selama 2019-2020 memenuhi spesifikasi bahan baku di PT X dengan indeks Ppk di atas 1 pada parameter suhu kedatangan dan total solid serta defect 0% pada seluruh parameter atribut; uji alkohol, residu antibiotik, peroksida, karbonat, formalin, boraks, dan minyak nabati. Sementara, pada parameter protein, lemak, solid nonfat, berat jenis, pH, laktosa, dan TPC tidak tercapai atau indeks Ppk di bawah 1. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter protein, lemak, solid nonfat, berat jenis, dan pH di beberapa bulan disebabkan karena tingginya variasi data. Variasi data yang tinggi tersebut menyebabkan standar deviasi (sigma) menjadi tinggi sehingga indeks Ppk menjadi rendah. Selain itu, pada parameter solid nonfat, berat jenis, dan pH teramati data yang mendekati batas spesifikasi. Tingginya variasi data dan data yang mendekati batas spesifikasi pada parameter tersebut diduga disebabkan karena interval pemerahan yang berbeda antara pagi dan sore, masa laktasi sapi, pemberian pakan, pengaruh ketertiban peternak dalam menjalankan SOP, infeksi mastitis subklinis pada sapi, penetapan standar parameter mutu beberapa hanya ada satu batas saja dan pergantian operator Quality Assurance di PT X saat pengujian mutu susu segar. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter TPC disebabkan karena masih banyak terdapat susu segar dari Koperasi C yang melewati batas atas spesifikasi (TPC>1x106). Tingginya TPC diduga karena penanganan susu segar di peternak yang kurang memperhatikan aspek sanitasi dan higiene seperti tidak mencuci tangan, tidak membersihkan kandang sebelum pemerahan, tidak mendisinfektan ambing sebelum pemerahan, susu dibiarkan di dalam wadah terbuka setelah pemerahan, dan kurangnya kebersihan milk can serta peralatan yang kontak dengan susu segar. Indeks Ppk di bawah 1 pada parameter laktosa disebabkan karena tidak dilakukannya kalibrasi yakni berupa slope/intercept adjustment pada parameter laktosa pada alat milkoscan di lab QA PT X sehingga pembacaan kadar laktosa susu segar saat pengujian menjadi tidak akurat atau mengalami pergeseran. Adjustment hanya dilakukan pada protein, lemak, dan total solid sedangkan laktosa tidak dilakukan karena bukan merupakan parameter kritis. Maka dari itu, ketercapaian kualitas susu segar Koperasi C untuk parameter laktosa tidak dapat disimpulkan.

English Abstract

PT X is one of the companies in Indonesia that produces various dairy products such as UHT (Ultra High Temperature) milk and sweetened condensed creamer. The demands in the industry for quality products with certain specifications that are able to meet consumer satisfaction make PT X need to make continuous improvements through quality management. One of the latest breakthrough methods that are being developed is six sigma. Six sigma is a statistical-based quality control tool or method that is carried out comprehensively and focused on reducing defects while minimizing process variation. The implementation of six sigma begins with measuring process performance through process capability analysis. Process capability analysis is an analysis conducted to measure how consistently the capability/performance of a process to meet the specification. The objective of this paper is to conduct process capability analysis for the quality of the raw material for PT X's milk products, which is fresh milk from Cooperative C, one of the suppliers. One reason for this analysis is the quality of fresh milk as a raw material can affect the formulation process or standardization during the production process, aspects of food safety, and the finished product quality. Process capability analysis was performed using Minitab 17. Secondary data collected is the result of inspection all parameter of fresh milk when receiving milk at the QA lab in January 2019 to December 2020 or for 24 months. The results of capability analysis are expressed in process performance kane index (Ppk) for variables and the percentage of defects for attributes. The index states that the quality quantitatively (Ppk) and qualitatively (% defect) capable of meeting specification. The expected Ppk index is above 1 (capable) and the expected defect percentage is 0% (no positive/defect). Thus, this research aims to analyze process capability on meeting the quality specifications of fresh milk from Suppliers Cooperative C during 2019-2020 as raw material for dairy products at PT X, create Ppk index trends for each variables, calculate the % defects for attributes, and identify the factors causing non-conformance quality using a fishbone diagram traced from man power, machine, method, material, and environment factors. Based on the result of process capability analysis, it showed that the quality of Cooperative C's fresh milk in the fulfillment of specifications for raw materials at PT X during 2019-2020 is achieved (the Ppk index >1) in the temperature and total solid. Meanwhile, the parameters of protein, fat, solid nonfat, density, pH, lactose, and TPC were not reached or the Ppk index was below 1. The low Ppk index of protein, fat, solid nonfat, density, and pH in several months was due to the high of data variance. The high of data variance causes a high standard deviation (sigma) so that the Ppk index is low. In addition, in solid nonfat, density, and pH parameters were observed to be close to the specification limits. The high data variance on these parameters is suspected due to the different milking intervals between morning and afternoon, the lactation period, feeding, the influence of orderliness of farmers in implementing SOPs, subclinical mastitis infection, and the shifting of Quality Assurance operators in PT X when testing the quality of fresh milk. The low Ppk index of TPC was due to the fact that there was still a lot of fresh milk from Cooperative C that passed the upper specification limit (TPC>1x106). The high TPC is suspected due to poor handling of fresh milk by farmers who don’t pay attention to sanitation and hygiene aspects such as not washing their hands, not cleaning the cage before milking, not disinfecting the udder before milking, leaving milk in an open container after milking, and the lack of cleanliness of milk cans also equipment that is not standard to contact with fresh milk. The low Ppk index of lactose was caused by not calibrating measurement equipment, namely in the slope/intercept adjustment on the lactose parameter on the milkoscan in the PT X’s QA lab so that the result of lactose level of fresh milk during testing became inaccurate. Adjustments were only made to protein, fat, and total solids, while lactose was not performed because it was not a critical parameter. Thus, the fulfillment quality of Cooperative C's fresh milk for lactose parameters cannot be concluded.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521100250
Uncontrolled Keywords: Analisis Kapabilitas Proses, Diagram Fishbone, Susu Segar,Process Capability Analysis, Fishbone Diagram, Fresh Milk
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 26 Apr 2022 00:50
Last Modified: 08 Oct 2024 07:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190147
[thumbnail of ANNISA AULIA ISTIQOMAH.pdf] Text
ANNISA AULIA ISTIQOMAH.pdf

Download (16MB)

Actions (login required)

View Item View Item