Windria, Atyanta (2021) Uji Proksimat Terhadap Pembuatan Tepung Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) Dengan Perbedaan Perlakuan Pendahuluan Untuk Intervensi Stunting Balita 12-24 Bulan Di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Stunting adalah kondisi balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan stunting adalah tidak memadainya kualitas dan kuantitas dari MPASI yang diberikan kepada Balita. Kacang tunggak memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama dalam kandungan proteinnya sehingga dapat dijadikan tambahan makanan pada MPASI salah satunya adalah pembuatan kacang tunggak menjadi tepung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kadar abu tepung kacang tunggak dengan perbedaan perlakuan pendahuluan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental. Terdapat 3 kelompok perlakuan pendahuluan yaitu K1=Perendaman selama 24 jam, K2=Perkecambahan selama 36 jam, dan K3=Perebusan selama 90 menit. Kadar air tertinggi terdapat pada K1 dan terdapat perbedaan signifikan pada K3 dengan K1 dan K2, kadar protein tertinggi terdapat pada K3, kadar lemak tertinggi terdapat pada K1, kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada K3 dan terdapat perbedaan signifikan pada K1 dengan K3, kadar abu tertinggi terdapat pada K2 dan terdapat perbedaan signifikan pada K1 dengan K2 dan K3. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perlakuan selama 90 menit (K3) selain dapat mempertahankan nilai gizi pada tepung kacang tunggak dengan baik, juga memiliki kandungan energi yang paling tinggi..
English Abstract
Stunting is a condition in which toddlers have a length or height that is less than their age. One of the factors that can cause stunting is the insufficient quality and quantity of complementary feeding given to toddlers. Cowpeas have a high nutritional content, especially in their protein content, so that they can be used as additional food in complementary foods, one of which is making cowpeas into flour. This study aims to determine differences in water content, protein content, fat content, carbohydrate content, and ash content of cowpea flour with differences in pre-treatment. This study used a quasi-experimental research design. There were 3 pre-treatment groups, namely K1 = soaking for 24 hours, K2 = germination for 36 hours, and K3 = boiling for 90 hours. The highest water content is in K1 and there is a significant difference in K3 with K1 and K2, the highest protein content is in K3, the highest fat content is in K1, the highest carbohydrate content is in K3 and there is a significant difference in K1 with K3, the highest ash content is found in in K2 and there is a significant difference in K1 with K2 and K3. The conclusion of this study is that treatment for 90 minutes (K3) besides being able to maintain the nutritional value of cowpea flour well, it also has the highest energy content.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521060097 |
Uncontrolled Keywords: | uji proksimat, tepung kacang tunggak, perlakuan pendahuluan, stunting, MP-ASI, Proximate analysis, proximate test, Cowpea Flour, pretreatment, weaning food |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 613 Personal health and safety > 613.2 Dietetics |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Ilmu Gizi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 08 Nov 2021 02:22 |
Last Modified: | 15 Oct 2024 04:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186632 |
![]() |
Text
Atyanta Windria (1)_unlocked (1).pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |