Ajizah, Siti (2021) MODEL PROSES PRODUKSI BATIK RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS PRODUKSI BERSIH. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
"Batik merupakan salah satu hasil kebudayaan Indonesia yang tinggi nilainya dan selayaknya untuk ditingkatkan dan dikembangkan. Batik memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan juga berperan dalam pemberdayaan kesejahteraan perempuan karena sebagian besar pekerjanya adalah wanita. Namun, keberadaan industri batik ini ternyata memberikan dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kualitas limbah cair industri batik yang dibuang ke lingkungan berada di bawah baku mutu, limbah cair yang dihasilkan dalam jumlah besar, dan juga kurangnya perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja selama proses produksi berlangsung. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri batik mengandung total padatan tersuspensi (TSS), kebutuhan oksigen kimia (COD), kebutuhan oksigen biologis (BOD), dan warna yang bernilai tinggi, sehingga memberikan kontribusi terhadap pencemaran. Penggunaan air oleh industri batik adalah sebesar 25 juta m3 per tahun yang merupakan jumlah yang sangat besar sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus untuk pengelolaannya agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan. Industri batik banyak yang menggunakan pewarna sintetik dan bahan kimia berbahaya, baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang sering muncul akibat adanya industri batik ini di antaranya adalah gangguan pernafasan, penyakit kulit, gangguan ginjal, nyeri pinggang. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah memiliki kebijakan produksi yang berkelanjutan yang mendorong bisnis untuk beralih kepada produksi bersih. Namun, terdapat beberapa kendala terkait penerapannya pada IKM batik, yaitu kurangnya informasi tentang karakteristik dan tingkat bahaya limbah batik, kurangnya informasi tentang teknologi tepat guna untuk mengolah limbah batik, dan belum adanya informasi terkait model pengelolaan limbah batik yang mudah dipahami oleh mereka. Pada dasarnya penelitian terkait kajian dan penerapan produksi bersih pada industri batik di Indonesia ini sudah banyak dilakukan. Namun, masih belum ada penelitian terkait perancangan model penerapan produksi bersih pada industri batik. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan penelitian terkait perancangan model proses produksi yang ramah lingkungan yang berbasis produksi bersih pada industri batik, baik industri batik dengan pewarna alami maupun industri batik dengan pewarna sintetik. Penelitian ini dilakukan di dua industri batik skala kecil menengah, yaitu Sanggar Mbah Guru yang terletak di Desa Jugo, Sekaran, Lamongan dan Batik Namiroh yang terletak di Kampung Batik Jetis, Lemahputro, Sidoarjo. Industri yang menjadi subjek penelitian adalah industri yang masih perlu melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Selain itu, penelitian juga dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand), Surabaya. Penelitian ini dilakukan dari Bulan Januari 2021 – Mei 2021. Metode yang digunakan terdiri dari Metode Bayes untuk menentukan skala prioritas dan Payback period (PBP) untuk studi kelayakan finansial. Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian menunjukkan manajemen di Sanggar Mbah Guru sebenarnya sudah cukup bagus. Inefisiensi terjadi dalam penggunaan listrik, minyak tanah, dan kayu bakar. Total kehilangan biaya per tahun sebesar Rp 4.469.952,04. Limbah yang dihasilkan terdiri dari 72 kg limbah lilin per tahun, 648 kg limbah jahe dan bahan pewarna alam per tahun, dan 42.075 m3 limbah cair per tahun. Manajemen di Batik Namiroh juga sudah cukup bagus tetapi masih perlu perbaikan. Penggunaan pewarna, lilin, air, minyak tanah, dan kayu bakar sudah sangat efisien sedangkan penggunaan listrik masih belum efisien. Total kehilangan biaya per tahun sebesar Rp 2.891.412,263. Limbah yang dihasilkan oleh Bati Namiroh terdiri dari limbah cair sebanyak 130,524 m3 dan 600 kg limbah lilin. Kualitas air limbah yang dihasilkan baik oleh Sanggar Mbah Guru maupun Batik Namiroh untuk hampir semua parameter masih belum memenuhi baku mutu. Hanya debit limbah saja yang sudah memenuhi baku mutu. Adapun untuk kadar minyak dan lemak pada Batik Namiroh hanya memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014. Berdasarkan keseluruhan data beban pencemaran maksimum bahwa baik Sanggar Mbah Guru maupun Batik Namiroh belum berkontribusi memberikan pencemaran yang signifikan terhadap lingkungan dari segi parameter BOD, COD, TSS, minyak dan lemak. Pada Sanggar Mbah Guru, bobot kriteria tertinggi adalah aspek lingkungan sebesar 0,41 dan diikuti oleh aspek ekonomi sebesar 0,35 dan aspek teknis 0,24. Opsi produksi bersih yang paling diprioritaskan adalah “penggunaan kembali air limbah pewarna alami”. Periode pengembalian setiap opsi di bawah satu tahun dan semua opsi produksi bersih bersifat layak untuk dilaksanakan. “Pembuatan pupuk dari pewarna alam” memiliki payback period tersingkat, yaitu 0,11. Pada Batik Namiroh, kriteria teknik dan ekonomi sama-sama memiliki bobot sebesar 0,34. “Pembuatan standar penyimpanan bahan” menjadi yang paling prioritas untuk dilaksanakan, baik ditinjau dari kriteria teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Kata Kunci: model proses produksi, opsi produksi bersih, Metode Bayes "
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | model proses produksi, opsi produksi bersih, Metode Bayes |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.16 Production efficiency |
Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username verry |
Date Deposited: | 19 Oct 2021 09:44 |
Last Modified: | 27 Sep 2024 06:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/184116 |
Text
Siti Ajizah.pdf Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |