Perbaikan Daya Dukung dan Pengembangan Tanah Ekspansif Metode DSM Tipe Single Square Diameter 3,2 cm akibat Penambahan Kapur dengan Variasi Kedalaman dan Jarak

Aramita, Devina Nadia (2017) Perbaikan Daya Dukung dan Pengembangan Tanah Ekspansif Metode DSM Tipe Single Square Diameter 3,2 cm akibat Penambahan Kapur dengan Variasi Kedalaman dan Jarak. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanah lempung ekspansif dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan karena sifatnya yang mudah mengembang dan menyusut. Tanah lempung ekspansif akan mengembang apabila adanya proses penyerapan air kedalam pori tanah, sedangkan tanah akan menyusut apabila tanah tersebut kering. Karena sifatnya, tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung yang rendah sehingga dapat berdampak buruk pada struktur diatasnya. Oleh karena itu, diperlukan stabilisasi untuk meningkatkan daya dukung dan mereduksi pengembangan (swelling). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan daya dukung dan pengembangan tanah sebelum dan sesudah distabilisasi menggunakan metode DSM (Deep Soil Mixing) dengan kadar kapur 8%. Stabilisasi tanah dilakukan di laboratorium dengan menggunakan box berukuran (30x30x30) cm. Tanah yang akan dicetak dan dipadatkan dalam box diberi pasir pada lapisan atas dan lapisan bawah. Terdapat 4 lapisan tanah lempung ekspansif dengan tinggi masing-masing lapisan 5 cm dan dilakukan stabilisasi. Pada proses stabilisasi kolom DSM, dilakukan variasi kedalaman (Df) = 0,5Df, 0,75Df, 1Df dan variasi jarak (L) = 1D, 1,25D dan 1,5D dan dilakukan perawatan (curing) selama 3 hari. Setelah proses curing, sampel tanah dilakukan uji pembebanan (load test). Hasil dari penelitian yang dilakukan, bahwa stabilisasi menggunakan kolom DSM dengan kapur 8% mampu meningkatkan nilai daya dukung tanah. Dengan variasi jarak dan kedalaman kolom, diperoleh nilai daya dukung yang berbeda-beda. Semakin kecil jarak antar kolom dan semakin dalam kedalaman kolom, maka nilai daya dukung yang dihasilkan akan lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh reaksi kapur dengan tanah lempung ekspansif yang membuat tanah tersebut menjadi kaku. Jarak antar kolom (L) 1D = 3,2 cm dan kedalaman kolom (Df) 20 cm menghasilkan nilai daya dukung paling maksimum yaitu sebesar 36,40kg/cm2 atau meningkat 180% dari tanah asli. Selain itu, persentase tanah yang distabilisasi dapat mempengaruhi pengembangan (swelling) tanah. Semakin besar persentase atau volume rasio yang distabilisasi, maka semakin kecil potensi mengembang tanah tersebut. Hasil pengembangan (swelling) yang paling kecil pada variasi kedalaman dan jarak yaitu sebesar 0,63% dengan persentase stabilisasi 82% pada variasi jarak antar kolom (L) 1D = 3,2 cm dan kedalaman kolom (Df) 20cm. Sedangkan nilai pengembangan pada tanah stabilisasi penuh yaitu sebesar 0,14%.

English Abstract

Expansive clay soils can make damage the structure by swell and shrink. Expansive clay soil will swell when the existence of the process of water absorption into the void of soil, whereas the soil will shrink when the soil is dry. Due to its expansive clays, soils have low bearing capacity so that it can be bad on structure upon it. Therefore, it is necessary for stabilization to improve bearing capacity and reduce swelling. This research is done to find out the changes of bearing capacity and swelling before and after the soil is stabilized using DSM (Deep Soil Mixing) method with 8% lime. Stabilization soil made in the small scale laboratory using the box size (30x30x30) cm. Soil was compacted according the box size and given sand on the top layer and the bottom layer. There are 4 layers of soil clays expansiveness with a height of each layer of 5 cm and then process stabilization. In the process of stabilization of the DSM, performed variations column depth (Df) = 0, 5Df, 0, 75Df, 1Df and space variation (L) = 1D, 1,25D and 1,5D and curing for samples test for 3 days. After the curing process, the soil samples tested for loading (load test). The results of the research, that stabilization using DSM columns with 8% of lime was able to increase the bearing capacity. With the variation of space and depth of DSM columns, the bearing capacity give the different results. The smaller the space between the columns and the more in depth of the column, the value of bearing capacity will increase. This is due to the presence of the influence of limestone reaction with expansive clay soil which makes the soil becomes stiff. Space between columns (L) 1D = 3,2 cm and depth of the column (Df) 20 cm produces maximum bearing capacity values with the results 36,40 kg/cm2 or increased 180% of the untreated expansive soil. Furthermore, the percentage of soil which is stabilized can affect swelling of the soil. The larger the percentage or volume ratio that is stabilized, then the smaller the potential of swelling. The results of swelling the least variation is 0,63% with 82% on the stabilization of the percentage variation of the distance between the columns (L) 1D = 3,2 cm and depth of the column (Df) 20 cm. Whereas the value soil stabilization on full development is 0,14%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2017/532/051706225
Uncontrolled Keywords: tanah lempung ekspansif, stabilisasi tanah, deep soil mixing, daya dukung, swelling
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering > 624.1 Structural engineering and underground construction > 624.15 Foundation engineering and engineering geology > 624.151 Engineering geology > 624.151 3 Rock and soil mechanics > 624.151 36 Soil mechanics > 624.151 363 Soil stabilization
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 29 Aug 2017 02:57
Last Modified: 08 Oct 2020 02:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1833
[thumbnail of Devina Nadia Aramita.pdf]
Preview
Text
Devina Nadia Aramita.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item