Fermentasi Xilosa Menjadi Xilitol dari Hidrolisat Serabut Kelapa dengan Khamir Candida guiilermondii.

Ghersanda, Izzaz Syadzadhiya (2020) Fermentasi Xilosa Menjadi Xilitol dari Hidrolisat Serabut Kelapa dengan Khamir Candida guiilermondii. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Xilitol adalah alkohol gula dengan lima atom karbon. Xilitol disebut pemanis alami karena secara alami ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan dan memiliki tingkat kemanisan yang hampir sama dengan sukrosa. Xilitol memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah nonkariogenik. Penelitian ini dilakukan untuk membuat xilitol dari limbah serabut kelapa. Xilitol dibuat melalui proses fermentasi xilosa dari hidrolisat serabut kelapa menggunakan Candida guilliermondii yang menghasilkan enzim xilosa reductase yang mengurangi xilosa menjadi xilitol. Xilosa diperoleh dari hidrolisis hemiselulosa dalam limbah serabut kelapa yang telah dilakukan delignifikasi. Fermentasi dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi pH 4; pH 5; pH 6 dan waktu fermentasi selama 72, 96 dan 120 jam. Instrumen yang digunakan untuk fermentasi adalah alat pengocok air pada suhu 30 ° C dan kecepatan bergerak 110 rpm. Dari beberapa variasi konsentrasi pH dan waktu fermentasi, tiga kali diulang, sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah dalam sekam kelapa menjadi produk xilitol yang memiliki nilai lebih tinggi, mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pH dan waktu fermentasi pada hasil kandungan xilitol dalam substrat serat kelapa, dan mengetahui pertumbuhan khamir pada hidrolisat. Hipotesis awal dari penelitian ini adalah konsentrasi pH dan waktu fermentasi mempengaruhi hasil xilitol yang dihasilkan dalam hidrolisat serat kelapa. Pada konsentrasi pH yang cukup dan optimal. Xilosa yang dihasilkan dengan metode pengujian Kit Roche yaitu pada perlakuan waktu fermentasi 120 jam dan pH 6 menghasilkan kadar xilitol yang paling tinggi yaitu sebesar 11.347 ±0,830 g/L dengan rendemen 59.07%. Hasil terendah yaitu pada perlakuan waktu fermentasi 72 jam dan pH 4 didapatkan sebesar 5,860±0,524 g/L. pertumbuhan khamir yang didapatkan pada jam ke-120 dengan perlakuan pH 4,5,6 secara berturut-turut yaitu 1,097; 1,109; 1,129. Serabut kelapa mempunyai kadar air sebesar 85,94%.

English Abstract

Xylitol is called a natural sweetener because it is naturally found in vegetables and fruits and has almost the same sweetness level as sucrose. Xylitol has several advantages, one of which is noncaryogenic. This research was conducted to make xylitol from coconut coir waste. Xylitol is made through the xylose fermentation process of coconut coir hydrolyzate using Candida guilliermondii which produces xylose reductase enzyme which reduces xylose to xylitol. Xylose is obtained from hemicellulose hydrolysis in coconut coir waste which has been carried out delignification. Fermentation is done by varying the pH concentration of 4; pH 5; pH 6 and fermentation time for 72, 96 and 120 hours. The instrument used for fermentation was a water shaker at 30 ° C and a moving speed of 110 rpm. From several variations of pH concentration and fermentation time, three times were repeated, so the method used in this study was a Randomized Block Design (RCBD). The purpose of this research is to utilize the waste in coconut husk into xylitol products which have higher values, determine the effect of variations in pH concentration and fermentation time on the yield of xylitol content in the coconut fiber substrate, and determine the growth of yeast on hydrolyzate. The initial hypothesis of this study is the pH concentration and fermentation time affect the yield of xylitol produced in coconut fiber hydrolyzate. At sufficient and optimal pH concentrations. Xylose produced by the Kit Roche test method, namely the treatment of fermentation time of 120 hours and pH 6 produced the highest levels of xylitol in the amount of 11,347 ± 0.830 g / L with a yield of 59.07%. The lowest yield was the treatment of 72 hours fermentation time and pH 4 was 5.860 ± 0.524 g / L. yeast growth obtained at 120 hours with a pH treatment of 4.5.6 in a row that is 1.097; 1,109; 1,129. Coconut fiber has a moisture content of 85.94%.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2020/52/052003595
Uncontrolled Keywords: Serabut Kelapa, Xilitol, Candida guilliermondii, Fermentasi, Coconut Husk, Xylitol, Candida guilliermondii, Fermentation
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 547 Organic chemistry > 547.2 Organic chemical reactions > 547.29 Fermentation
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 18 Aug 2020 07:10
Last Modified: 26 Sep 2024 06:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181283
[thumbnail of 181283-Izzaz Syadzadhiya Ghersanda.pdf] Text
181283-Izzaz Syadzadhiya Ghersanda.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item