Wulandari, Sri (2019) Evaluasi Ketersediaan Hijauan Pakan Pada Unit Usaha Tani Sapi Perah Kategori Kecil Anggota KUD Cepogo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris dan sektor peternakan berperan dalam pengembangan perekonomian nasional. Komoditi yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah sapi perah, karena pengembalian modal yang lebih cepat dibandingkan dengan sapi potong. Pemberian hijauan pada sapi perah lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat, merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pemenuhan hijauan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kemampuan unit usaha tani untuk memenuhi kebutuhan hijauan ini, tergantung pada luas area kepemilikan lahan yang ditanami hijauan pakan ternak ataupun tanaman pangan yang limbahnya dapat digunakan pakan ternak. Lahan yang dimiliki oleh unit usaha tani kategori kecil digunakan untuk pertanian dan penanaman hijauan, sehingga luas area hijauan sangat terbatas. Secara teoritis, dengan kepemilikan lahan yang terbatas menyebabkan suatu unit usaha tani mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hijauan dari lahan yang dimiliki. Adapun faktor lain yang memengaruhi ketersediaan hijauan adalah musim, pola tanam, dan tata guna lahan. Faktor-faktor tersebut menyebabkan keterbatasan penyediaan hijauan sehingga kualitas ransum akan berubah-ubah antar waktu. Penelitian ini dilaksanakan di 2 unit usaha tani sapi perah kategori kecil anggota KUD Cepogo di Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali pada saat musim penghujan tanggal 1 Februari sampai 1 Maret 2019. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital, bingkai ubinan ukuran 0,5 × 0,5 m (0,25 m2), konsentrat, hijauan serta responden peternak sapi perah. Pengambilan hijauan pada lahan responden menggunakan teknik ubinan seluas 0,25 m2. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan penentuan lokasi dan pemilihan unit usaha tani secara purposive sampling. Variabel yang diukur antara lain: kebutuhan hijauan, ketersediaan hijauan dan feed balance. Hasil dari penelitian ini yaitu Responden A memiliki 2 ekor laktasi, 1 ekor dara dan 2 ekor pedet (3 ST) dengan kebutuhan BK hijauan per hari sebesar 11,95 kg. Ketersediaan BK hijauan per hari pada musim penghujan sebesar 42,64 kg; sedangkan pada musim kemarau diestimasi dengan penurunan 40% diperoleh hasil sebesar 25,58 kg. Responden B memiliki 3 ekor laktasi, 1 ekor dara dan 2 ekor pedet (4 ST) dengan kebutuhan BK hijauan per hari sebesar 15,28 kg. Ketersediaan BK hijauan per hari pada musim penghujan sebesar 33,91 kg; sedangkan pada musim kemarau diestimasi dengan penurunan 40% diperoleh hasil sebesar 20,35 kg. Perbandingan antara kebutuhan BK hijauan dan ketersediaan BK hijauan menunjukkan bahwa responden A dan B mampu mencukupi kebutuhan sapi yang dipelihara oleh responden B, baik pada saat musim penghujan maupun kemarau. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah peternakan sapi perah merupakan pekerjaan sampingan, sehingga peternak tidak memperhatikan manajemen pemeliharaan dengan baik. Peternak memberi pakan hijauan dengan hijauan terlalu rendah yaitu antara 28–36 : 64–71. Imbangan hijauan yang rendah menyebabkan produksi susu rendah dan sapi kurus. Padahal, ketersediaan hijauan pakan ternak sapi perah berdasarkan produksi hijauan pada umur potong rumput 60 hari di lahan yang dimiliki oleh unit usaha tani kategori kecil anggota KUD Cepogo di Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali sangat melimpah baik pada musim penghujan maupun kemarau. Saran yang dapat diberikan yaitu peternak perlu meningkatkan manajemen pemeliharaan, khususnya pemberian hijauan pada ternak.
English Abstract
This survey aimed to investigate the availability of forage for small scale dairy farming of KUD Cepogo. Forage production measurement was taken from farmer’s land. The data were descriptive analyzed. The variable on this study was the requirement of forage, availability of forage, and feed balance. Two type of small scale dairy farmers were purposively selected became the subject of this research, namely respondent A with 3 animal units (AU) which its requirement of forage was about 11,95 kg/day in dry matter and the availability of forage on rainy season was about 42,64 kg/day and on dry season was about 25,58 kg/day in dry matter. Respondent B with 4 AU which its requirement of forage was about 15,28 kg/day in dry matter meanwhile the availability of forage on rainy season was about 33,91 kg/day and on dry season was about 20,35 kg/day in dry matter. It was concluded that the availability of forages in the land was abundant (over production), however, since the dairy farming was as aside job, the farmers didn’t pay much attention to rearing management, especially feeding management in which the feed offered was low, resulted to low milk production and low body condition of the cows. Farmers need to offer more forages to meet the requirement of the cows.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FAPET/2019/697/052001712 |
Uncontrolled Keywords: | small scale dairy farms, availability of forage, feed balance |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.21 Cattle for specific purposes > 636.213 Beef / Crackers / Cattle--Carcasses / Beef cattle--Carcasses |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | soegeng Moelyono |
Date Deposited: | 10 Aug 2020 08:08 |
Last Modified: | 10 Aug 2020 08:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179565 |
Actions (login required)
View Item |