Analisis Bahaya Longsor Di Das Mikro Sisim Kecamatan Bumiaji Kota Batu

Bakti, Indah Apriana (2019) Analisis Bahaya Longsor Di Das Mikro Sisim Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Longsor merupakan suatu proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang tinggi ke tempat lebih rendah karena faktor alam dan faktor manusia. Kawasan perbukitan dan pegunungan yang berlereng curam sampai terjal sering mengalami kejadian longsor. Kecamatan Bumiaji di Kota Batu, khususnya Desa Sumber Brantas, Tulungrejo, dan Gunungsari yang berada di kawasan kompleks pegunungan Arjuna-Welirang-Anjasmara-Kawi sebagian kawasannya sering mengalami longsor. Pada tahun 2018 dijumpai 32 kejadian longsor disebabkan oleh budidaya di lahan miring dengan curah hujan tinggi dan pengelolaan yang kurang tepat. Kejadian ini dapat menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Untuk meminimalisir kerugian akibat kejadian longsor maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui informasi kawasan yang memiliki bahaya longsor dengan menggunakan perbandingan Metode Metode Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Bulan Agustus 2019 di DAS Mikro Sisim Kecamatan Bumiaji Kota Batu dengan menggunakan SNI dan AHP. Parameter yang digunakan pada Metode SNI adalah penggunaan lahan, curah hujan, geologi, dan kelerengan sedangkan parameter yang digunakan Metode AHP adalah penggunaan lahan, curah hujan, kelerengan, geologi, arah lereng, tekstur tanah, jarak dari jalan, dan jarak dari sungai. Analisis data yang dilakukan yaitu tumpang tindih antara dua metode yang digunakan. Uji akurasi dilakukan pada beberapa lokasi berdasarkan kondisi fisiografi yang digambarkan dalam satuan peta lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan yang memiliki kelas bahaya longsor tinggi, berturut-turut dengan luas 271 ha, 226 ha, 21 ha dan 2 ha masingmasing untuk Desa Tulungrejo, Desa Gunungsari, Desa Punten dan Desa Wiyurejo. Analisis spasial menunjukkan bahwa metode SNI dan metode AHP menghasilkan kelas dominan bahaya longsor yang sama yaitu bahaya longsor tinggi, masing-masing 445 ha dan 518 ha untuk Metode SNI dan Metode AHP 518,43ha. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa metode yang sesuai dengan kondisi di DAS mikro Sisim adalah Metode AHP dengan akurasi sebesar 80,95%, dibandingkan Metode SNI yang memiliki akurasi sebesar 71,42%. Faktor yang paling mempengaruhi longsor berdasarkan Metode AHP adalah penggunaan lahan, kelerengan, dan curah hujan.

English Abstract

Landslide is a geomorphic process because there is disruption to the balance that causes the movement of soil and rock masses from high to lower places due to natural factors and human factors. Areas of hills and mountains that are steep to very steep are often the target of landslides. Bumiaji Subdistrict in Batu City, especially Sumber Brantas, Tulungrejo, and Gunungsari Villages, which are located in the Arjuna-Welirang-Anjasmara-Kawi mountain complex, often suffer landslides. This area existed in 2018, 32 landslides were caused by cultivation on sloping land with high rainfall and missmanagement. This incident can disrupt people's lives. To minimize losses due to landslides, research is needed to find out information on areas that have landslide hazards by using a comparison of the Indonesian National Standard Method (INS) and the Analytical Hierarchy Process Method (AHP). The study was conducted in March to August 2019 in the Sisim Micro Watershed, Bumiaji District, Batu City using the INS and AHP. The parameters used in the INS Method are land use, rainfall, geology, and slope while the parameters used in the AHP Method are land use, rainfall, slope, geology, slope direction, soil texture, distance from the road, and distance from the river. Data analysis was performed namely the overlap between the two methods used. Accuracy tests are performed at several locations based on physiographic conditions depicted in the land map unit. The results showed that the areas that had high landslide hazard classes were 271 ha, 226 ha, 21 ha, and 2 ha respectively for Tulungrejo Village, Gunungsari Village, Punten Village, and Wiyurejo Village. Spatial analysis shows that the INS method and the AHP method produce the same dominant class of landslide hazards, namely high landslide hazards, respectively 445 ha and 518 ha for the INS Method and AHP Method 518.43ha. Accuracy test results show that the method that suits the conditions in the Sisim micro watershed is the AHP Method with an accuracy of 80.95%, compared to the INS Method which has an accuracy of 71.42%. The factors that most affect landslides based on the AHP Method are land use, slope, and rainfall.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/869/052000955
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.45 Soil erosion
Divisions: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 02 Oct 2020 02:49
Last Modified: 25 Oct 2021 07:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179564
[thumbnail of INDAH APRIANA BAKTI (2).pdf]
Preview
Text
INDAH APRIANA BAKTI (2).pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item