Anugerah, Dicky (2019) Penentuan Upah Insentif Montir Bengkel Berdasarkan Output Standar Produksi Dengan Metode Stopwatch Time Study. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
SQ Body Repair merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa otomotif dalam perbaikan body kendaraan roda empat. SQ Body Repair memperbaiki kerusakan pada body mobil yang dihitung dalam satuan panel atau part dalam mobil. Proses pengerjaan di bengkel ini antara lain proses teter body, proses dempul, proses surface/epoksi, proses pengecatan, proses pemolesan, dan yang terakhir adalah proses salon mobil. Permasalahan yang terdapat pada bengkel SQ Body Repair adalah jumlah penyelesaian panel yang tidak sesuai dengan target penyelesaian bengkel jika dihitung per periodenya. Jumlah panel yang harus diselesaikan tenaga kerja tidak selesai tepat waktu dengan yang direncanakan oleh pihak bengkel dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini belum dilakukan pengukuran kerja yang dilakukan bengkel untuk mengetahui waktu standar yang diperlukan untuk penyelesaian di setiap operasi kerja. Hal ini berdampak pada kekeliruan dalam perkiraan waktu penyelesaian yang dilakukan oleh bengkel. Tidak terdapatnya waktu standar yang dimiliki oleh bengkel SQ Body Repair untuk setiap operasi kerja yang dilakukan juga berdampak pada kinerja dari montir dibagian produksi. Selain itu pemilik bengkel juga sedang mencari cara bagaimana cara memotivasi kerja pegawainya, dan mencari beberapa cara pengupahan yang berbeda dengan yang dilakukan pihak bengkel saat ini. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas mengenai pengukuran waktu kerja dan metode pengupahan insentif. Penelitian ini dimulai dengan pengukuran waktu kerja dengan metode Stopwatch Time Study. Langkah awal yang dilakukan dalam melakukan pengukuran kerja adalah pembagian operasi menjadi elemen-elemen kerja. Selanjutnya dilakukan pengambilan data waktu pengukuran kerja sejumlah N dan dilakukan uji kecukupan serta uji keseragaman data. Setelah itu dilakukan penyesuaian waktu dengan performance rating untuk mendapatkan waktu normal. Setelah mendapatkan waktu normal, dilakukan perhitungan Allowance untuk selanjutnya mendapatkan waktu baku untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan dan output standar per hari yang dapat dihasilkan. Setelah mendapatkan waktu baku dan output standar, dilakukan perhitungan upah insentif dengan metode The Gantt Task and Bonus System dan Upah Per Potong Taylor. Acuan dalam memberikan upah insentif didasarkan pada perbandingan output yang dihasilkan tiap pegawai dengan target penyelesaian yang ditetapkan oleh pihak bengkel. Target tersebut sudah melalui pertimbangan dari perhitungan output standar di pengukuran kerja yang telah dilakukan. Setelah melakukan perhitungan insentif dengan kedua metode tersebut, hasil perhitungan tersebut dibandingkan dan diberikan rekomendasi metode mana yang lebih baik diterapkan di bengkel SQ Body Repair. Hasil dari perhitungan pengukuran kerja dengan menggunakan metode Stopwatch Time Study mendapatkan waktu baku dan output standar untuk setiap proses kerja di bengkel SQ Body Repair. Perhitungan insentif dilakukan dengan cara membandingkan produktivitas karyawan dengan target yang ditetapkan bengkel. Hasil yang didapatkan dari perhitungan masing-masing metode adalah bengkel perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.320.000 dan Rp 5.590.000 pada minggu ke 3 dan 4 di bulan Mei dengan metode The Gantt Task and Bonus System. Sedangkan untuk metode Upah Per Potong Taylor bengkel perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 4.864.000 dan Rp 5.044.500 pada minggu ke 3 dan 4 di bulan Mei. Metode insentif yang direkomendasikan ke pihak bengkel adalah dengan metode The Gantt Task and Bonus System berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan pemilik bengkel.
English Abstract
SQ Body Repair is a company engaged in the field of automotive services in repairing fourwheeled vehicle bodies. SQ Body Repair repairs damage to the car body that is calculated in units of panels or parts in the car. The work process in this workshop includes the teter body process, putty process, surface / epoxy process, painting process, polishing process, and finally the car salon process. The problem in the SQ Body Repair workshop is the number of panel settlements that are not in accordance with the workshop completion target if calculated per period. The number of panels that must be completed by workers is not completed on time as planned by the workshop in recent months. At present there is no work measurement done by the workshop to determine the standard time needed for completion in each work operation. This has an impact on the error in the estimated completion time by the workshop. The absence of standard time owned by the SQ Body Repair workshop for each work operation carried out also impacts the performance of the mechanic in the production section. In addition, the workshop owner is also looking for ways to motivate the work of its employees, and looking for a number of different remuneration methods that are done by the workshop at this time. Therefore, this research will discuss the measurement of work time and incentive remuneration methods. This study began with measuring work time with the Stopwatch Time Study method. The initial step taken in carrying out work measurements is the division of operations into work elements. Furthermore, the work time data was taken to take a number of N and the adequacy test and data uniformity test were performed. After that time adjustments are made to the performance rating to get the normal time. After getting the normal time, the Allowance calculation is done to further get the standard time to complete a type of work and standard output per day that can be generated. After obtaining standard time and standard output, the incentive wage is calculated using the The Gantt Task and Bonus System method and Taylor's Per-Piece Wage. Reference in providing incentive pay is based on comparison of the output produced by each employee with the completion target set by the workshop. The target has already been taken into consideration from the calculation of standard output in work measurements that have been carried out. After calculating incentives with the two methods, the results of the calculations are compared and recommendations are given which methods are better applied at the SQ Body Repair workshop. The results of the calculation of work measurements using the Stopwatch Time Study method get standard time and output for each work process at the SQ Body Repair workshop. Incentive calculation is done by comparing employee productivity with the target set by the workshop. The results obtained from the calculation of each method are that the workshop needs to pay a total of Rp 5,320,000 and Rp5,590,000 in the 3rd and 4th weeks in May with the The Gantt Task and Bonus System method. As for the Taylor Cut Wage method, the workshop needs to pay Rp. 4,864,000 and Rp. 5,044,500 in weeks 3 and 4 in May. The recommended incentive method to the workshop is the The Gantt Task and Bonus System method based on discussions conducted with the workshop owner
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2019/1055/052000742 |
| Uncontrolled Keywords: | : Upah Insentif, Bengkel SQ Body Repair, Stopwatch Time Study, The Gantt Task and Bonus System, Upah Per Potong Taylor, Incentive Wages, SQ Body Repair Workshop, Stopwatch Time Study, The Gantt Task and Bonus System, Taylor Per Piece Wages |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.3 Personnel management (human resource management) > 658.32 Compensation management |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 16 Nov 2020 14:16 |
| Last Modified: | 25 Oct 2021 06:54 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178870 |
Preview |
Text
DICKY ANUGERAH (2).pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |