Pengaruh Penambahan Bakteri Selulolitik Dan Aspergillus Niger Ditinjau Dari Kandungan Nutrisi, Organoleptik Dan Kerapatan Jenis Fermentasi Tepung Bonggol Pisang

Satya, Pranaya Arya (2019) Pengaruh Penambahan Bakteri Selulolitik Dan Aspergillus Niger Ditinjau Dari Kandungan Nutrisi, Organoleptik Dan Kerapatan Jenis Fermentasi Tepung Bonggol Pisang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bonggol pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang terdapat diantara batang dan akar memiliki kandungan pati yang sangat tinggi. Kandungan nutrisi bonggol pisang kering antara lain bahan kering 17,46%; abu 16,00%; protein kasar 0,96%; serat kasar 14,50%; lemak kasar 0,75% dan BETN 67,79%. Pengolahan bonggol pisang menjadi tepung memiliki potensi sebagai alternatif bahan pakan dengan metode fermentasi sehingga dapat menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kandungan protein kasar. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri selulolitik dan Aspergillus niger terhadap kandungan nutrisi, organoleptik, dan kerapatan jenis dari tepung bonggol pisang terfermentasi. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi acuan dalam fermentasi tepung bonggol pisang menggunakan jenis bakteri yang berbeda. Penelitian dilakukan mulai tanggal 22 November 2018 – 20 Desember 2018 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi penelitian yang digunakan yaitu tepung bonggol pisang, isolat bakteri selulolitik, dan inokulum Aspergillus niger. Metode percobaan yang digunakan yaitu percobaan Laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 macam perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Adapun perlakuan terdiri dari P0 (tepung bonggol pisang tanpa penambahan inokulum bakteri selulolitik dan Aspergillus niger); P1 (fermentasi tepung bonggol pisang dengan penambahan Aspergillus niger); P2 (fermentasi tepung bonggol pisang dengan penambahan inokulum selulolitik hijauan); dan P3 (fermentasi tepung bonggol pisang dengan penambahan inokulum selulolitik dan Aspergillus niger). Variabel yang diukur antara lain kandungan nutrisi (BK, PK, LK, SK, dan GE); organoleptik (warna, tekstur, dan aroma); dan kerapatan jenis. Analisa data menggunakan Uji ANOVA dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Pengambilan data dilakukan setelah tujuh hari masa inkubasi fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi tepung bonggol pisang memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan nutrisi, kerapatan jenis, dan organoleptik substrat. Perlakuan fermentasi menyebabkan penurunan kadar BK, LK, SK, kerapatan jenis dan meningkatkan kadar PK dan GE. Perlakuan fermentasi terbaik yaitu pada P1 dengan penambahan Aspergillus niger dengan kadar % BK 58,67 3,55, kadar % PK 3,38 0,20, kadar % LK 0,80 0,04, kadar % SK 6,40 0,38, kadar GE 4356,69 262,10 kkal/kg, dan kerapatan jenis 221,66 6,84 g/ml. Kedua inokulum yang digunakan memiliki kemampuan mendegradasi selulosa yang terkandung dalam tepung bonggol pisang. Kesimpulan yang diperoleh yaitu fermentasi tepung bonggol pisang dengan bakteri selulolitik dan Aspergillus niger memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kandungan nutrisi, kerapatan jenis, dan organoleptik substrat. Perlakuan terbaik yaitu fermentasi dengan Aspergillus niger.

English Abstract

The purpose of this research was to find of effectiveness of addition cellulolytic bacteria and Aspergillus niger about nutrition contents, organoleptic, and density from a fermented banana root flour. The materials used for this research were banana root flour, isolat of cellulolytic bacteria, and inoculum of Aspergillus niger. The method was used in this experiment was Laboratory experiment with Completely Randomized Design with 4 treatments and 5 replications. Data was analyzed with analysis of variance (ANOVA) and then tested with Duncan’s Multiple Range Test Method. The result showed that treatments with isolate cellulolytic bacteria and Aspergillus niger in banana root dried has significantly effect (P<0.01) on reduced of dry matter, crude fat, crude fiber, density value, then increased crude protein, gross energy, and organoleptic score. The fermented used isolate Aspergillus niger has the best treatment on increased crude protein, while the best treatment to reduced crude fiber was used combination of isolate cellulolytic bacteria and Aspergillus niger. A conclusion of this research is fermentation treatments used isolate cellulolytic bacteria and Aspergillus niger addition gave significant effect to change nutrition contents, organoleptic, and density value of banana root flour.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/467/051910240
Uncontrolled Keywords: Aspergillus niger, banana root flour, cellulolytic bacteria, fermentation.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.085 Feeds and applied nutrition > 636.085 2 Applied nutrition
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 02 Oct 2020 02:11
Last Modified: 02 Oct 2020 02:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176717
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item