Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Daging Itik Di Rumah Makan “Bebek Goreng H. Slamet” Kota Malang

Aridayanti, Ariza Rizqi (2019) Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Daging Itik Di Rumah Makan “Bebek Goreng H. Slamet” Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rumah Makan “Bebek Goreng H. Slamet” merupakan salah satu rumah makan khas bebek goreng dengan bahan baku itik di kota Malang yang menyediakan olahan daging itik kualitas baik, sehingga terdapat sebuah sistem hubungan dalam pengadaan bahan baku daging itik dan sistem rantai pasok (supply chain) antara rumah makan “ Bebek Goreng H. Slamet” dengan supplier, pedagang dan peternak itik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui rantai pasok (supply chain) daging itik dari peternak ke rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet”. Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di peternakan itik, Pedagang itik dan Supplier itik yang memiliki RPI (Rumah Potong Itik) serta rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” dan 100 konsumen selama 1 bulan yaitu mulai dari tanggal 1 xii Desember 2018 sampai 1 Januari 2019. Metode Penelitian menggunakan metode survei dan Metode pengambilan Sampel dilakukan dengan metode Purposive sampling untuk rumah makan, dan metode snowball sampling sebagai pencarian rantai pasok. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden dengan kuisioner terstruktur serta studi literatur terkait dengan penelitian. Hasil Penelitian ini terdapat mata rantai yang berperan aktif dalam rantai pasok daging itik hingga ke konsumen akhir: (a) Peternak Itik, (b) Pedagang Itik dan (c) supplier itik. Aliran produk dalam rantai pasok daging itik dirumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” hanya terdapat dua macam aliran, yaitu aliran produk berupa itik dalam keadaan hidup yang berasal dari peternak dan pedagang menuju ke supplier, serta daging itik berbentuk karkas per ekor yang sudah dikemas dengan rapi menuju rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet untuk dilakukan pengolahan. Aliran Finansial dalam rantai pasok daging itik di rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” terjadi dalam 1 macam aliran dengan sistem transaksi pembayaran yang digunakan selama proses distribusi sangat mempengaruhi kinerja dari setiap mata rantai. Pada rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” terdapat dua alur pasokan (supply chain) daging itik dengan harga yang berbeda-beda yaitu aliran pertama dimulai dari peternak Bapak Suparman mengirim itik ke supplier Bapak Sanusi dengan harga Rp 31.500,- per ekor selanjutmya Bapak Sanusi sebagai supplier akan mengolah itik dalam bentuk karkas yang akan didistribusikan setiap hari pada rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” dengan harga Rp. 53.000,- per ekor karkas. Sedangkan pada aliran kedua sedikit berbeda dengan aliran pertama yaitu peternakan Bapak Suhartono menjual itik melalui pedagang itik yaitu Bapak Yoko sebesar Rp 25.000,- per ekor. Bapak Yoko selaku pedagang akan menjual itik tersebut kepada Supplier Bapak Sukaji dengan harga Rp. 35.000 per ekor. Di supplier itik akan dipotong hingga menjadi karkas yang akan dikirim ke rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” dengan harga Rp. 53.000,- per ekor karkas. Itik yang sudah menjadi karkas akan dipotong menjadi 4 bagian, per potong akan disajikan dalam bentuk porsi dengan harga Rp. 25.000,- per porsi. Mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh menggunakan metode Hayami dan menggunakan margin pemasaran pada tingkat peternak, pedagang dan supplier. Margin pemasaran yang diperoleh antar aliran berbeda-beda pada aliran satu yaitu tingkat peternak ke Supplier Rp. 21.500,-, supplier ke rumah Makan Bebek Goreng H. Slamet sebesar Rp 57.000,-. Sedangakan margin pada aliran kedua yaitu tingkat peternak ke Pedagang memiliki margin sebesar Rp. 10.500,-, pedagang itik ke supplier Rp. 17.500, supplier ke rumah makan Bebek Goreng H. Slamet 57.000,-. Nilai tambah rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” yang diperoleh sebesar Rp 8.663 ,- dengan persentase sebesar 34,6%. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah alur rantai pasok (supply chain) meliputi 3 aliran yaitu aliran produk terdapat itik dalam keadaan hidup dari peternak yang dikirim oleh pedagang yaitu menuju supplier untuk dilakukan pemotongan menjadi karkas. Itik yang telah dipotong menjadi karkas kemudian dikirim menuju rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” untuk diolah menjadi olahan daging Itik dan disajikan menuju konsumen akhir. Sedangkan aliran informasi dari hulu ke hilir maupun sebaliknya informasi mengenai pasokan mulai dari pakan ternak, vitamin dan DOD. Kedua peternak dari aliran ini dipasok oleh pemasok DOD. Aliran informasi saling berkaitan antar sesama peternak, pedagang, supplier dan rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet”. Aliran finansial dari hilir ke hulu yang mencangkup harga dari itik hidup, karkas sampai menjadi menu olahan bebek goreng di rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet”. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada tempat yang berbeda karena masih banyak lokasi di daerah Malang yang menjual olahan daging itik untuk melihat rantai pasok yang berbeda, dikarenakan setiap pemasok daging itik memiliki perbedaan dalam alur rantai pasok. Untuk rumah makan “Bebek Goreng H. Slamet” disarankan untuk menambah supplier guna untuk mengantisipasi langkanya produk (daging itik) karena akan menimbulkan suatu masalah dalam rantai pasok (supply chain).

English Abstract

This research conducted in restaurant Fried Duck Haji Slamet in Malang city. The aim of the research is to investigate the duck supply chain from the restaurant Fried Duck Haji Slamet. There are 2 supply streams, the first stream is Mr. Suparman's farm, Supplier and RPI (Duck Slaughterhouse) Mr. Sanusi. The second stream is Mr. Suhartono's Animal Husbandry, Trader Mr. Yoko, Supplier and RPI (Duck Slaughterhouse) Mr. Sukaji. From the two streams will be distributed to the fried duck Haji Slamet restaurant to the final consumer. Primary data obtained by survey methods uses a questionnaire structure consisting of information, goods, and financial flows along the supply chain. Secondary data is provided by related institutions. The results showed that the restaurant Fried Duck Haji Slamet has been supplied by two breeders, Mr. Suparman and Mr. Suhartono who will be channeled to traders Mr. Yoko and two suppliers who have RPI (Duck Slaughterhouse) namely Mr. Sanusi and Mr. Sukaji. Marketing Margin obtained at the breeder level Mr. Suparman and Supplier Mr. Sanusi are 21.500 IDR and breeders Mr. Suhartono and Duck Trader Mr. Yoko are 10.500 IDR traders of Mr. Yoko's duck and Mr. Sukaji's supplier are 17.50 IDR. The added value obtained by H. Slamet Fried Duck is 14.353 IDR with a ratio of 16.35%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/519/051910292
Uncontrolled Keywords: Supply Chain, Cost Production, and Value Added
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 01 Nov 2020 10:31
Last Modified: 01 Nov 2020 10:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176206
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item