Analisis Keputusan Petani Menanam Sengon Laut di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Wibowo, Haryo Adi Cahyo (2019) Analisis Keputusan Petani Menanam Sengon Laut di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Petani memiliki berbagai alternatif pilihan usahatani pada kawasan lahan kering. Ada yang memanfaatkan lahan kering secara intensif dan ada pula yang memanfaatkan lahan kering untuk ditanami pepohonan. Seperti halnya di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang terdapat sekumpulan petani yang menanam tanaman sengon laut. Padahal, petani lahan kering sekarang ini lebih cenderung memanfaatkan lahan untuk pertanian yang intensif, akan tetapi petani-petani di Desa Kucur tersebut masih bertahan untuk menanam tanaman sengon laut yang bersifat jangka panjang. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi karakteristik rumah tangga petani sengon laut, mengindentifikasi motif dan rasionalitas petani menanam sengon laut, menjelaskan motif petani menanam sengon laut dari perspektif pertanian berkelanjutan, menganalisis hubungan karakteristik rumah tangga petani sengon laut dengan motif petani menanam sengon laut. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis dengan tabel frekuensi dan tabel silang. Analisis tabel frekuensi digunakan untuk mengindentifikasi motif dan rasionalitas petani menanam sengon laut, serta menjelaskan motif petani menanam sengon laut dari perspektif pertanian berkelanjutan. Sedangkan, analisis tabel silang digunakan untuk mengukur hubungan antara karakteristik rumah tangga petani sengon laut dan motif petani menanam sengon laut di Desa Kucur. Petani yang menanam sengon laut di Desa Kucur memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut yaitu berumur di atas 50 tahun sebanyak 60%, tingkat pendidikan formal sekolah dasar ke bawah sebanyak 73%, memiliki luas lahan garapan kurang dari 1 ha sebanyak 83%, memiliki ternak sebesar 87% dengan didominasi jenis ternak sapi sebesar 47%. Selain itu, rumah tangga petani sengon laut didominasi sumber nafkah dari pertanian dan non-pertanian sebanyak 86,67% dengan didominasi jenis pekerjaan: (petani, buruh pabrik & ibu rumah tangga) dan (petani, buruh bangunan & ibu rumah tangga) masing-masing 10%. Motif petani menanam sengon laut antara lain keterbatasan modal usahatani, keterbatasan tenaga kerja, kondisi lahan, manajemen lahan, dukungan harga dan pasar sengon laut, sistem maro dengan tanaman budidaya sengon laut. Secara umum, petani sengon laut tidak memfokuskan untuk mencari hasil maksimal yang seharusnya dapat diraih (profit maximization) melalui sumberdaya lahan yang digarapnya, akan tetapi petani lebih menekankan pada aspek hasil yang mampu diperoleh dari lahannya dengan kecenderungan ―mengutamakan/mendahulukan selamat‖ (safety-first) agar terhindar dari risiko-risiko kegagalan panen maupun beban hidup yang semakin meningkat. Selain itu, petani sengon laut juga memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi diri melalui pengembangan usaha atau pekerjaan di luar pertanian. Petani memandang bahwa kegiatan menanam sengon laut merupakan sumber nafkah sampingan (jangka panjang), sedangkan usaha/pekerjaan selain pertanian merupakan sumber nafkah yang utama (jangka pendek). Motif petani menanam sengon laut dilihat dari perspektif pertanian berkelanjutan lebih cenderung pada aspek ekonomi dan tidak memperlihatkan secara eksplisit aspek konservasi lingkungan. Variabel luas lahan dengan motif petani menanam sengon laut memiliki hubungan yang kuat karena nilai persentasenya cenderung memiliki perbedaan yang jauh atau nilai yang ekstrim seperti pada kategori A yaitu 67% dan 17% atau pada kategori C yaitu 17% dan 58%. Variabel sumber nafkah dengan motif petani menanam sengon laut juga memiliki hubungan yang kuat karena nilai persentasenya cenderung memiliki perbedaan yang jauh atau nilai yang ekstrim seperti pada kategori A yaitu 0% dan 54% atau pada kategori C yaitu 100% dan 23%. Sedangkan, variabel lainnya seperti umur, tingkat pendidikan formal memiliki hubungan yang lemah dengan variabel motif menanam sengon laut karena nilai persentasenya cenderung memiliki perbedaan yang tidak jauh. Dalam rangka menjaga kelestarian jasa lingkungan di Desa Kucur maupun secara luas di daerah lahan kering maka perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mensosialisasikan konsep pertanian berkelanjutan. Sehingga pemerintah dalam hal ini perlu membuat kebijakan yang mendukung dan memfasilitasi praktek pertanian berkelanjutan khususnya penanaman sengon laut. Kebijakan-kebijakan yang sekiranya perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a) memberikan penyuluhan tentang pentingnya praktek konservasi lahan kering, khususnya melalui praktek usahatani sengon laut yang mengacu pada konsep pertanian berkelanjutan, b) memberikan insentif kepada petani untuk menanam sengon laut melalui progam bibit sengon laut gratis. Selain itu, saran untuk penelitian selanjutnya terkait keputusan menanam sengon laut yakni diperlukan penelusuran lebih lanjut pada aspek bagaimana rumah tangga petani sengon laut dapat memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek.

English Abstract

Farmers have a variety of alternative farming choices in dryland areas. There are those who use dry land intensively and some use dry land to plant trees. As in Kucur Village, Dau District, Malang Regency there is a group of farmers who grow sengon laut. In fact, dryland farmers nowadays are more likely to use land for intensive agriculture, but farmers in Kucur Village still survive to plant long-term sengon laut plants. This study aims to identify the household characteristics of sengon laut farmers, identify the motives and rationality of farmers planting sengon laut, explain the motives of farmers to plant sengon laut from a sustainable agriculture perspective, analyze the relationship between the characteristics of sengon laut farmers and the motives of farmers to plant sengon laut. The data analysis method used is analysis with frequency tables and cross tables. Frequency table analysis is used to identify the motives and rationality of farmers planting sengon laut, and explain the motives of farmers to plant sengon laut from a sustainable agriculture perspective. Whereas, cross table analysis is used to measure the relationship between the characteristics of the household sengon laut farmers and the motives of farmers to plant sengon laut in Kucur Village. Farmers who plant sengon laut in Kucur Village have several characteristics. These characteristics are over 50 years old as much as 60%, the formal education level of elementary school and below as much as 73%, has a cultivated land area of less than 1 ha as much as 83%, owns livestock at 87% with dominated by cow 47%. In addition, sengon laut farmer households are dominated by livelihoods from agriculture and non-agriculture as much as 86.67%, dominated by types of work: (farmers, factory workers & housewives) and (farmers, construction workers & housewives) respectively 10%. The motives of farmers to cultivate sengon laut include limitations on farming capital, limited labor, land conditions, land management, support of the sengon laut price and market, the maro system with sengon laut cultivation. In general, sengon laut farmers do not focus on finding the maximum results that should be achieved (profit maximization) through the land resources they cultivate, but farmers emphasize more on the yield aspects that can be obtained from their land with the tendency to "prioritize safety" (safety- first) to avoid the risks of crop failure and increasing life loads. In addition, sengon laut farmers also have a tendency to actualize themselves through business development or work outside of agriculture. Farmers consider that the activity of planting sengon laut is a side source of income (long term), while businesses / jobs other than agriculture are the main source of livelihood (short term). The motives of farmers to plant sengon laut viewed from the perspective of sustainable agriculture more inclined to economic aspects and do not explicitly show aspects of environmental conservation. Variable area of land with the motives of farmers to plant sengon laut has a strong relationship because the percentage value tends to have distant differences or extreme values such as in category A which is 67% and 17% or in category C which is 17% and 58%. Livelihood variables with the motives of farmers planting sengon laut also have a strong relationship because the percentage values tend to have far differences or extreme values such as in category A, namely 0% and 54% or in category C which are 100% and 23%. Whereas, for other variables such as age, the formal education level has a weak relationship with the motive variable of planting sengon laut because the percentage value tends to have a difference that is not far away. In order to preserve environmental services in Kucur Village and widely in dry land areas, it is necessary to have community empowerment that aims to socialize the concept of sustainable agriculture. So that the government in this case needs to make policies that support and facilitate sustainable agricultural practices, especially planting sengon laut. The policies that need to be carried out are as follows: a) providing information on the importance of dry land conservation practices, especially through the practice of sengon laut farming which refers to the concept of sustainable agriculture, b) providing incentives to farmers to plant sengon laut through program for giving free sengon laut seeds. In addition, suggestions for the next research related to the decision to plant sengon laut that is, further investigation is needed on the aspects of how sengon laut farmer households can fulfill their short-term life needs.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/640/051907414
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.5 Management of production > 658.57 Research and Development
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:19
Last Modified: 24 Aug 2020 07:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173702
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item