Debora S., Hotma (2019) Uji Komposisi Penggunaan Media Tanam Terhadap Pembibitan Tanaman Kopi (Coffea Arabica). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain itu, kopi merupakan salah satu sumber devisa negara dan juga sebagai sumber penghasilan bagi petani kopi, penciptaan lapangan kerja, pendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah. Provinsi Sumatera Utara merupakan produsen terbesar kopi arabika di Indonesia dengan produksi kopi pada tahun 2016 mencapai 50.405 ton (Kementerian Pertanian, 2016). Produksi kopi di Sumatera Utara memberikan kontribusi 30% dari produksi nasional. Posisi kedua ditempati Aceh sebanyak 44.540 ton (27%) disusul oleh Sulawesi Selatan 21.802 ton (12%) dan Sumatera Barat 15.930 ton (9%). Berdasarkan aspek pangsa produksi, kopi Arabika sumatera Utara dipasok dari Kabupaten Tapanuli Utara (20,16%), Kabupaten Dairi (19,52%), Kabupaten Simalungun (17,27%), Kabupaten Karo (13,96%), Kabupaten Humbang Hasundutan (12,03%), dan kabupaten lainnya (16,62%) (Kementerian Pertanian, 2016). Kulit kopi kering yang dihasilkan dari tiap satu ton buah basah yaitu sebanyak 200 kg. Jumlah limbah kopi yang perlu ditangani sebesar 44,6% dari berat buah kering (Widyotomo, 2012). Menurut Ditjenbun (2006), limbah segar yang akan dihasilkan dari 1 ha areal pertanaman kopi yaitu sekitar 1,8 ton atau setara dengan produksi tepung limbah 630 kg. Jumlah limbah kopi yang dihasilkan akan bertambah terus-menerus apabila tidak dilakukan pengolahan. Hal ini dapat mengakibatkan potensi pencemaran yang besar dari limbah padat jika tidak dimanfaatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 43,3%, kadar nitrogen 2,98%, fosfor 0,18% dan kalium 2,26%. Kulit buah kopi banyak mengandung unsur hara N,P,K yang cukup tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah kulit buah kopi ini dengan cara melakukan pengomposan. Kompos kulit buah kopi ini dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai media tanam. Media tanam merupakan salah satu teknik budidaya yang dapat meningkatkan kualitas dan mutu dalam pembibitan tanaman kopi. Penggunaan media tanam yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari efektivitas dari limbah kulit kopi sebagai media tanam alternatif dalam pembibitan tanaman kopi dan pengolahan limbah kulit kopi. Hipotesis yang diberikan adalah limbah kulit kopi dapat menjadi media tanam alternatif dalam pembibitan tanaman kopi sehingga dapat mengurangi limbah kulit kopi yang dihasilkan dari buah kopi. Penelitian dilaksanakan di Desa Gurgur Aek Raja, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada bulan Januari-Mei 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana dengan faktor media tanam dan 9 taraf perlakuan serta 3 kali ulangan. M0 : Tanah 100%, M1 : Tanah 90% + kompos kulit buah kopi 10%, M2 : Tanah 80% + kompos kulit buah kopi 20%, M3 : Tanah 60% + kompos kulit buah kopi 40%, M4 : Tanah 50% + kompos kulit buah kopi 50%, M5 : Tanah 40% + kompos kulit buah kopi 40%, M6 : Tanah 30% + kompos kulit buah kopi 70%, M7 : Tanah 20% + kompos kulitbuah kopi 80%, M8 : Kompos kulit buah kopi 100%. Alat-alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul, polybag, penggaris, jangka sorong, gembor, jaring, label, alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah benih kopi, kompos kulit buah kopi, tanah (top soil), pupuk Urea dan fungisida. Adapun variable pengamatan yang akan diamati antara lain persentase perkecambahan, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas permukaan daun, berat basah dan berat kering. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media tanam kompos kulit kopi 100% (M8) memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas permukaan daun, berat basah dan berat kering tanaman dibandingkan dengan perlakuan media tanam tanah 100% (M0). Perlakuan media tanam kompos kulit kopi dapat digunakan sebagai substitusi media tanam tanah dalam pembibitan tanaman kopi. Analisa usahatani pembibitan tanaman kopi menunjukkan nilai R/C Ratio tertinggi sebesar 2,29 yaitu pada perlakuan media tanam kompos kulit kopi 100% dan terendah sebesar 1,19 pada perlakuan media tanam tanah 100%. Penggunaan kompos kulit kopi sebagai media tanam dalam pembibitan tanaman kopi dapat dilakukan sebagai salah satu cara dalam mengurangi limbah kulit kopi.
English Abstract
Coffee is one of estate comodity in Indonesian which have a high economic value. Other than that, coffee is one source foreign exchange and also as a source of income for coffee farmers, job creation, agribusiness and agroindustry drivers and regional development. Province of North Sumatera is the largest manufacture of Arabika coffeein Indonesian with coffee production in the year 2016 to achieve 50.405 tons (Ministry of Agriculture, 2016). Coffee production in North Sumatera contribute 30% of national production. Second position is occupied by Aceh as much as 44.540 tons (27%) followed by South Sulawesi 21.802 tons (12%) and West Sumatera 15.930 tons (9%). Based on the production aspect of the share, Arabika coffee of North Sumatera supply from North Tapanuli District (20,16%), Dairi District (19,52%), Simalungun District (17,27%), Karo District (13,96%), Humbang hasundutan District (12,03%) and other districs (16,62%) (Ministry of Agriculture, 2016). Dry coffee skin produced from every ton of wet fruit is as many as 200 kg. According Ditjenbun (2016), fresh waste to be generated from 1 ha of coffee planting is 1.8 or equivalent to the production of waste of 630 kg. The amount of the skin of the resulting skin of the coffee wil increase continuosly when not processed. This can lead to the potential of large pollution of solid waste if not utilized. Result of the research show that the organic C skin fruit coffee are 43,3%, Nitrogen levels 2,98%, Phospor 0,18% and Potassium 2,26%. A large coffee fruit contains a high level Notrogen, Phospor, Potassium nutrient element. Efforts can be made to handle this coffee fruit peel waste by composting. One of these compost can be used as a planting medium. Growing media is one of the cultivation techniques that can improve the quality of seedlings coffee plants. The use of the right planting media will provide optimal growth for plants. The aims of the experiment is to study effectivity from coffe husk waste as a planting medium alternative in a coffee seedlings and processing coffee husk waste. The hypothesis of the experiment is coffee husk waste can be an alternative growth medium in coffee plant seedlings so that it can reduce coffee husk waste produced from coffee fruit. The experiment was conducted in Gurgur Aek Raja Village, Tampahan Sub District, Toba Samosir District, North Sumatra in January-May 2019. The experiment was designed in a Randomized Block Design (RBD), with 9 treatment combinations and 3 replications. M0 : 100 % Soil, M1 : 90 % Soil + 10 % Coffee husk compos, M2 : 80 % Soil + 20 % Coffee husk compos, M3 : 60 % Soil + 40 % Coffee husk compos, M4 : 50 % Soil + 50 % Coffee husk compos, M5 : 40 % Soil + 60 % Coffee husk compos, M6 : 30 % Soil + 70 % Coffee husk compos, M7 : 20 % Soil + 80 % Coffee husk compos, M8 : 100 % Coffee husk compos. The tools used in the research are hoes, polybags, rulers, calipers, fat, nets, labels, stationery and cameras. The materials used are coffee seeds, coffee fruit skin compost, top soil, Urea fertilizer and fungicides. The observation parameters to be observed include the percentage of germination, plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, fresh weight and dry weight.The results showed that the treatment of 100% (M8) coffee husk compost media gave a significantly different effect on the parameters of plant height, number of leaves, stem diameter, leaf area, fresh weight and dry weight of plants compared to 100% soil planting media treatment (M0 ). The treatment of coffee husk compost media can be used as a substitution of soil planting media in seedlings of coffee plants. Analysis of coffee seedlings farming shows the highest R / C Ratio value of 2.29, namely in the treatment of 100% coffee husk compost growing media and the lowest is 1.19 in 100% soil planting media treatment. The use of coffee husk compost as a growing medium in seedlings of coffee plants can be done as a way to reduce coffee skin waste.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2019/731/051907646 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops > 633.73 Coffee > 633.738 Special cultivation methods; Fertilizers, soil conditioners, growth regulators > 633.738 9 Fertilizers, soil conditioners, growth regulators > 633.738 975 Compost |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 14 Oct 2019 06:48 |
| Last Modified: | 14 Oct 2019 07:25 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173646 |
Actions (login required)
 |
View Item |