Analisis Efisiensi Pemasaran Wortel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Putri, Cantik Diani (2019) Analisis Efisiensi Pemasaran Wortel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman hortikultura merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian selain tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Tanaman hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan memegang peranan penting untuk keseimbangan pangan sehingga harus tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik, aman dikonsumsi, harga yang terjangkau, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu jenis tanaman hortikultura yang merupakan bahan pangan sayuran yang digemari dan dapat dijangkau oleh semua masyarakat adalah wortel. Wortel mengandung vitamin A dalam jumlah yang tinggi sehingga sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata. Kandungan gizi wortel berupa beta karoten memiliki fungsi terhadap radikal bebas yang sering kali menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker. Kota Batu merupakan salah satu wilayah yang memiliki iklim serta topografi yang cocok untuk budidaya wortel sehingga komoditas wortel cukup banyak ditanam di berbagai daerah di Kota Batu. Salah satu sentra tanaman wortel yang terdapat di Kota Batu terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Para petani wortel di Desa Tulungrejo menerima harga jual rendah dari harga yang seharusnya dibayarkan oleh lembaga pemasaran karena tidak adanya standarisasi harga dalam penetapan harga. Petani hanya sebagai penerima harga (price taker). Selain itu proses pemasaran juga melibatkan lembaga pemasaran, panjang pendeknya saluran pemasaran dapat berdampak terhadap marjin pemasaran yang diterima petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Tujuan penelitian ini adalah: (a) Menganalisis saluran pemasaran dan fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran wortel yang ada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, (b) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran wortel dari Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu berdasarkan pendekatan marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan atas biaya pemasaran, dan struktur pasar, (c) Menganalisis tingkat efisiensi harga dan efisiensi operasional lembaga pemasaran wortel dari Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan lembaga lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran, saluran pemasaran yang telah berjalan pada proses pemasaran wortel, serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis tingkat efisiensi pemasaran diantaranya marjin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan atas biaya pemasaran, struktur pasar yang dihitung menggunakan CR4 (Concentration Ratio) dan HHI (Herfindahl Hirshcan Index), serta efisiensi harga dan efisiensi operasional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran yang terdapat di daerah penelitian. Saluran pemasaran tersebut diantaranya adalah I) ii Petani – pedagang pengumpul desa – tengkulak – pedagang besar – pedagang pengecer, II) Petani – tengkulak – pedagang besar luar kota, III) Petani – tengkulak – pedagang besar – pedagang pengecer, IV) Petani – tengkulak – pedagang besar. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh tiap-tiap lembaga pemasaran berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Adapun fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran yaitu: (a) Pedagang pengumpul desa melakukan fungsi pertukaran dan fungsi fisik, (b) Tengkulak melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, (c) Pedagang besar melakukan fungsi pertukaran dan fugsi fisik (transportasi), dan fungsi fasilitas (d) Pedagang pengecer melakukan fungsi pertukaran dan fugsi fisik (transportasi). Efisiensi pemasaran wortel berdasarkan saluran pemasaran yang ada dari Desa Tulungrejo dinyatakan sudah efisien. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan beberapa indikator: (a) Marjin dan distribusi marjin sudah dikatakan efisien, karena keuntungan yang diperoleh pada setiap lembaga pemasaran telah terdistribusi secara proporsional yakni yaitu kurang dari sama dengan 50 persen, (b) Farmer’s share dari seluruh saluran pemasaran dapat dinyatakan efisien, namun pada saluran pemasaran II farmer’s share masih belum dikatakan efisien karena nilai farmer’s share yang didapatkan kurang dari sama dengan 40 persen, (c) Rasio keuntungan atas biaya pemasaran pada keempat saluran pemasaran dapat dikatakan efisien, hal tersebut karena nilai rasio keuntungan atas biaya pemasaran pada keempat saluran pemasaran tersebut lebih dari 1, (d) Struktur pasar yang terbentuk cenderung mengarah pada pasar oligopsoni yang didapatkan melalui analisis Concentration Ratio (CR4) dan Herfindahl Hirshcan Index (HHI). Efisiensi pemasaran wortel ditiap lembaga pemasaran ditunjukkan oleh efisiensi harga dan efisiensi operasional. Efisiensi harga berdasarkan biaya transportasi dan biaya processing pada seluruh lembaga pemasaran sudah dinyatakan efisien. Hal tersebut karena perbandingan selisih harga jual antar lembaga pemasaran lebih besar dari pada biaya transportasi dan biaya processing yang dikeluarkan. Hasil efisiensi operasional dilihat dari penggunaan transportasi, hanya terdapat beberapa lembaga pemasaran yang sudah efisien. Lembaga pemasaran yang tidak efisien dalam hal transportasi dikarenakan kapasitas angkutnya lebih rendah dari pada kapasitas normalnya (under capacity). Saran dalam penelitian ini adalah petani sebaiknya memaksimalkan kualitas produknya dan memasarkan wortel di kelompok tani, karena pada umumnya kelompok tani mendapatkan informasi harga wortel di pasaran sehingga dalam penentuan harga jual petani dapat menentukan harga jualnya sendiri. Selain itu, lembaga pemasaran yang terlibat pada proses pemasaran wortel sebaiknya menggunakan alat transportasi sesuai dengan banyaknya wortel yang akan diangkut, sehingga transportasi yang digunakan tersebut kapasitas angkutnya sesuai dengan kapasitas normal.

English Abstract

Horticulture is one of agriculture sector beside crops and plantation. Horticulture In particular, vegetables and fruits have essential role for balance crops so that it should be provided every time in enough number, good quality, safe to be consumed, relative price, and can be accessed by all society. One of horticulture that belongs to food vegetables who is fancied by the entire people is carrot. Carrot has vitamin A in the high number so that useful for protecting eye health it has nutrient which called beta carotene that function to attack radicals in which cause harmful ill like cancer. Batu is one of area that has climate also appropriate typography for development carrot so that has enough commodities to be planted in several area in Batu City. One of those that locate at Tulungrejo Village Bumiaji District in Batu City. The farmers at Tulungrejo Village accept the low rate from the exactly rate that must be paid by marketing institution due to none of rate standardization in implementing rate. They only as the price taker. Beside that, the marketing process also involve marketing institution. The size of marketing channel can impact on marketing margin which can be accepted by the farmers with the rate that is paid by consumers. The goal of this research was: (a) Analyzing the marketing channels and marketing functions carried out by carrot marketing agency in Tulungrejo Village, Bumiaji District in Batu City, (b) Analyzing the level of efficiency carrot marketing at Tulungrejo Village Bumiaji District in Batu City based on marketing margin approach., Farmer’s share or profit ratio on marketing cost and market structure, (c) Analyzing the level of price efficiency and operational efficiency of carrot marketing institutions from Tulungrejo Village Bumiaji District in Batu. The technical analysis of the data used is descriptive analysis and quantitative analysis. Descriptive analysis is used to explain the marketing institutions involved in the marketing process, marketing channels that have been running in the process of marketing carrots, and marketing functions carried out by marketing institutions. While quantitative analysis is used to analyze the level of marketing efficiency including marketing margins, farmer's share, profit ratio on marketing costs, market structure calculated using CR4 (Concentration Ratio) and HHI (Herfindahl Hirshcan Index), as well as price efficiency and operational efficiency. The results showed that there were four marketing channels in the research area. The marketing channels include: I) Farmers - village collectors - middlemen - wholesalers - retailers, II) Farmers - middlemen - big traders out of town, III) Farmers - middlemen - wholesalers - retailers, IV) Farmers - middlemen - wholesalers. The marketing functions carried out by each marketing agency vary according to their needs and capabilities. The marketing functions carried out by marketing institutions are: (a) Village collector performs the function of exchange iv and physical function, (b) Middlemen perform exchange functions, physical functions, and functions of facilities, (c) Wholesalers carry out exchange and physical functions (transportation), and function of facilities (d) Retailers carry out exchange functions and physical (transportation) functions. The efficiency of marketing carrots based on existing marketing channels from Tulungrejo Village is stated to be efficient. This is indicated by several indicators: (a) Margin and margin distribution have been said to be efficient, because the profits obtained from each marketing agency have been proportionally distributed, ie less than 50 percent, (b) Farmer's shares from all marketing channels can be stated efficient, but in the marketing channel II farmer's share is still not said to be efficient because the value of the farmer's share obtained is less than 40 percent, (c) The ratio of profit to marketing costs in the four marketing channels can be said to be efficient, because the ratio of profit to cost marketing on the four marketing channels is more than 1, (d) The formed market structure tends to lead to the oligopsonistic market obtained through the analysis of Concentration Ratio (CR4) and the Herfindahl Hirshcan Index (HHI). The efficiency of carrot marketing in each marketing institution is shown by price efficiency and operational efficiency. Price efficiency based on transportation costs andcosts processing in all marketing institutions has been declared efficient. This is because the comparison of the difference in selling prices between marketing institutions is greater than the transportation costs andcosts processing incurred. The results of operational efficiency are seen from the use of transportation, there are only a few marketing agencies that are already efficient. Marketing institutions that are not efficient in terms of transportation because the carrying capacity is lower than the normal capacity (under capacity). Suggestions in this study are farmers should maximize the quality of their products and market carrots in farmer groups, because in general farmer groups get information on carrot prices on the market so that in determining the selling price farmers can determine their own selling price. In addition, marketing agencies involved in the process of marketing carrots should use transportation equipment in accordance with the number of carrots to be transported, so that the transportation used is in accordance with normal capacity.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/3/051906740
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.8 Managemet of marketing > 658.81 Sales management
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Aug 2020 03:00
Last Modified: 27 Feb 2023 05:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172689
[thumbnail of Cantik Diani Putri (2).pdf] Text
Cantik Diani Putri (2).pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item