Syafadilah, Rizky Nur Pradhana (2019) Konstruksi Pernikahan dan Perjodohan Endogami pada Keluarga Kiai Desa Prajjan Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pernikahan dan perjodohan endogami pada keluarga kiai yang terjadi di Desa Prajjan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang merupakan salah satu budaya masyarakat yang masih tetap dipertahankan. Adapun budaya tersebut dilestarikan karena atas dasar adanya nasab yang dipercayai sebagai penerus gelar seorang kiai, menjalin tali silaturahmi lebih erat, dan meneruskan ajara agama. Budaya perjodohan ini menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif terhadap perempuan, akan tetapi keluarga kiai Desa Prajjan masih mempertahankannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontruksi sosial yang menggunakan teori Peter L Berger dan Thomas Luckmannn terkait pernikahan dan perjodohan endogami pada keluarga kiai tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menghasilkan data secara pengalaman individu akan proses perjodohan dari perempuan pada keluarga kiai. Metode penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa dampak yang melatarbelakangi keluarga kiai Desa Prajjan tetap mempertahankan pernikahan dan perjodohan endogami diantaranya: konstruksi perjodohan yang melalui internalisasi, obyektivikasi, dan eksternalisasi yang bertujuan untuk mempertahankan gelar seorang kiai dan menjaga tali silaturahmi keluarga kiai. Dalam pelaksanaannya perkawinan dan perjodohan endogami itu sendiri antara lain: mempererat tali persaudaraan, serta tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga dari pernikahan endogami.
English Abstract
Endogamous marriage between clerical families in Prajjan Village, Camplong Subdistrict, Sampang Regency is one of the cultures that are still maintained. The culture is preserved because on the basis of the existence of the kinship, which is believed to be the successor to the title of a Kiai, establishes a closer relationship, and carries on the religious teachings. Although this endogamous marriage culture raises several positive and negative impacts mostly at the women within the family, the clerical families in Prajjan Village still maintains it. This study uses qualitative with a phenomenological approach that produces data on individual experience of the endogamous marriage process in clerical families, and uses the social construction theory of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. The method of determining the informants that is used in this study is purposive sampling. The result of this study is there are several impacts that affected the clerical families in the Prajjan village to keep maintaining endogamous marriage culture. One of the reasons is that there is a construction in endogamous marriage through internalization, objectification, and externalization which aims to preserve the title of Kiai, and the kinship between the clerical families. The implementation of endogamous marriage is not only strengthening the kinship, but also there is an absence of conformity from the endogamous marriage.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FISIP/2019/458/051904146 |
Uncontrolled Keywords: | Konstuksi Sosial, Pernikahan Endogami, Keluarga Kiai Social Construction, Endogamous Marriage, Clerical Families |
Subjects: | 300 Social sciences > 306 Culture and institutions > 306.8 Marriage and family |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 Jul 2020 07:15 |
Last Modified: | 31 Jul 2020 04:53 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/170363 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |