Dewi, Ade Ayu Friska (2018) Stigma Sosial pada Penderita TBC di Desa Grajagan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
TBC (Tuberkulosis) merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang diakibatkan bakteri mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini tergolong penyakit menular, dengan sumber penyebarannya adalah penderita TBC aktif. Hal tersebut mengakibatkan penderita TBC menjadi sosok yang berbeda di masyarakat. Para penderita TBC dianggap sebagai ancaman menyebarkan penyakit, masyarakat juga menganggap bahwa penderita TBC tidak memiliki kemampuan yang sama dengan masyarakat dominan akibat penyakit yang dideritanya. Penelitian dengan judul “Stigma Sosial pada Penderita TBC di Desa Grajagan”, memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana terbentuknya stigma sosial dan dampaknya pada penderita TBC di Desa Grajagan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana terbentuknya stigma sosial yang ada di masyarakat Desa Grajagan mengenai penyakit TBC dan bagaimana dampak yang muncul akibat stigma tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Stigma milik Erving Goffman. Pemilihan teori ini dikarenakan peneliti ingin melihat stigma yang terjadi pada penderita TBC di Desa Grajagan. Stigma muncul karena adanya perbedaan antara Virtual Social Identity dengan Actual Social Identity dan penderita TBC dianggap masuk dalam Actual Social Identity yang artinya dianggap memiliki atribut yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dominan yaitu sehat jasmani dan rohani. Berdasarkan analisa data yang sudah dilakukan, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat stigma pada Penderita TBC di Desa Grajagan, stigma yang muncul yaitu ancaman menularkan penyakit, tidak mampu menjadi bagian panitia acara desa. Stigma tersebut muncul karena penderita TBC dianggap memiliki atribut yang berbeda dengan masyarakat dominan. Penderita TBC dianggap tidak memiliki atribut untuk masuk dalam kategori Virtual Social Identity dimana masyarakat menginginkan semua anggota masyarakat memiliki kondisi tubuh yang sehat jasmani dan rohaninya. Sehat jasmani dengan tidak mengidap penyakit menular, sedangkan sehat rohani yang berarti tidak sakit jiwa. Kemudian Actual Social Identity yang terdapat di Desa Grajagan bahwa masih ada orang yang tidak sehat secara jasmani seperti penderita TBC. Stigma yang muncul pada akhirnya memberikan dampak bagi penderita TBC. Terdapat dampak positif maupun negatif.
English Abstract
TB (Tuberculosis) is a respiratory tract infection caused by bacteria mycobacterium tuberculosis. This disease is classified as contagion, with the source of its contagion is active tubercular. This resulted in tubercular causes different figures in the society. TB sufferers are considered as a threat to spread disease, the community also considers that TB sufferers do not have the same ability as the dominant community due to their illness. The study entitled "Social Stigma on TB Patients in Grajagan Village", has a formulation of the problem, namely how the formation of social stigma and its impact on TB patients in Grajagan Village. The purpose of this study is to see how the social stigma that exists in the Grajagan Village community regarding TB disease and how the impact arises due to the stigma. This study used qualitative method with a case study approach. This study used the theory of Stigma belonging to Erving Goffman. The determination of this theory was because researcher want to know the stigma occurs in tubercular in Grajagan Village. Stigma arised because of the difference between Virtual Social Identity and Actual Social Identity and tubercular are considered to be included in the Actual Social Identity which means that they are considered to have attributes that are not in accordance with the expectations of the dominant community, namely physical and spiritual health. Based on data analysis that has been done, the results of the study shows there is indeed a stigma in tubercular in Grajagan Village, the arises stigma is the threat of transmitting the disease, unable to be the part of village event committee. The stigma arises because tubercular are believed to have different attributes than the dominant society. Tubercular are believed that it have the attribute to be included in the category of Virtual Social Identity where people want all members of the society to have healthy physical and spiritual condition. Physical health do not have an contagion, while being spiritually healthy means they do not have mental illness. Then the Actual Social Identity in Grajagan Village that there are still people who are physically fit like tubercular. The stigma emerges ultimately has an impact on tubercular. There are positive and negative impacts.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FISIP/2019/30/051902402 |
Uncontrolled Keywords: | Penderita TBC, Stigma Sosial, Erving Goffman Tubercular, Social Stigma, Erving Goffman |
Subjects: | 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.5 Relation of individual to society > 302.542 Deviation |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 05 Jun 2020 06:25 |
Last Modified: | 15 Jul 2022 03:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168985 |
Text
Ade Ayu Friska Dewi (2).pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |