Strategi Perbaikan Kualitas Proses Produksi Enting Geti Dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus Pada Klaster Enting Geti Di Kabupaten Blitar).

Puspitasari, Ninda Ayu (2018) Strategi Perbaikan Kualitas Proses Produksi Enting Geti Dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) (Studi Kasus Pada Klaster Enting Geti Di Kabupaten Blitar). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu produk olahan di kecamatan Kademangan, Blitar adalah enting geti, yakni makanan yang berasal dari kacang tanah, wijen ataupun gabungan dari keduanya. UKM yang masuk klaster di Desa Rejowinangun sebanyak 6 UKM. Permasalahan utama pada UKM yakni keberagaman proses produksi antar UKM dan formula yang belum sesuai standar sehingga menyebabkan inkonsistensi mutu. Alhasil, diperlukan adanya perbaikan kualitas pada proses produksi agar memenuhi keinginan konsumen dan sesuai SNI. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula terbaik enting geti berdasarkan SNI dan menentukan strategi perbaikan kualitas proses produksi. Penelitian menggunakan 2 pengujian yakni uji penerimaan konsumen (uji organoleptik) dengan menyebar kuesioner kepada 30 orang (random sampling) dengan syarat mengetahui & minimal 1 kali mengkonsumsi enting geti. Pengujian ini untuk mengetahui tingkat kesukaan dan persepsi konsumen yang kemudian dianalisis dengan metode Indeks Efektivitas (IE). Pengujian kedua adalah uji laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian formula awal produk dengan SNI dan dianalisis menggunakan metode Multiple Attribute (MA). Parameter yang diperhitungkan meliputi kadar air, asam lemak bebas dan angka lempeng total. Perbaikan proses produksi dilakukan pada proses karamelisasi dan pengurangan komposisi wijen. Perlakuan yang digunakan meliputi suhu pemasakan yakni 75ºC dan 85ºC. Hasil penerimaan konsumen dan uji laboratorium menunjukkan bahwa perlakuan kedua (suhu 85ºC) merupakan perlakuan terbaik. Sementara, penentuan strategi terbaik dengan ix menyebar kuesioner kepada 4 pakar meliputi 2 orang (UKM), 1 orang (Disperindag) dan 1 orang (akademisi). Variabel yang digunakan meliputi bahan baku (0,306) dan proses produksi (0,634), dimana proses produksi adalah variabel yang paling penting. Hasil penentuan strategi perbaikan kualitas adalah menjalin kemitraan mendapatkan peringkat pertama (0,376), standarisasi kualitas peringkat kedua (0,365), dan peningkatan akses informasi peringkat ketiga (0,142). Menjalin kemitraan dapat dilakukan dengan membangun kerjasama dengan beberapa pemasok tetap dan perbaikan aliran informasi. Standarisasi kualitas dapat dilakukan dengan pengontrolan kualitas secara berkala melalui sortasi bahan baku dan perbaikan proses. Peningkatan akses informasi dapat dilakukan dengan melakukan survei pasar dan menjadikan UKM sebagai sarana edukasi.

English Abstract

One of the products in Kademangan subdistrict, Blitar is enting geti, that is food from peanuts, wijen or a combination of both. Cluster members in Rejowinangun Village are 6 SMEs. The main problem in SMEs is the diversity of production processes between SMEs and formulas that have not complied with the standard, thus causing inconsistencies in quality. So it is necessary to improve the quality of the production process to approach consumer desires and according to SNI. This study aims to determine the best formula of enting geti based on SNI and determine the quality improvement strategy of production process. The research used 2 tests, namely the consumer acceptance test (organoleptic test) by distributing questionnaires to 30 people (random sampling) with the condition that is to know & at least 1 time consume enting geti. This test is to know the level of consumer's likes and perceptions, then analyzed by Effectiveness Index (IE) method. The second test is a laboratory test to know the suitability of initial product formula with SNI and analyzed using Multiple Attribute (MA) method. The calculated parameters are moisture content, free fatty acid and total plate count. Improved production process that is on caramelization process and reduction of wijen composition. The treatments used are the cooking temperature of 75ºC and 85ºC. Results of consumer acceptance and laboratory tests showed that the second treatment (85ºC) was the best treatment. Meanwhile, the determination of the best strategy by spreading questionnaires to 4 experts, that is 2 person (SMEs), 1 person (Disperindag) and 1 person (academician). Variables used are raw materials (0,306) and production processes (0,634), where the production xi process is the most important variable. The result of the determination of quality improvement strategy is to establishing partnership get first rank (0,376), standardization of quality get second rank (0,365), and increased access to information get third rank (0,142). Establishing partnerships can be done by establishing cooperation with several fixed suppliers and improving the flow of information. Standardization of quality can be done with quality control periodically through sorting of raw materials and process improvement. Increased access to information can be done by conducting market surveys and making SMEs as a means of education.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/425/051809729
Uncontrolled Keywords: Enting Geti, Perbaikan Kualitas, Proses Produksi, Strategi,/ Enting Geti, Quality of Improvement, Production Process, Strategy
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 664 Food technology
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 25 Oct 2019 05:43
Last Modified: 28 Oct 2019 07:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164616
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item