Candra, Roni Vista Ardi (2018) Modal Sosial dalam Kemitraan Pertanian Tembakau Antara Petani Tembakau dan Perusahaan Tembakau Setelah Adanya Perda Kabupaten Jember Nomor 7 Tahun 2003 Di Desa Kalisat, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Daun tembakau biasa disebut "daun emas", tetapi petani tembakau menghadapi permasalahan dan hulu ke hilir. Sehingga keuntungan dan "daun emas" hanya dinikmati oleh pihak pemodal, mulai dan bandol dan kaki tangannya sampai ke pihak industri. Setelah terbitnya Perda Kabupaten Jember Nomor 7 tahun 2003 tentang pengusahaan tembakau, tataniaga yang panjang akhirnya berubah menjadi sistem kemitraan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis petani tembakau dan Perusahaan Tembakau dalam menjalin relasi setelah diberlakukannya Perda Kabupaten Jember Nomor 7 tahun 2003. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial dan Robert D. Putnam, dalam modal sosial terdapat tiga komponen yaitu kepercayaan, jaringan, dan norma. Tataniaga pertanian tembakau yang memakai sistem kemitraan menggunakan tiga komponen tersebut. Jaringan sosial yang ada di dalam modal sosial memiliki dua bentuk yaitu bonding dan bridging. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis kualitatif deskriptif. Sedangkan untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil di lapangan, penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan tataniaga tembakau setelah berlakunya Perda Kabupaten Jember Nomor 7 tahun 2003 menjadi sistem kemitraan. Sistem kemitraan modal sosial tersebut tents dipelihara dan terakumulasi dengan adanya kepercayaan, jaringan, dan norma. Jejaring kemitraan juga memanfaatkan bonding dan bridging. Untuk memperkuat jaringan kemitraan ditanamkan kepercayaan yang diperkuat dengan norma.
English Abstract
Tobacco leaves are often referred as "golden leaves", but tobacco farmers face problems from upstream to downstream. The benefits of "golden leaves" are therefore only for the investors, ranging from bandol and henchmen to the industry. After the adoption of the 2003 Jember regency Regulation No. 7 on Tobacco Exploitation, a long-trading system eventually become a partnership system. The purpose of this study is to analyze tobacco farmers And Tobacco CompanieS for establishing relationships after the issuance of the Jember Regency Decree No. 7 of 2003. This study use the social capital theory of Robert D. Putnam. Social capital consist of three components: trust, networks and norms. In the tobacco-growing system, which use a partnership sistem also use these three components. Social networks that exist in sosial capital theory have two forms: bonding and bridging. This research using qualitative method with descriptive qualitative type of analysis. The data collection is based on observations, interviews and documentations. Base on field findings, this study having conclusion that changes in the tobacco trade following the entry into force of the Jember Regency Regulation No. 7 of 2003 became a partnership sistem. In the partnership sistem, social capital continues to be maintain and accumulate through the existence of trust, networks and norms. The partner network also use both bonding and bridging. Strengthening the partnership network strengthens trust through standards
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2018/824/051810968 |
Uncontrolled Keywords: | Kemitraan, Tataniaga Tembakau, Modal Sosial Partnership, Tobacco Trade, Sosial Capital |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 21 Jun 2019 01:55 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 05:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163340 |
Text
Roni Vista Ardi Candra.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |