Aprilansi, Ledib (2018) Perbandingan Hasil Kekeringan Metode Theory of Run dan Rainfall Anomaly Index di DAS Pekalen Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang sering mengalami kekeringan. Pada tahun 2015, terdapat 40 desa di 11 kecamatan yang berpotensi mengalami krisis air bersih. Pada tahun 2016 terdapat 3 desa di Kecamatan Tiris yang mengalami kekeringan. Selanjutnya pada tahun 2017, terdapat 8 kecamatan yang mengalami kekeringan kritis. Untuk itu dilakukan analisis kekeringan guna mengetahui tingkat kekeringan serta sebarannya secara administratif sehingga dapat dilakukan pencegahan maupun penanggulangan secara cepat dan tepat sesuai dengan skala prioritas yang telah ditentukan. Pada penelitian ini dibutuhkan data curah hujan, data debit Automatic Water Level Recorder (AWLR), peta batas DAS Pekalen, peta lokasi stasiun hujan, dan peta administrasi Kabupaten Probolinggo. Analisis kekeringan menggunakan metode Theory of Run dan Rainfall Anomaly Index (RAI). Analisis kesesuaian metode dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan klasifikasi kekeringan dengan klasifikasi debit dan membandingkan pola indeks kekeringan dengan pola debit. Dari kedua metode analisis kekeringan tersebut akan dipilih satu metode analisis kekeringan dengan persentase kesesuaian yang lebih besar. Hasil analisis kekeringan dengan metode yang telah dipilih akan dipetakan sebarannya menggunakan software ArcGIS 10.2.2. Selanjutnya akan dilakukan overlay peta sebaran kekeringan dengan peta administrasi sehingga dapat diketahui lokasi mana saja yang mengalami kekeringan paling parah. Berdasarkan hasil analisis kekeringan menggunakan Metode Theory of Run, durasi kekeringan terpanjang terjadi selama 18 bulan dan jumlah kekeringan terbesar adalah 1747,86 mm. Sedangkan analisis kekeringan menggunakan metode Ranfall Anomaly Index (RAI) menghasilkan indeks kekeringan terbesar sebesar 8,18 dan indeks kekeringan terkecil sebesar -3,20. Setelah dilakukan analisis kesesuaian terhadap data debit, metode Theory of Run menghasilkan persentase kesesuaian sebesar 46,88% dan metode Rainfall Anomaly Index (RAI) menghasilkan 52,08% untuk perbandingan klasifikasi indeks kekeringan dengan klasifikasi debit. Sedangkan analisis kesesuaian pola kekeringan dengan pola debit menghasilkan persentase kesesuaian sebesar 56,25% untuk metode Theory of Run serta 63,02% untuk metode Rainfall Anomaly Index (RAI). Jadi, dapat dikatakan bahwa metode Rainfall Anomaly Index (RAI) lebih sesuai digunakan untuk analisis kekeringan di DAS Pekalen karena memiliki persentase kesesuaian lebih tinggi daripada metode Theory of Run. Dalam kurun waktu 20 tahun (1998-2017), rata-rata kekeringan melanda 41 desa di DAS Pekalen dan terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.
English Abstract
Probolinggo Regency is a region situated in East Java Province where drought often occurs. In 2015, there were 40 villages at 11 district which have potential in clean water crisis. In 2016, there were 3 villages at Tiris district encounter the drought. After that, in 2017, there were 8 districts undergo the drought. Therefore, analysis of drought is conducted to find out the drought index and also its distribution administratively so that prevention or mitigation can be done effectively as determined priority scale. To this aimed, rainfall data, Automatic Water Level Recorder (AWLR) discharge data, Pekalen River Basin map, rain gauge map, and Probolinggo Regency map are needed. Drought analysis using Theory of Run and Rainfall Anomaly Index (RAI) method. Conformity analysis is accomplished in two ways, comparing drought classification with the discharge data and comparing the fluctuation of drought index with the fluctuation of discharge. A method will be designated based on the greater percentage of conformity. The result will be mapped using ArcGIS 10.2.2 and then the drought distribution map will be overlaid with the administrative map with the purpose to know region where is extreme drought occurred. Based on the result of drought analysis using Theory of Run method, the longest duration of drought was 18 months and the greatest quantity of drought was 1747,86 mm. In other hand, drought analysis using Rainfall Anomaly Index (RAI) method obtains 8,18 as the maximum drought index and -3,20 as the minimum drought index. Analysis of conformity shows that Theory of Run get 46,88% and Rainfall Anomaly Index (RAI) get 52,08% for percentage of conformity using comparison of drought classification. While analysis of conformity using comparison of drought index and discharge fluctuation shows that Theory of Run has 56,25% of conformity and Rainfall Anomaly Index (RAI) has 63,02%. Those indicate that Rainfall Anomaly Index (RAI) is more suitable for drought analysis in the Pekalen River Basin since it has greater percentage of conformity than Theory of Run. During 20 years (1998-2017), severe drought came about at 41 villages in average and occurs in July, August, and September.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2018/588/051807178 |
Uncontrolled Keywords: | kekeringan, theory of run, rainfall anomaly index, debit, sebaran kekeringan rought, theory of run, rainfall anomaly index, discharge, drought distribution |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.5 Meteorology > 551.57 Hydrometeorology > 551.577 Precipitation > 551.577 3 Variations over time |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Jun 2019 01:52 |
Last Modified: | 15 Aug 2023 03:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/162894 |
Text
Ledib Aprilansi.pdf Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |