Prambudi, Setio (2018) Analisis Kinerja Pasar Bawang Merah Di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Komoditas hortikultura merupakan komoditas penting dalam pembangunan pertanian yang terus bertumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Pasar produk komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri. Di lain pihak, konsumen juga semakin menyadari arti penting produk hortikultura yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan semata, tetapi juga mempunyai manfaat untuk kesehatan, estetika dan menjaga lingkungan hidup. Salah satu sub sektor komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi adalah komoditas bawang merah. Produksi bawang merah di Jawa Timur tersebar di beberapa Kabupaten antara lain: Nganjuk, Probolinggo, Sampang, Pamekasan, Bojonegoro, Pasuruan, dan Malang. Malang adalah salah satu sentra produksi bawang merah di Jawa Timur. Produksi di Kabupaten Malang sebesar 78.309 ton. Kontribusi tertinggi di Kabupaten Malang adalah Kecamatan Ngantang, dimana Kecamatan Ngantang memiliki kontribusi sebesar 76% dari keseluruhan produksi di Kabupaten Malang. Pemasaran bawang merah yang di lakukan oleh sebagian besar produsen di jual kepada pedagang besar dan tengkulak. Dikarenakan kuantitas yang cukup tinggi produsen harus memasarakan seluruh hasil produksinya ke pasar, agar bawang merah yang dihasilkan tidak mengalami penyusutan terlalu banyak. Hal ini menyebabkan petani tidak punya bargaining position dalam pemasaran bawang merah. Disetiap pemasaran bawang merah lembaga pemasaran juga melakukan fungsi – fungsi pemasaran yang berbeda - beda. Setiap fungsi pemasaaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran terdapat biaya pemasaran yang dikeluarkan. Biaya pemasaran yang dikeluarkan biasanya oleh pihak lembaga pemasaran akan dibebankan kepada konsumen atau petani (produsen) bawang merah yaitu dengan cara meningkatkan harga jual kepada konsumen atau memperkecil bagian untuk produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen. Harga pada komoditas bawang merah mengalami fluktuasi. Fluktuasi harga tersebut pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan antara volume permintaan dan penawaran dimana tingkat harga meningkat jika volume permintaan melebihi penawaran dan sebaliknya. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena selain banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat, informasi yang tersedia untuk semua pihak masih relatif kurang, kemudian kelemahan dalam mencari dan menentukan peluang pasar serta belum kuatnya segmentasi pasar. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menganalisis saluran dan fungsi pemasaran bawang merah di Desa Purworejo, menganalisis marjin pemasaran pasar bawang merah di Desa Purworejo, dan menganalisis integrasi pasar bawang merah di Desa Purworejo. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian deskriptif yangdilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Purworejo dengan penentuan responden menggunakan metode non probability sampling dan penentuan responden lembaga pemasran menggukana metode snowball sampling, sehingga responden petani bawang merah yang diperoleh sebanyak 40 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggnakan teknik analisis saluran pemasaran, analisis marjin pemasaran, dan analisis korelas harga. Hasil penelitian terhadap kinerja pasar bawang merah di Desa Purworeja, dapat dalam penelitian ini adalah terdapat tiga saluran pemasaran pada distribusi bawang merah di Desa Purworejo. Saluran terpanjang yaitu pada saluran I dan II, namun saluran pemasaran I diasumsikan sebagai saluran pemasaran terpanjang karena keterlibatan lembaga pemasaran di Luar Kabupaten Malang pada saluran II tidak menjadi obyek penelitian. Lembaga pemasaran yang terlibat di antara nya adalah Pedagang besar, pengecer (pada saluran I), serta tengkulak (pada saluran II) sedangkan pada saluran III petani menjual secara langsung kepada konsumen tanpa perantara. Selain itu, petani dan lembaga pemasaran juga melakukan fungsi- fungsi pemasaran selain melakukan fungsi pertukaran juga melakukan fungsi fisik dan fungsi fasilitas yang mana keputusan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut berbeda antar lembaga pemasaran. Kinerja pemasaran juga dapat dikur dengan perhitungan margin pemasaran yang meliputi nilai margin dan juga share harga dari setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Kinerja pemasaran bawang merah yang paling efisien terdapat pada saluran III dengan nilai margin sebesar Rp 4.846/Kg, dan share harga yang diterima petani sebesar 64,10%. Saluran III memiliki nilai margin terendah dengan share tertinggi. Hal ini berimplikasi dari semakin rendah margin pemasaran, maka semakin besar bagian yang diterima petani, berarti kinerja pasar dikatakan efisien. Tanda positif menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara harga ditingkat petani (Pf) dengan harga ditingkat pengecer (Pr) adalah hubungan yang berbanding lurus namun menunjukkan hubungan yang sangat lemah. Sedangkan adanya hubungan yang positif antara harga di tingkat petani (Pf) dengan harga ditingkat pengecer (Pr) sebesar 0,366. Hal tersebut karena banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat, serta informasi pasar yang tersedia untuk semua pihak masih relatif kurang, kemudian kelemahan dalam m
English Abstract
Horticultural commodities are an important commodity in agricultural development that continues to grow and develop from time to time. The market of commodity products can meet the needs of the domestic market. On the other hand, consumers are also increasingly aware of the importance of horticultural products that are not only to meet the needs of food alone, but also have benefits for health, aesthetics and environmental protection. One of the horticultural commodity subsectors with high economic value is onion commodity. Onion production in East Java spread in several districts, among others: Nganjuk, Probolinggo, Sampang, Pamekasan, Bojonegoro, Pasuruan, and Malang. Malang is one of the production centers of onion in East Java. Production in Malang Regency amounted to 78,309 tons. The highest contribution in Malang Regency is Ngantang District, where Ngantang District contributes 76% of the total production in Malang Regency. Onion marketing is done by most manufacturers sold to wholesalers and middlemen. Due to the high quantity of producers must market their entire production to the market, so that the resulting shallots do not experience too much shrinkage. This causes the farmers have no bargaining position in the marketing of shallots. Every marketing onion marketing agency also performs different marketing functions. Every marketing function performed by a marketing agency has marketing costs incurred. Marketing costs incurred by marketing agencies will usually be imposed on consumers or onion producers by increasing the selling price to consumers or minimizing the share for producers from the price paid by consumers. Prices on onion commodities fluctuate. Such price fluctuations are basically due to an imbalance between the volume of demand and supply where the price level increases if the volume of demand exceeds supply and vice versa. This is likely because in addition to the large number of marketing agencies involved, the information available to all parties is still relatively less, then the weakness in finding and determining market opportunities and market segmentation has not been strong. The purpose of this research is to analyze the channel and function of onion marketing in Purworejo Village, analyze marketing margin of onion market in Purworejo Village, and analyze the integration of onion market in Purworejo Village. This research uses descriptive method of research conducted purposively in Purworejo Village by determining the respondent using non probability sampling method and determining the respondent of pemasran institution using snowball sampling method, so that 40 respondents of onion farmers are obtained. Data collection methods used were interviews and documentation. While the data analysisused is descriptive qualitative analysis by using marketing channel analysis technique, marketing margin analysis, and price correlation analysis. The result of research on the onion market performance in Purworeja Village, can be in this research there are three marketing channels on the distribution of red onion in Purworejo Village. The longest channel is on channel I and II, but marketing channel I is assumed as the longest marketing channel because the involvement of marketing agency outside Malang Regency on channel II is not the object of research. Marketing institutions involved among them are large traders, retailers (on channel I), as well as middlemen (on channel II) while on channel III farmers sell directly to consumers without intermediaries. In addition, farmers and marketing institutions also perform marketing functions in addition to performing the exchange function as well as performing the physical functions and functions of the facility in which the decision to perform such activities differs between marketing institutions. Marketing performance can also be matched by marketing margin calculations that include the margin value and also the share price of each marketing agency involved. The most efficient onion marketing performance is on channel III with margin value of Rp 4,846 / Kg, and share price received by farmers of 64.10%. Channel III has the lowest margin value with the highest share. This implies that the lower the marketing margin, the greater the share received by farmers, meaning that market performance is said to be efficient. A positive sign indicates that the correlation between farmer price (Pf) and retailer price (Pr) is a straight-line relationship but shows a very weak relationship. While the existence of a positive relationship between the price at the level of farmers (Pf) with the price at retailers level (Pr) of 0.366. This is because the number of marketing agencies involved, as well as market information available to all parties is still relatively less, then the weakness in finding and determining market opportunities and market segmentation has not been strong.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/437/051808504 |
Subjects: | 300 Social sciences > 381 Commerce (Trade) > 381.4 Specific products and services > 381.41 Product of agriculture > 381.415 26 Specific products (Shallot) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 19 Feb 2019 07:51 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 22:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161656 |
Preview |
Text
SETIO PRAMBUDI.pdf Download (21MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |