Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Buah Di Kota Batu (Studi Kasus Di Umkm Keripik Buah Bali (Batu Asli) Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Tantri, Adinda Kusumaningdiah (2018) Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Buah Di Kota Batu (Studi Kasus Di Umkm Keripik Buah Bali (Batu Asli) Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Batu terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dapat dikunjungi, mulai dari wahana rekreasi hingga wisata alam yang menjadi trend saat ini. Tingginya pertumbuhan sektor pariwisata di Kota Batu, sejalan dengan tumbuhnya pelaku usaha mikro sebagai pendukung kegiatan pariwisata. Banyaknya jenis UMKM yang tumbuh di Kota Batu, menimbulkan persaingan sengit yang dialami oleh pelaku UMKM. Salah satu UMKM yang mampu bertahan dalam persaingan di industri keripik buah adalah UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli). Keunggulan yang dimiliki UMKM ini untuk bertahan dalam persaingan yaitu produk keripik buah dengan kualitas tinggi. Keunggulan ini menjadi nilai lebih pada produk yang ditawarkan, meskipun dengan harga yang lebih mahal dibanding produk lain. Oleh karena itu, perencanaan strategi pengembangan harus dibuat agar UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli) dapat berkembang dengan melihat persaingan yang terjadi di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang dijadikan kompetisi di agroindustri keripik buah di Kota Batu; (2) Menganalisis kinerja UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli); (3) Menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli). Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di UMKM Keripik Buah Bali (Batu Asli) di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pada Produk pembanding menggunakan produk UMKM Putra Fajar dan UMKM Vigour. Penentuan responden menggunakan quota sampling dan pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian yaitu analisis deskriptif, Uji Cochran untuk mengetahui faktor yang dijadikan kompetisi di agroindustri Keripik Buah di Kota Batu, Balanced Scorecard untuk menilai kinerja UMKM Keripik Buah Bali dan Blue Ocean Strategy untuk menyusun strategi pengembangan. Faktor-faktor kompetisi dalam agroindustri keripik buah di kota Batu terdiri dari (1) product (produk); (2) price (harga); (3) place (tempat); dan (4) promotion (promosi). Faktor produk terdiri dari rasa, varian jenis keripik, ukuran produk, merek, bahan kemasan, desain kemasan, ciri khas, informasi produk, terdaftar Departemen Kesehatan, logo halal, renyah, dan kecepatan pelayanan. Faktor harga terdiri dari harga dan potongan harga. Faktor tempat terdiri dari lokasi toko dan kemudahan menjangkau produk. Faktor promosi terdiri dari iklan dan promosi. Berdasarkan 18 atribut tersebut, dilakukan Uji Cochran untuk mengetahui apakah atribut tersebut dipertimbangkan atau tidak oleh konsumen untuk membeli produk keripik buah. Uji Cochran dilakukan menggunakan aplikasi PSPP Hasil dari Uji Cochran terdapat 9 atribut yang valid, yaitu rasa, varian jenis, ukuran, merek, informasi produk, terdaftar Departemen Kesehatan (PIRT), logo halal, renyah, dan harga.Kinerja UMKM Keripik Bali diukur melalui pendekatan Balanced Scorecard dan nilai yang diperoleh 50,9 dengan predikat Average. Nilai tersebut diperoleh dari 4 perspektif, yang terdiri dari (1) perspektif keuangan, berdasarkan analisis keuntungan, keripik apel memiliki keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keripik nanas dan keripik pisang. Gross pofit Margin yang diperoleh paling tinggi paa bula Desember 2017 dan yang paling rendah pada bulan Oktober 2017; (2) perspektif pelanggan, berdasarkan hasil PGCV terdapat 5 atribut yang perlu dipertahankan dan 4 atribut lainya perlu diperbaiki, yaitu izin dari departemen kesehatan, renyah, halal, dan harga; (3) Perspektif bisnis internal, volume produksi mengalami fluktuatif karena bergantung dengan ketersediaan bahan baku untuk membuat keripik dan UMKM Keripik Buah Bali telah memiliki izin dari departemen kesehatan yaitu PIRT dan NPWP, dan (4) perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : produktivitas karyawan yang paling tinggi pada bulan januari dan pelatihan yang dilakukan berdasarkan pekerjaan rutinitas yang telah dilakukan. Rekomendasi strategi pengembangan UMKM Keripik Buah Bali dengan pendekatan Blue Ocean Strategy terhadap Balanced Scorecard yaitu (1) Produsen fokus tehadap faktor rasa, varian jenis keripik, ukuran dan merek khususnya keripik apel dan keripik pisang sehingga dapat diproduksi keripik yang berkualitas dan berbeda dengan keripik lainya dan (2) Produsen perlu memperbaiki faktor merek, Departemen Kesehatan (PIRT), Halal, dan renyah salah satunya dengan meminya bantuan kepada Dinas terkait yang dapat membantu perolehan logo halal pada kemasan. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah: (1) Produsen perlu fokus pada faktor tersebut khususnya proses dalam mendapatkan logo halal dan meningkatkan merek untuk meningkatkan penjualan. (2) Produsen perlu memprioritaskan untuk menstabilkan bahan baku, sehingga volume produksi tetap stabil dan menyanggupi permintaan yang ada. Selain itu produsen dapat menurunkan harga agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk Keripik Bali. (3) Bagi pemerintah, perlu diadakan sosialisasi mengenai bantuan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Batu. Berdasarkan hasil wawancara, produsen tidak mengetahui bantuan yang ditawarkan oleh pemerintah seperti mobil keliling untuk menawarkan produk UMKM di Kota Batu sehingga dapat meningkatkan penjualan. Selain itu pelatihan yang diberikan kepada UMKM berbentuk berkelanjutan dan terus dikontrol oleh pihak yang memberikan pelatihan.

English Abstract

Batu city is famous for its attractions that can be visited, ranging from recreational rides to natural attractions that become the current trend. The high growth of tourism sector in Batu City, In line with the growth of micro business as a supporter of tourism activities. The many types of MSMEs that grow in Batu City, the fierce theme experienced by the perpetrators of MSMEs. One of MSMEs that able to survive in competition in fruit chip industry is MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips. The advantages of this UMKM to survive in the competition is fruit chips with high quality. Increase the price to be higher, albeit at a price that is more expensive than other products. Therefore, the preparation of development strategies must be made so that MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips can grow by looking at the competition that occurs in the market. This study aims to (1) Identify the factors involved in fruit chips agroindustry in Batu City; (2) To analyze the performance of MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips; (3) Determining the right development strategy for MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips. This research uses mix method approach with descriptive research type. The research was conducted at MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips in Tulungrejo Village, Bumiaji Sub-district, Batu City. The Product comparison are MSMEs Putra Fajar and MSMEs Vigor. Determination of respondents using quota sampling and data collection conducted using interviews, observation, and documentation. Data analysis technique that used in this research are descriptive analysis, Cochran test to know the factors that made competition in agroindustry of Fruit Chips in Batu City, Balanced Scorecard to assess performance of MSMEs Bali (Batu Asli) Fruit Chips and Blue Ocean Strategy to develop development strategy. Competitive factors in fruit chips agroindustry in Batu city consist of (1) product; (2) price; (3) place; and (4) promotion. The product factors consist of flavors, variant types of chips, product size, brands, packaging materials, packaging designs, distinctive features, product information, Health Department registered, halal logo, crunchy, and speed of service. The price factor consists of prices and discounts. Place factors consist of store location and ease of product reach. Promotional factors consist of advertising and promotion. Based on the 18 attributes, conducted Cochran Test to determine whether the attribute is considered or not by consumers to buy fruit chips products. Cochran test was performed using PSPP application The results of Cochran Test contained 9 valid attributes, namely taste, variant type, size, brand, product information, registered Health Department (PIRT), halal logo, crisp, and price. The performance of UMKM Balinese Chips is measured through Balanced Scorecard approach and the value obtained 50,9 with the Average rating. The value is derived from 4 perspectives, which consists of (1) a financial perspective, based on profit analysis, apple chips have a higher advantage than pineapple chipsand banana chips. Gross pofit Margin obtained highest in December 2017 and the lowest in October 2017; (2) customer perspective, based on PGCV result there are 5 attributes that need to be maintained and 4 other attributes need to be improved, ie permission from health department, crisp, halal, and price; (3) Internal business perspective, volumes of production are fluctuating as they depend on the availability of raw materials to make chips and SMEs Bali Fruit Chips have licenses from the health departments of PIRT and NPWP, and (4) Learning and Growth perspective: the highest employee productivity in January and training based on routine work that has been done. Recommendation of strategy of development of SMEs of Bali Fruit Chips with Blue Ocean Strategy approach to Balanced Scorecard that is (1) Producer focus on flavor factor, variant of chips type, size and brand especially apple chips and banana chips so can produce quality chips and different from other chips and (2) Manufacturers need to improve the brand factor, the Ministry of Health (PIRT), Halal, and crisp one of them by granting assistance to the relevant Office that can assist the acquisition of halal logo on the packaging. Suggestions given by the researchers are: (1) Manufacturers need to focus on these factors, especially the process of getting halal logo and increase brand to increase sales. (2) Manufacturers need to prioritize to stabilize raw materials, so that production volume remains stable and undertakes the demand. In addition producers can lower prices so that consumers are more interested in buying Balinese Chips products. (3) For the government, it is necessary to socialize the assistance given by Dinas Koperasi and UMKM in Batu City. Based on interviews, producers do not know the help offered by the government such as mobile cars to offer products of SMEs in Batu City so as to increase sales. In addition, the training provided to MSMEs is continuous and continuously controlled by the parties providing the training

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/363/051807607
Uncontrolled Keywords: Agroindustri Keripik Buah Di Kota Batu
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 15 Mar 2019 02:58
Last Modified: 30 Aug 2022 06:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161416
[thumbnail of ADINDA KUSUMANINGDIAH TANTRI.pdf]
Preview
Text
ADINDA KUSUMANINGDIAH TANTRI.pdf

Download (21MB) | Preview
[thumbnail of 9. LAMPIRAN.pdf] Text
9. LAMPIRAN.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item