Alternatif Model Kemitraan Broiler di Jawa Timur (Studi Kasus di Wilayah Gerbangkertasusila)

Sumarno (2013) Alternatif Model Kemitraan Broiler di Jawa Timur (Studi Kasus di Wilayah Gerbangkertasusila). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilakukan di wilayah GERBANGKERTASUSILA (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Latar belakang penelitian ini karena masih banyaknya pelaku kemitraan yang tidak komitmen dengan kesepakatan bersama sehingga perlu dilakukan penelitian yang menggali pengetahuan sehubungan dengan berbagai macam kriteria yang menjadi latarbelakang plasma dan inti dalam menjalin kerjasama kemitraan atau bermitra, tujuannya agar inti mampu memberikan perhatian yang sesuai dengan kebutuhan plasma tersebut, dengan demikian diharapkan terjadi perubahan perilaku yang sinergis `positif` dari sisi plasma maupun inti. Sehingga kemitraan broiler dapat bermanfaat khususnya bagi pelaku kemitraan dengan meningkatkan kesadaran dalam berkomitmen dan bagi pemerintah dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan yang berkeadilan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian survei yang menggunakan Cross Sectional Survey . Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dalam satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yang pokok, Metode ini disebut juga questionnaire method, karena untuk memperoleh data tersebut biasanya diajukan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Untuk memperoleh sampel responden diawali dengan data dari masing-masing pelaku kemitraan yang terdiri dari inti dan plasma. Secara purposive Inti terpilih menjadi responden, sedangkan sampling plasma dilakukan bagi plasma yang memiliki populasi lebih dari 5.000 ekor, dengan cara purposive random sampling dengan ketentuan/persyaratan secara purposive plasma tersebut pernah melakukan kemitraan ≥ dua model kemitraan. Diperoleh sejumlah 809 steakholder kemitraan broiler yang memenuhi syarat populasi lebih dari 5.000 ekor dan pernah melakukan kemitraan ≥ dua model kemitraan. Dengan menggunakan rumus Sevilla, et. al (1993) maka di peroleh sampling sebanyak 89 responden. Tujuan penelitian untuk mengetahui kriteria pendorong pelaksanaan kemitraan broiler, serta model kemitraan yang diharapkan plasma sehingga tejalin hubungan yang harmonis dalam membangun kemitraan yang berkelanjutan, berdaya saing tinggi dan berkeadilan. Alat analisis yang di gunakan Analisis data penelitian dengan menggunakan metode Analithical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Setelah diperoleh prioritas pilihan alternatif, untuk selanjutnya dilakukan diskusi kelompok dengan model Focus Group Discusion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan kriteria Pendapatan merupakan kriteria yang paling dibutuhkan, terbukti nilai kriteria pendapatan memiliki bobot tertinggi, (0.12). Hasil sintesa dengan menggunakan metode AHP, model kemitraan Kontrak Manajemen merupakan model yang paling diinginkan dengan bobot nilai prioritas (0.31). Hal ini didukung oleh adanya pilihan prioritas untuk kriteria Lapangan Kerja, kriteria Harga Kontrak, kriteria Mengurangi Resiko, kriteria Akses Teknologi, kriteria Akses Permodalan, Kriteria Insentif, kriteria Meningkatkan Daya Saing, kriteria Berkesinambungan. Hasil FGD menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi manajemen dalam melakukan kemitraan Kontrak Manajemen yang paling tepat adalah faktor umur, jumlah pakan, berat badan/ekor dan sebagai kontrol adalah setoran berat broiler hidup. Usia rata-rata panen broiler diwilayah GERBANGKERTASUSILA umur 35 hari, konsumsi 60 sak per 1000 ekor dengan bobot badan 1.7-1.8 kg/ekor, dan dari hasil diskusi setiap satu sak pakan rata-rata memperoleh setoran 29kg berat broiler hidup. Hal tersebut diatas dapat di buat penilaian standar peternak dengan penilaian Skor Manajemen Farm (SMF), dimana umur pada saat panen telah di tentukan, standar pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan agar diperoleh bobot badan yang diinginkan serta diperoleh setoran 29 kg berat broiler hidup/sak pakan, maka dibuatlah pendekatan sebagai berikut: Catatan di wilayah GERBANGKERTASUSILA diperoleh data: Umur : 35 hari Pakan : 60 sak/1000 ekor Bw : 1,7 – 1,8/ kg Setoran : 29 kg berat broiler hidup/sak pakan

English Abstract

The study was conducted in Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo and Lamongan) on October to December 2012. The background of this study was since there are many industry Broiler partnership who are not committed to the agreement, it needs to study which explores knowledge with respect to various criteria into the background of plasma farmers and core in having partner cooperation, the objective is the contract farming are able to give appropriate attention to the needs of the plasma farmers, thus it is expected there will be `positive` synergistic behavior change both in the core and plasma farmer. Therefore, broiler industry can be beneficial, especially for partnership by raising the awareness of partnership and for the government it is committed to improve the equitable distribution of welfare. This study is quantitative i.e. survey research design by using cross sectional survey. Survey research is a research taking samples in population using questionnaires as the principal tool; this method is also called questionnaire method since in order to obtain such data usually it is presented by a series of questions arranged in a list. The samples method was done by using purposive random sampling. To obtain the data, it was begun with the samples of respondents from each partnership consisting of the core and plasma farmers. Purposively the contract farming was selected as the respondent, whereas the plasma farmers sampling were performed for plasma farmers which has population of more than 5000 broilers, by purposive random sampling with the provisions/requirements, the plasma farmers had done partnership activity ≥ two partnership models. It was obtained that 809 broiler industry stakeholders had eligible population of more than 5000 broilers and had done partnership activity ≥ two partnership models. By using the formula of Sevilla, et al (1993), the sampling was obtained by 89 respondents. The objective of the study was to determine the supporting criteria of the implementation of broiler industry, and the partnership model expected by the plasma farmers so there would be harmonious relationships in developing sustainable, highly competitive and equitable partnerships. The analysis tools used for data analysis research were by using Analithical Hirarci Process (AHP) method. This AHP method helped to solve the complex problems by structuring a hierarchy of criteria, interested parties, results, and by drawing considerations for developing priorities. After obtaining alternative priorities, there would be group discussion with Focus Group Discussion (FGD) model. The results showed that the Income Criteria were criteria that were the most needed, those were proved by the value of income criterion had the highest value, (0:12). The synthesis results by using the AHP method, the partnership model of Management Contract Systim was the most expected model with value priority (0:31). This was supported by a priority choice of Employment criteria, Contract criteria, Reducing Risk criteria, Technology Access criteria, Capital Access criteria, Incentives criteria, Enhance Competitiveness criteria, and Sustainable criteria. The FGD results indicated that the most appropriate factors affecting the management efficiency in having partnership of management contract were age, amount of feed, body weight, and as the control was deposit (live birds weight). The average age of harvested broiler in Gerbangkertasusila region was at the age of 35 days, the consumption of 60 sacks per 1000 broilers, body weight 1.7-1.8 kg/bird, and from the discussion showed that each of the feed sacks deposit in average of 29 kg lives bird weight. The above condition could be made as a standard assessment of farmer with score assessment of Farm Management Score (FMS in Indonesia called SMF), where the age at harvest time had been determined, in accordance with the standard requirements of feeding in order to obtain the expected body weight as well as obtained 29 kg live bird weight/feed sack, so it was made the following approach: Records in Gerbangkertasusila region, it was obtained the data: Age : 35 days Feed : 60 sack/1000 broiler BW : 1.7 to 1.8/kg Deposit: 29 kg live broiler weight/feed sacks

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DES/636.5/SUM/a/061308616
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 13 May 2014 09:30
Last Modified: 13 May 2014 09:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161085
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item