Pengaruh Ketinggian Tempat Pemeliharaan Dan Populasi Ayam Terhadap Penampilan Produksi Dan Kualitas Fisik Daging Ayam Pedaging

Rachmawati, Lusa Pantri (2015) Pengaruh Ketinggian Tempat Pemeliharaan Dan Populasi Ayam Terhadap Penampilan Produksi Dan Kualitas Fisik Daging Ayam Pedaging. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ketinggian tempat dan suhu lingkungan pemeliharaan dapat mempengaruhi produktivitas ayam pedaging. Ketinggian tempat yang berbeda dari permukaan laut akan berpengaruh terhadap iklim makro di lokasi pemeliharaan ayam pedaging sehingga juga akan mempengaruhi iklim mikro dalam kandang. Efesiensi pakan akan terjadi pada suhu lingkungan yang optimum karena ternak tidak mengeluarkan energi untuk mengatasi perubahan suhu lingkungan. Semakin tinggi suatu wilayah dari permukaan laut maka kisaran suhu harian akan semakin rendah, sehingga pakan yang dikonsumsi ternak akan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energinya. Sebagian energi pakan itu akan diubah menjadi panas untuk mengatasi suhu lingkungan yang lebih rendah. Sebaliknya, suhu lingkungan yang tinggi berdampak negatif karena dapat menghambat produktivitas. Selain itu, ayam akan berusaha menjaga suhu tubuhnya dengan menyeimbangkan antara produksi panas dan panas yang hilang, menggunakan bantuan alat-alat fisik dan mengubah sifat insulatif bulu. Oleh karena itu perlu dikaji Pengaruh Ketinggian Tempat Pemeliharaan dan Populasi Ayam terhadap Penampilan Produksi dan Kualitas Fisik Daging Ayam Pedaging. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2015 di Kabupaten Malang mewakili dataran sedang dan dataran tinggi serta di Kabupaten Pasuruan mewakili dataran rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh ketinggian tempat pemeliharaan dan populasi ayam terhadap penampilan produksi dan kualitas fisik daging ayam pedaging. Materi yang digunakan adalah peternakan ayam pedaging sebanyak 27 farm yang merupakan kemitraan PT. Sinar Sarana Sentosa dengan ketentuan strain ayam pedaging yang dipelihara adalah CP 707, populasi ayam pedaging berkisar 3.000 – 10.000 ekor/farm, dan tipe kandang open house. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 x 3 (3 lokasi pemeliharaan dan 3 jumlah populasi ayam pedaging) dengan 3 ulangan. Petak utama (P) adalah ketinggian lokasi pemeliharaan ayam pedaging yang terdiri dari 3 perlakuan, yaitu P1 : pemeliharaan ayam pedaging di dataran rendah ( 400 m dpl); P2 : pemeliharaan ayam pedaging di dataran sedang (400 – 700 m dpl); dan P3 : Pemeliharaan ayam pedaging di dataran tinggi ( 700 m dpl). Anak petak (Q) adalah jumlah populasi ayam pedaging dalam satu farm yang terdiri dari 3 perlakuan, yaitu Q1 : Jumlah populasi ayam pedaging 3.000 – 5.333 ekor/farm; Q2 : Jumlah populasi ayam pedaging 5.334 – 7.667 ekor/farm; dan Q3 : Jumlah populasi ayam pedaging 7.668 – 10.000 ekor/farm. Variabel yang diamati dan diukur adalah konsumsi pakan (g/ekor), bobot badan (BB) akhir (g/ekor), konversi pakan, deplesi (%), indeks produksi (IP), bobot karkas (g/ekor), presentase karkas (%), presentase lemak abdominal (%), dan bobot organ dalam (g/100g) (hati, jantung, gizzard, dan limpa). Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program microsoft excel dan dianalisis secara statistik menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dalam RAL 3 x 3 (3 lokasi pemeliharaan dan 3 jumlah populasi ayam pedaging) dengan 3 ulangan. Apabila ix ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat pemeliharaan memberikan pengaruh sangat nyata (P 0,01) terhadap konsumsi pakan (g/ekor), BB akhir (g/ekor), konversi pakan, deplesi (%), IP, dan bobot karkas (g/ekor). Populasi ayam pedaging dan interaksinya memberikan pengaruh tidak nyata terhadap (P0,05) terhadap konsumsi pakan (g/ekor), BB akhir (g/ekor), deplesi (%), IP, bobot karkas (g/ekor), presentase karkas (%), presentase lemak abdominal (%), bobot hati (g/100g), bobot jantung (g/100g), bobot gizzard (g/100g), dan bobot limpa (g/100g). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan ayam pedaging di dataran tinggi memberikan penampilan produksi dan kualitas fisik ayam pedaging yang terbaik, yaitu ditunjukkan dengan rendahnya konversi pakan dan deplesi, tingginya BB akhir, IP, bobot karkas, dan presentase karkas, dan presentase lemak abdominal dan organ dalam masih dalam kisaran normal; jumlah populasi ayam pedaging dalam satu farm pada lokasi pemeliharaan di dataran rendah, dataran sedang, dan dataran tinggi memberikan penampilan produksi dan kualitas fisik ayam pedaging yang sama; dan interaksi antara pemeliharaan ayam pedaging di dataran tinggi dengan jumlah populasi 7.668 – 10.000 ekor/farm memberikan penampilan produksi dan kualitas fisik ayam pedaging yang terbaik, yaitu ditunjukkan dengan rendahnya konversi pakan dan deplesi serta tingginya BB akhir, IP, dan bobot karkas. Sementara presentase karkas, presentase lemak abdominal dan bobot organ dalam masih dalam kisaran normal. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah ayam pedaging sebaiknya dipelihara di dataran tinggi dengan jumlah populasi yang dipelihara berkisar 7.668 – 10.000 ekor/farm untuk memperoleh penampilan produksi dan kualitas fisik daging ayam pedaging yang terbaik.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/FPT/2016/636.5/041601655
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 23 Jun 2016 10:17
Last Modified: 14 Sep 2022 03:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/160355
[thumbnail of LUSA PANTRI RACHMAWATI.pdf] Text
LUSA PANTRI RACHMAWATI.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item