Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Profil Darah dan Karakteristik Vili Usus Ayam Pedaging.

Nurwahyuni, Eka (2015) Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Profil Darah dan Karakteristik Vili Usus Ayam Pedaging. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dataran tinggi memiliki temperatur berkisar antara 20,7 – 24,3°C dan kelembaban 66 – 87%, dataran sedang memiliki temperatur berkisar antara 24,6 – 26,8⁰C dan kelembaban 73 – 88% sedangkan dataran rendah memiliki temperatur sekitar 28,0 – 31,9⁰C dan kelembaban 66 – 82% (BMKG, 2015). Suhu lingkungan di daerah dataran rendah secara umum relatif tinggi, tingginya suhu lingkungan ini pastinya memberikan pengaruh terhadap fisiologis ternak khususnya ayam pedaging yang dipelihara di dataran tersebut dimana salah satunya akan berpengaruh terhadap vili – vili usus dan profil darah. Perlu dikaji lebih lanjut tentang pengaruh ketinggian tempat dalam pemeliharaan terhadap profil darah dan karakteristik vili usus ayam pedaging. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2015 di Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan dimana kedua kabupaten tersebut mewakili dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah yang ada di Jawa Timur. Analisa profil darah dilakukan di Klinik Kesehatan Hewan Fakultas Kedokteran Airlangga, Analisis jumlah dan Tinggi villi usus dilakukan di Laboratorium Anatomi Fisiologi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat yang berbeda dalam pemeliharaan terhadap profil darah dan karakteristik vili usus ayam pedaging. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah bahwa ketinggian tempat pemeliharaan dapat mempengaruhi fisiologis ayam pedaging yang salah satunya berpengaruh terhadap profil darah dan karakteristik vili usus. Materi yang digunakan adalah peternakan ayam pedaging yang merupakan kemitraan dari PT. Sinar Sarana Sentosa dengan kriteria, strain ayam pedaging yang dipelihara adalah CP 707, populasi ayam pedaging dalam satu farm berkisar 3.000 – 10.000 ekor dan tipe kandang yang digunakan adalah open house. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Petak utama dalam penelitian ini adalah lokasi pemeliharaan ayam pedaging yang terdiri dari 3 perlakuan, yaitu P1 : dataran rendah ( 400 m dpl), P2 : dataran sedang (400 – 700 m dpl) dan P3 : dataran tinggi ( 700 m dpl). Anak petak (Q) adalah jumlah populasi ayam pedaging dalam satu farm yang terdiri dari 3 perlakuan, yaitu Q1 : Populasi 3000 – 5333 ekor/farm, Q2 : Populasi 5334 – 7666 ekor/farm dan Q3 : Populasi 7667 – 10000 ekor/farm. Diperoleh 9 kombinasi perlakuan, masing – masing kegiatan perlakuan diulang 3 kali sehingga didapat 27 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah profil darah, jumlah dan tinggi villi usus serta suhu tubuh. Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program microsoft excel. Data dianalisis secara statistik dengan perhitungan menggunakan rumus sesuai metode, metode yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila ada perbedaan pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat tidak mempengaruhi profil darah ayam pedaging yang meliputi eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit, limfosit dan monosit. Rataan eritrosit, hemoglobin, ix hematokrit, leukosit, limfosit dan monosit ayam pedaging yang dipelihara di tiga dataran masih berada dalam kisaran normal. Hasil profil darah yang masih dalam kisaran normal ini menandakan bahwa ayam secara fisiologis dalam keadaan sehat. Hasil penelitian pengaruh ketinggian tempat pemeliharaan terhadap karakteristik usus menunjukkan bahwa ketinggian tempat pemeliharaan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi villi usus ayam pedaging pada umur 10 hari. Hasil tersebut menjelaskan bahwa lokasi pemeliharaan yang berbeda tingginya memberikan pengaruh yang sangat nyata, semakin tinggi dataran maka tinggi villi usus juga semakin tinggi. Hasil ini mungkin dikarenakan di dataran tinggi memiliki suhu yang nyaman bagi ayam pedaging membuat nafsu makan ayam tetap terjaga, sehingga pertumbuhan saluran pencernaannya bagus dan penyerapan zat makanan bisa optimal. Hasil tinggi villi pada umur 35 hari tidak berpengaruh nyata. Jumlah villi usus ayam pedaging pada umur 10 hari tidak berpengaruh nyata. Untuk jumlah villi usus ayam pedaging pada umur 35 hari berpengaruh sangat nyata, hasil tersebut menjelaskan bahwa lokasi pemeliharaan yang berbeda tingginya memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah villi usus, semakin tinggi dataran maka jumlah villi usus juga semakin tinggi. Hasil tersebut juga menjelaskan bahawa lokasi di dataran tinggi merupakan lokasi yang paling bagus untuk pemeliharaan ayam pedaging, hal ini dikarenakan tinggi dan jumlah villi didataran tinggi menunjukkan hasil terbaik. Semakin tinggi dan banyak villi usus maka penyerapan zat makanan akan semakin baik. Hasil penelitian pengaruh ketinggian tempat pemeliharaan terhadap suhu rektal menunjukkan bahwa suhu rektal ayam pedaging yang dipelihara di ketinggian tempat yang berbeda berpengaruh sangat nyata, hasil tersebut menjelaskan bahwa lokasi pemeliharaan yang berbeda tingginya memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap suhu rektal pada ayam pedaging, semakin rendah dataran maka suhu rektalnya semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hasil suhu rektal menunjukkan bahwa suhu rektal di tiga dataran masih dalam kisaran normal. Hasil penelitian pengaruh populasi dan interaksinya terhadap profil darah, karakteristik usus dan suhu rektal menunjukkan bahwa populasi ayam pedaging dalam satu farm dan interaksinya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap terhadap profil darah, karakteristik usus dan suhu rektal. Hasil ini dikarenakan populasi ayam pedaging pada penelitian ini memang berbeda akan tetapi luas kandangnya juga berbeda. Jika populasi ayam pedaging dalam satu farm tinggi tetapi diimbangi dengan luas kandang yang cukup maka populasi tidak akan berpengaruh terhadap profil darah, karakteristik usus dan suhu rektal ayam yang dipelihara pada kandang tersebut. Penelitian kali ini menggunakan peternakan yang bermitra dengan perusahaan sehingga sudah ada ketentuan untuk jumlah populasi ayam dengan luas kandangnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat pemeliharaan ayam pedaging dan jumlah populasi ayam serta interaksi antara ketinggian tempat pemeliharaan dapat meningkatkan profil darah dan karakteristik villi ayam pedaging. Pemeliharaan ayam pedaging di dataran tinggi memberikan rataan terbaik yaitu dengan melihat tinggi villi menunjukkan hasil tertinggi, jumlah villi menunjukkan hasil terbanyak dan untuk profil darah serta suhu rektal di tiga dataran masih dalam kisaran normal. Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih dalam lagi tentang pengaruh ketinggian tempat terhadap hormonal dan jenis serta populasi parasit dalam usus halus.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/636.5/NUR/p/2015/041509159
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.5 Chickens and other kinds of domestic birds
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 21 Jan 2016 12:22
Last Modified: 21 Jan 2016 12:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159029
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item