Aktivitas Antijamur dan Fraksinasi Ekstrak Butanol yang Dihasilkan oleh Jamur (F-IG-LB-178.1 dan F-AE-PP-8.3) dan Aktinomisetes a-IG-BP-191.5 terhadap Jamur Fitopatogen Tanaman Kakao (Phytophthora pal

Rahmi, Aulia (2011) Aktivitas Antijamur dan Fraksinasi Ekstrak Butanol yang Dihasilkan oleh Jamur (F-IG-LB-178.1 dan F-AE-PP-8.3) dan Aktinomisetes a-IG-BP-191.5 terhadap Jamur Fitopatogen Tanaman Kakao (Phytophthora pal. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman kakao ( obroma cacao L) merupakan tanaman penghasil buah kakao yang bijinya digunakan dalam pembuatan cokelat. Dimana biji kakao merupakan sumber ekonomi kakao. Produksi kakao dunia saat ini mencapai ± 3 juta ton per tahun. Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia mempunyai kontribusi sekitar ± 12%-15,5% terhadap produksi kakao di dunia. Masalah yang dihadapi oleh negara produsen kakao adalah adanya penyakit tanaman kakao yang dapat menurunkan produksi tanaman kakao. Beberapa jenis penyakit dapat menyerang tanaman kakao seperti penyakit busuk buah yang disebabkan oleh Phytopthora palmivora dan penyakit akar coklat yang disebabkan oleh Phellinus lamaoensis . Penelitian ini merupakan rangkaian kajian uji aktivitas antijamur, fraksinasi senyawa antijamur serta identifikasi isolat aktinomisetes dan jamur penghasil senyawa antijamur. Pada studi ini dilakukan uji aktivitas antijamur fitopatogen tanaman kakao terhadap 208 ekstrak butanol dan etil asetat (koleksi Balai Pengkajian Bioteknologi,BPPT) yang dihasilkan oleh aktinomisetes dan jamur, dimana 90 ekstrak dihasilkan oleh aktinomisetes dan 118 ekstrak dihasilkan oleh jamur. Uji aktivitas dilakukan dengan metode difusi agar. Uji aktivitas bertujuan untuk mendapatkan ekstrak yang memiliki kemampuan menghambat jamur fitopatogen. Jamur dan aktinomisetes penghasil ekstrak aktif kemudian digunakan sebagai agen fermentasi pada media A35 untuk aktinomisetes dan F33 untuk jamur untuk menghasilkan metabolit sekunder. Ekstraksi senyawa antijamur dilakukan dengan pelarut organik. Ekstrak dengan diameter zona hambat paling besar akan difraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan KCKT (Kromatografi cair kinerja tinggi). Fraksi yang diperoleh dari KCKT preparatif akan diuji aktivitas daya hambatnya terhadap jamur fitopatogen tanaman kakao. Identifikasi aktinomisetes dan jamur dilakukan melalui pengamatan secara morfologi dan analisa molekuler. Hasil uji aktivitas antijamur dari 90 ekstrak yang dihasilkan oleh aktinomisetes menunjukkan sebanyak 17 ekstrak mempunyai aktivitas menghambat Phellinus lamaoensis , 1 ekstrak menghambat Phytophthora palmivora dan 1 ekstrak menghambat Phytopthora palmivora dan Phellinus lamaoensis . Sedangkan, hasil uji aktivitas antijamur terhadap 118 ekstrak yang dihasilkan oleh jamur diketahui bahwa 8 ekstrak menghambat Phellinus lamaoensis , 10 ekstrak menghambat Phytophthora palmivora serta 4 ekstrak menghambat Phytopthora palmivora dan Phellinus lamaoensis . Sembilan isolat aktinomisetes dan 5 isolat jamur dipilih berdasarkan diameter zona hambatnya terhadap jamur fitopatogen. Isolat a-IG-BP-191.5 dipilih dari 9 isolat aktinomisetes karena memiliki diameter zona hambat paling besar terhadap Phellinus lamaoensis . Sementara itu, dari 5 isolat jamur dipilih F-IG-LB-178.1 yang memiliki diameter zona hambat paling besar terhadap Phytophthora palmivora dan F-AE-P-8.3 yang memiliki diameter zona hambat paling besar terhadap Phellinus lamaoensis . Hasil uji aktivitas fraksi KCKT preparatif FIG-LB-178.1 menunjukkan F16 memiliki diameter zona hambat paling besar terhadap Phytophthora palmivora sebesar 64,09 mm, sedangkan fraksi F56-F60 KCKT preparative F-AE-PP-8.3 mempunyai aktivitas penghambatan paling besar terhadap Phellinus lamaoensis sebesar 14,96 mm. Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak kasar isolat a-IG-BP-191.5, F-IG-LB-178.1, F-AE-PP-8.3 secara berurutan adalah 117,32 μg/mL, 18,89 μg/mL, 22,29 μg/mL. KHM ekstrak dari isolat F-AE-PP-8.3 dan isolat F-IGLB-178.1 setelah dilakukan kromatografi kolom adalah 22,73 μg/mL dan 24,48 μg/mL. Identifikasi secara molekuler menunjukkan bahwa jamur F-IG-LB-178.1 memiliki sekuens yang 98 % homolog dengan Aspergillus oryzae , jamur F-AE-PP-8.3 memiliki sekuens yang 98% homolog dengan Paecilomyces lilacinus dan aktinomisetes a-IG-BP-191.5 memiliki sekuens yang 99% homolog dengan Streptomyces costaricanus .

English Abstract

obroma cacao L., source of cocoa beans used to make chocolate. Over ± 3 million tons of cocoa is produced throughout world, and almost 12%-15,5% of cocoa is produced in Indonesia. Unfortunately, crop suffers from a number of devastating diseases. Among most important disease are: black pod disease caused by various species of Phytophthora and brown root disease caused by Phellinus lamaoensis . This study is a series of antifungal activity assayed of 208 buthanol and ethyl acetate extract (culture collections of Biotecnology Research Center of BPPT) produced by actinomycetes and fungi, re were 90 extracts origin from actinomycetes and 118 extracts origin from fungi, fractionation and identification of microorganism producing antifungal compound. antifungal activity assay toward phytopathogenic fungal cocoa crop ( Phythophthora palmivora and Phellinus lamaoensis) was carried out by agar diffusion method. antifungal activity assays had found microorganisms that produced antifungal compound based on ir inhibition zone. Those microorganism n inoculated in fermentation media (A35 for actinomycetes and F33 for Fungi) in order to obtained secondary metabolites. Extraction of this secondary metabolites were done by organic solvent (Buthanol). extracts were tested for antifungal activities by agar diffusion method. most highest activity extract was fractination by column chromatography and reversed phase HPLC. Determination of actinomycetes and fungi produced antifungal compound was carried out by morphological observation and molecular analysis (16S rDNA for actinomycetes and 28S rDNA for fungi). results show that among 90 extracts of actinomycetes, 17 extracts can inhibit Phellinus lamaoensis , 1 extract can inhibit Phythophthora palmivora and 1 extract can inhibit Phellinus lamaoensis and Phythophthora palmivora . Among 118 extracts origin from fungi, 8 extracts can inhibit Phellinus lamaoensis , 10 extracts can inhibit Phythophthora palmivora and 4 extracts can inhibited Phellinus lamaoensis and Phythophthora palmivora . Nine actinomyctes and five fungi isolates were choosen based on inhibition zone diameter. Nine actinomycetes and five fungi isolates were used as fermentation agents to produced secondary metabolites in fermentation media (A35 media for actinomycetes and F33 media for fungi). secondary metabolites were tested towards phythopathogenic fungi. Among nine extracts of secondary metabolites produced by actinomycetes, extract produce by a-IG-BP-191.5 has highest activity toward Phellinus lamaoensis . Among 5 extracts produced by fungi, extract from F-IG-LB-178.1 has highest activity toward Phythophthora palmivora and F-AE-PP-8.3 toward Phellinus lamaoensis . activity assays and analytical HPLC shows that extracts fraction produce by fungi isolates F-IG-LB-178.1 and F-AE-PP-8.3 are better in level of purity and activity to inhibit phytopathogenic fungi. fraction obtained from preparative HPLC of fungi isolates F-IG-LB-178.1 has inhibition zone to Phytophthora palmivora with highest inhibition activity 64,09 mm. fraction obtained from preparative HPLC of fungi isolates F-AE-PP-8.3 has inhibition zone to Phellinus lamaoensis with highest activity 14,96 mm. minimum inhibitory concentration (MIC) values of crude extracts are 117,32 μg/mL, 18,89μg/mL and 22,73μg/mL from isolates a-IG-BP-191.5, F-IG-LB-178.1 and F-AE-PP-8.3 respectively. MIC values of extracts after fractination using column chromatography was 24,48μg/mL from F-IG-LB-178.1 and 22,73 μg/mL from F-AE-PP-8.3. Molecular determination showed that isolate F-IG-LB-178.1 has 98% homolog sequences to Aspergillus oryzae , isolate F-AE-PP-8.3 has 98% homolog sequences to Paecilomyces lilacinus and isolate a-IG-BP-191.5 has 99% sequences homolog to Streptomyces costaricanus .

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/633.749 4/RAH/a/041101893
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Studi Ketahanan Nasional, Program Pascasarjana
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 06 Dec 2011 15:25
Last Modified: 06 Dec 2011 15:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158940
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item