Buditomo, MochYusufEko (2011) Sustainable Development in Indonesian Coastal Area. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Zona pesisir adalah kawasan transisi antara tanah dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Potensi daerah pesisir diyakini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, perkembangan ekonomi yang cepat dan aktivitas manusia terkait yang memanfaatkan sumber daya laut dan pesisir menentukan lingkungan wilayah pesisir. Jika diabaikan, itu akan membawa ancaman dalam meningkatnya perusakan ekosistem pesisir. Selain itu, masih ada kecenderungan bahwa industrialisasi dan pembangunan ekonomi di zona pesisir sering mengakibatkan marginalisasi masyarakat setempat. Berdasarkan kondisi pada masalah daerah pesisir dan kebijakan pengembangan wilayah pesisir, penelitian ini akan menganalisis kinerja daerah pesisir berkelanjutan di wilayah pesisir Kabupaten Malang. Kinerja pengembangan wilayah pesisir akan diukur dengan Komite United Nation tentang Indikator Pengembangan Berkelanjutan (UN-CSD) tentang Lingkungan, Ekonomi, Sosial dan Tata Kelola. Penelitian ini berfokus untuk menggambarkan dan menganalisis kinerja pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Malang dan posisi fase. Penelitian ini menggunakan indikator dan metodologi pembangunan berkelanjutan yang telah dikembangkan oleh Komite PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan (UN-CSD). Indikatornya adalah: a). Ekonomi: Produk Domestik Regional Bruto, Rasio Populasi Pekerjaan. B). Lingkungan: Wilayah Forrest per daratan, Arable dan Permanen Tanah Tanah, ikan tangkapan tahunan, C). Sosial: Pertumbuhan populasi, tingkat pendidikan menengah dewasa, imunisasi terhadap penyakit masa kecil. dan D). Lembaga Pemerintah: Petugas Pemerintah. Kapasitas, kerugian manusia dan ekonomi karena bahaya alam. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Penelitian ini akan menganalisis indikator. Performa dibandingkan dengan tahun pertama. Kemudian setiap indikator akan dilihat sesuai dengan faktor pengembangan (ekonomi, lingkungan, sosial dan pemerintahan). Dari 2003-2008, agregat wilayah pembangunan area pesisir sebagai berikut: faktor kinerja ekonomi (34,08%), faktor kinerja kelembagaan (30,80%) faktor lingkungan (12,5%) dan faktor sosial (4,6%). Kinerja pengembangan wilayah pesisir adalah 20,49% dan kinerja agregat Kabupaten Malang adalah 19,23%. Itu berarti kinerja pengembangan wilayah pesisir sedikit lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Malang. Wilayah pesisir kabupaten Malang. Kinerja pengembangan dipengaruhi oleh kinerja faktor ekonomi (34,08%) yang didukung oleh PDRB per kapita (66,39%). Kinerja PDRB per kapita didukung oleh kinerja sektor perikanan PDRB (70,68%) dan itu disebabkan oleh peningkatan produksi perikanan dan harga ikan. Menurut definisi fase pembangunan berkelanjutan oleh SAROSA (2005), fase pengembangan wilayah pesisir masih dalam fase I. Ini berarti pembangunan ekonomi masih menjadi prioritas utama yang diikuti oleh pengembangan lingkungan. Pada tahun 2004, pemerintah daerah Kabupaten Malang merespons amandemen hukum pemerintah daerah dengan menggabungkan beberapa lembaga dari 40 menjadi 30 dan Badan Perikanan dan Perikanan dikombinasikan dengan lembaga ternak. Pada tahun 2008, Badan Kelautan dan Perikanan dipisahkan dengan agen ternak sebagai respons dari penerapan Undang-Undang No. 27/2007 tentang pengelolaan zona pantai dan pulau-pulau kecil. Perubahan tampaknya meningkatkan beban kerja Agencys tetapi ketika dipandang sebagai efektivitas dan prinsip-prinsip efisiensi, tindakan tersebut diperlukan. Perubahan tersebut memberi harapan pada hasil layanan yang lebih baik terutama jika diikuti oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada. Penelitian ini juga menunjukkan penggunaan metodologi dan indikator UN-SDC dan dapat diterapkan untuk menganalisis kinerja pembangunan berkelanjutan di tingkat pemerintah daerah di Indonesia. Tentunya ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan ketersediaan dan relevansi data. Dimungkinkan untuk melakukan studi komparatif di berbagai lokasi.
English Abstract
Coastal Zone is the transition area between land and sea influenced by the changes at land and sea. Coastal area potencies have believed can accelerate economic growth. However, rapid economic developments and the associated human activities that utilize marine and coastal resources are determining the environment of coastal areas. If neglected, it will bring a threat in the increasing destruction of the coastal ecosystems. In addition to that, there is still the tendency that industrialization and economic development within Coastal Zone often resulted in the marginalization of the local community. Based on the condition on coastal area problems and coastal area development policy, the research will analyze coastal areas sustainable development performance in Malang regency coastal areas. The coastal area development performance will be measured with United Nation Committee on Sustainable Development (UN-CSD) indicators on environment, economy, social and governance.This research focuses to describe and analyze the development performance of Malang regency coastal area and its phase position. This research uses a sustainable development indicator and methodology that has developed by United Nation Committee on Sustainable Development (UN-CSD). The indicators are: a). Economy: Gross Regional Domestic Product, Employment-Population Ratio; b). Environment: Forrest Area per Land, Arable and permanent crop land area, Annual catchment fish, c). social: Population growth, Adult secondary education level, Immunization against childhood diseases;and d). government institution: government officers . capacity, the human and economic loss due to the natural hazard.The research uses the descriptive design. The research will analyze the indicators . performance compared to the first year.Then each indicator will be viewed according to the development factor (economy, environment, social and governance). From 2003-2008, the aggregated of coastal areas development factors performance as follows: economy performance factor (34.08%), institutional performance factor (30.80%) environment factor (12.5%) and social factors (4.6%). The aggregated of coastal areas development performance was 20.49% and The Malang regency aggregated performance was 19.23%. That means the development performance of coastal areas was slightly better compared to Malang regency. The Malang regency coastal area . s development performance was influenced by economic factor performance (34.08%) that supported by GRDP per capita (66.39%). The GRDP per capita performance was supported by the GRDP fisheries sector performance (70.68%) and it caused by increased of fisheries production and fish price. According to the sustainable development phase definition by Sarosa (2005), the coastal area development phase was still in the phase I. It means the economic development still become main priority which is followed by environment development. In 2004, Malang regency local government responded the amendment of the local government law by merged several agencies from 40 into 30 and marine affair and fisheries agency was combined with livestock agencies. In 2008, the marine affairs and fisheries agency was separated with the livestock agency as a response from the application of the law No. 27/2007 concerning the management of coastal zones and small islands. The changes seem to increase the agencys workload but when it viewed as the effectiveness and efficiency principles such action were needed. The changes gave a hope of the better service results especially if followed by an enhancing of the existing human resources quality. This research also shows the use of UN-SDC methodology and indicators and it can be applied to analyze the sustainable development performance at local government level in Indonesia. Surely this can be done by adjusting data availability and relevancy. It is possible to undertake comparative studies across multiple locations.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/551.457/BUD/s/041105083 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 14 Dec 2011 11:49 |
Last Modified: | 31 Mar 2022 07:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157606 |
Text
041105083.pdf Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |