The Implementation of Treasury Single Account in Indonesia

Kunarjo, Agung Richardus (2013) The Implementation of Treasury Single Account in Indonesia. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Uang tunai adalah elemen kunci dalam menentukan kebijakan operasional di pemerintahan. Praktik manajemen kas yang buruk tidak hanya dapat menyebabkan pemborosan, tetapi juga menghambat pertumbuhan pasar keuangan negara dan dapat mengurangi efektivitas kebijakan moneter. Upaya manajemen Treasury yang dilakukan oleh Pemerintah (Kementerian Keuangan) pada tingkat implementasi oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah berkembang dengan sangat dinamis. Implementasi Prosedur Manajemen Tunai Pemerintah mulai dilakukan secara bertahap dengan Implementasi Treasury Single Account (TSA) pada tahun 2007. Implementasi manajemen kas di Indonesia tidak merujuk pada prinsip-prinsip manajemen kas yang baik. Implementasi akun tunggal Perbendaharaan adalah satu cara Indonesia telah memilih untuk mencapai manajemen kas yang lebih baik. Di masa depan semoga manajemen kas dapat diimplementasikan dengan benar. Namun, tidak mudah untuk menerapkan akun tunggal Perbendaharaan karena sejumlah besar entitas yang terlibat termasuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bank Indonesia, Bank Umum dan Kantor Pos. Implementasi manajemen kas diamanatkan dalam UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang dibuat dengan penerbitan Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2007 tentang pengelolaan dana negara / daerah. Peraturan Pemerintah No. 39 dari 2007 ditetapkan menggunakan satu akun untuk mengelola keuangan negara / wilayah. Sistem pemerintahan Tata Kelola dan Publik yang dilakukan oleh Bendahara Umum. Bank Umum Negara telah ditunjuk sebagai mitra untuk pengeluaran dan penempatan uang negara. Negara-negara memiliki sumber daya keuangan yang terbatas, oleh karena itu sangat penting untuk memiliki manajemen kas yang baik untuk memastikan bahwa pemerintah manajemen kas beroperasi secara efektif dan efisien untuk memanfaatkan saldo kas optimal untuk menghasilkan pendapatan dan menjaga ketersediaan dana dalam APBN. . Oleh karena itu, penerapan satu akun atau akun tunggal Treasury (TSA) ditambah dengan perencanaan uang tunai yang baik harus diimplementasikan. Dengan implementasi TSA, sebagian besar penyeimbangan kas pemerintah dapat dikonsolidasikan ke dalam satu akun pada akhir setiap hari kerja. Ini akan membuka kemungkinan pemerintah untuk dapat melakukan kontrol yang lebih baik atas arus kas dan mencegah kemungkinan pelecehan. Selain itu, konsolidasi kas akan memungkinkan pemerintah untuk dapat mengelola uang tunai dengan baik. Selain itu, untuk meningkatkan pemanfaatan pendapatan negara. Uang tunai dapat dibuat di Bank Indonesia atau bank umum dan dapat memperoleh gambaran bunga atau giro. Yang berbeda antara sebelum dan sesudah implementasi TSA adalah pengelompokan mekanisme prosesnya. Karena sebelumnya, pengelompokan didasarkan pada lokasi KPPN / Kantor Perbendaharaan dengan Bank Indonesia atau tidak, sedangkan untuk kelompok lain berdasarkan pengeluaran atau pendapatan. Dalam urutan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas implementasi akun tunggal Treasury, Kementerian Keuangan harus memilih bank operasional melalui proses tender, memberikan tender ke bank operasional yang sudah memberikan layanan terbaik. Untuk mencapai implementasi sempurna TSA masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan termasuk sarana komunikasi yang terbatas, perencanaan yang baik dengan uang tunai yang tidak diklaim dan kebutuhan untuk koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Selain itu, implementasi TSA dalam manajemen kas membutuhkan perubahan dalam pola pikir setiap pengguna di bidang dana anggaran untuk membiayai pengeluaran negara. Oleh karena itu perlunya pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di manajemen keuangan negara. Jika semua tantangan ini dapat diatasi, diharapkan implementasi TSA di Indonesia dapat bekerja dengan baik. Dari negara lain seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Swedia, Georgia, dan Serbia, Indonesia dapat mempelajari banyak hal seperti bekas dari bank-bank komersial, penggunaan T-Bills, pentingnya sistem informasi, dan partisipasi dana keamanan dalam manajemen kas.

English Abstract

Cash is the key element in determining operational policies in government. Poor cash management practices can not only lead to waste, but also inhibits the growth of a countrys financial markets and may reduce the effectiveness of monetary policy. Treasury management efforts undertaken by the government (Ministry of Finance) at the level of implementation by the Directorate General of Treasury has been progressing very dynamically. Implementation of Government Cash Management procedures began to be carried out in stages with the implementation Treasury Single Account (TSA) in 2007. The implementation of the cash management in Indonesia is not referringentirely to the principles of good cash management. The implementation of Treasury Single Account is one way Indonesia has chosen to achieve better cash management. In the future hopefully cash management can be implemented properly.However, it is not easy to implement the Treasury Single Account because of the large number of entities involved including Directorate General of Treasury, Bank Indonesia, Commercial Bank and Post Office. Implementation of cash management was mandated in Law No. 1 of 2004 on State Treasury made with the issuance of Government Regulation No. 39 of 2007 Regarding the Management of State/Local Funds. Government regulation No. 39 of 2007 establisheduse a single account to manage the finances of the country/region. Governance and public finance administration system conducted by the General Treasurer. State Commercial Banks have been appointed as a partner for spending and the placement of the state money. Countries have limited financial resources, therefore it is very important to have good cash management to ensure that the governments cash management is operating effectively and efficiently so as to take advantage of optimal cash balance to generate revenue and maintain the availability of funds in the State Budget. Therefore, the application of a single account or a Treasury Single Account (TSA) coupled with good cash planning should be implemented. With the implementation of the TSA, most of the governments cash balances can be consolidated into one account at the end of each working day. This will open up the possibility of the government to be able to perform better control over cash flow and prevent the possibility of abuse. In addition, the cash consolidation will allow the government to be able to manage cash well. In addition, in order to improve the utilization of state revenue. the cash can be made at Bank Indonesia or public banks and can earn interest or current accounts. The different between before and after the implementation of TSA is the grouping of the mechanism of its process. For before, the grouping is based on the location of KPPN/Treasury Office with Bank Indonesia or not, while for other the grouping based on spending or revenue. In the order to improve transparency and accountability of Treasury Single Account Implementation, Ministry of Finance must choose the operational bank through the tender process, awarding the tender to an operational bank that already gives the best service. To achieve perfect implementation of the TSA still many challenges are to be faced. The challenges include the limited means of communication, good planning unclaimed cash and the need for coordination between the Ministry of Finance and Bank Indonesia. Besides, the implementation of TSA in cash management requires a change in mindset of every user in the areas of budget funds to finance state expenditures. Therefore the need for training to improve the quality of human resources in the countrys financial management. If all of these challenges can be overcome it is expected that the implementation of TSA in Indonesia can work well. From other countries such as France, United Kingdom, United States, Australia,Sweden, Georgia and Serbia, Indonesia can learn many things such as the used of commercial banks, the use of T-bills, the importance of information systems, and the participation of security funds in cash management.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/332.632 32/KUN/i/041309281
Subjects: 300 Social sciences > 332 Financial economics > 332.6 Investment
Divisions: S2/S3 > Magister Linguistik Terapan, Fakultas Ilmu Budaya
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 03 Mar 2014 16:50
Last Modified: 28 Mar 2022 05:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/155788
[thumbnail of Agung Richardus Kunarjo.pdf]
Preview
Text
Agung Richardus Kunarjo.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item