Terminal Penumpang Bandar Udara di Kabupaten Buleleng Bali

BayuDestyaWiratmaja (2010) Terminal Penumpang Bandar Udara di Kabupaten Buleleng Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan transportasi udara, terutama di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perkembangan ekonomi, sosial dan politik, hankam dan kecenderungan global sebagai lingkungan strategis yang berpengaruh. Kelangsungan pertumbuhan ekonomi nasional sangat berdampak terhadap demand terhadap trasportasi udara di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia mempunyai suatu wilayah geografis strategis, Wilayah geografis yang seperti itu serta meningkatnya kebutuhan masyarakat akan efektifitas waktu dan pelayanan dalam hal transportasi yang membuat peran transportasi udara menjadi sangat penting dan menjadi salah satu pilihan sebagai penghubung antar pulau bagi negara Indonesia maupun untuk menampung lalu-lintas penerbangan antar negara dan antar benua, yang sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Sejalan dengan perkiraan pertumbuhan permintaan angkutan udara yang juga sebagai " servicing function " maupun " promoting function " tersebut, tentunya akan terjadi juga peningkatan pelayanan serta penyediaan sarana dan prasarana transportasi udara tersebut seperti, penyediaan kapasitas tempat duduk angkatan udara, pelayanan yang lebih baik untuk penerbangan dalam negeri maupun luar negeri, pengadaan pesawat udara, sertifikasi dan kelaikan udara, maupun pengembangan prasarana bandar udara yang sudah ada bahkan pembangunan bandara-bandara baru. Bali dengan segala keindahan panorama maupun kekhasan kesenian dan kebudayaannya, selama ini bisa dianggap menjadi terminal akhir wisata nasional dan internasional dengan jumlah kunjungan wisatawan hingga jutaan orang per tahun. Potensi pasar yang masih bisa digali sangat luas dan jaringan pengembangan pasar wisata ini sedang dikembangkan semaksimal mungkin. Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai prasarana penyelenggaraan transportasi udara di Pulau Bali, tentunya akan menjadi tumpuan bagi target yang ditetapkan pemerintah namun dari peningkatan dan target yang telah dicanangkan oleh pemerintah tersebut, dipastikan infrastruktur di sekitar bandara tidak bisa menampung. Hal juga tersebut diperkuat dengan pernyataan Jero Wacik bahwa pembangunan bandara baru menjadi pilihan yang harus dilakukan. Agar ada pemerataan pembangunan, harus dibangun di bagian utara yaitu di Singaraja. Bandara merupakan „pintu gerbang‟ utama keluar-masuknya orang-orang melalui alat transportasi udara, baik itu sebagai Bandara Domestik ataupun terlebih lagi sebagai Bandara Internasional, semestinya mampu mengangkat kearifan filosofi arsitektur lokalnya. Konsepsi yang holistik antara fungsi, pola aktivitas dan spirit ataupun roh local genius-nya akan mampu melahirkan harmoni yang estetik. Metode yang digunakan dalam merancang terminal penumpang bandara di Kabupaten Buleleng ini adalah metode analitis ( analytical method ) dengan pendekatan programatik dan metode desain analogi serta transformasi dari nilai nilai arsitektur lokal yang dipakai sehingga diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan produk desain bandara sebagai „pintu gerbang‟ suatu kawasan yang tidak lepas dari kearifan arsitektur lokalnya walaupun berada di tengah perkembangan masa maupun teknologi. Perancangan terminal penumpang bandara baru di Kabupaten Buleleng ini menunjukkan bahwa diperlukan proses yang cukup panjang karena terlebih dahulu harus mengetahui arah dan orientasi landasan pacu sebagai komponen bandara yang paling utama, serta kelayakan sebuah tapak untuk dikembangkan menjadi sebuah site yang nantinya diharapkan dapat menjadi titik perkembangan suatu daerah. Perancangan sebuah terminal bandara sebaiknya tetap mengacu terhadap perkembangan teknologi di masa mendatang, karena pertumbuhan sektor ini sangat dinamis dan penuh dengan inovasi baru, namun demikian nilai arsitektur lokal sebagai hasil dari local genius serta ciri khas suatu daerah diharapkan tidak diabaikan begitu saja karena bandara juga merupakan "pintu gerbang" bagi suatu daerah. Pertimbangan akan kenyamanan penumpang serta efisiensi dan produktifitas bangunan yang berkelanjutan dengan menambahkan sistem yang terintegrasi sebaiknya juga menjadi bahan pertimbangan yang penting dalam proses perancangannya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2010/656/051003793
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Feb 2011 14:45
Last Modified: 21 Oct 2021 00:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/140524
[thumbnail of BAB_III.pdf]
Preview
Text
BAB_III.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB_II.pdf]
Preview
Text
BAB_II.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of BAB_I.pdf]
Preview
Text
BAB_I.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_BAB__IV_+_V-1.pdf]
Preview
Text
Pages_from_BAB__IV_+_V-1.pdf

Download (7MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Pages_from_BAB__IV_+_V-2.pdf]
Preview
Text
Pages_from_BAB__IV_+_V-2.pdf

Download (11MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item