AndriKurniawan (2007) Pengaruh Variasi Penggunaan Agregat Halus Dari Kabupaten Karangasem Propinsi Bali Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Lebar Retak Pada Balok Beton Bertulang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Beton adalah bahan-bahan yang sangat luas digunakan untuk sistem-sistem kontruksi, seperti gedung-gedung bertingkat tinggi, jembatan dan pondasi. Hal ini dikarenakan sifatnya yang kuat dan tahan lama, sehingga menyebabkan pemakaian beton sebagai salah satu material kontruksi yaitu dari segi mutu beton itu sendiri dituntut peningkatannya. Untuk mencapai kuat tekan beton yang tinggi maka perlu dipahami karakteristik dari bahan penyusunnya dimana salah satu bahan penyusunnya adalah agregat, dimana kandungan agregat beton berkisar ± 75% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang cukup besar, agregat inipun menjadi penting karena mempengaruhi nilai kuat tekan beton itu sendiri. Melihat sifat beton diatas, bila suatu beton tersebut tidak mampu lagi menerima gaya yang diberikan maka akan terjadi retak-retak yang makin lama makin dalam, sampai pada suatu ketika elemen beton tersebut akan pecah atau runtuh. Suatu struktur yang baik harus aman dan mempunyai kemampulayanan ( serviceability ) yang baik pula. Kontrol kemampulayanan dapat dilihat melalui kontrol terhadap lebar retak yang dapat terjadi pada beton bertulang. Pada perhitungan kemampulayanan ini akan digunakan variasi Pasir Karangasem guna mengetahui nilai beban pada saat balok mencapai lebar retak ijin. Pada umumnya kontrol kemampulayanan hanya meninjau pada ketebalan minimum dan perhitungan lendutan secara langsung akibat beban yang sudah ditentukan, sehingga ada faktor lain yang tidak ditinjau yaitu lebar retak dan beban yang sebenarnya dapat ditahan pada kondisi lebar retak ijin. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan balok saat mencapai lebar retak ijin sebesar 0.3 mm akibat dari variasi penggunaan agregat halus dari Kabupaten Karangasem, Bali. Benda uji balok yang digunakan adalah balok persegi dengan ukuran 12 x 18 x 140 cm. 3 balok tanpa campuran agregat halus dari Kabupaten Karangasem, Bali sebagai balok kontrol, 12 balok dengan penggunaan agregat halus dari Kabupaten Karangasem, Bali yang bervariasi. Jumlah benda uji tiap variasi masing-masing 3 buah. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan penambahan beban secara bertahap. Adapun dalam pengujian ini pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hasil P saat mencapai lebar retak ijin akibat variasi penggunaan agregat halus dari Kabupaten Karangasem, Bali. Untuk Pasir Karangasem digunakan variasi 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap Pasir Brandong. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban maksimum pada saat lebar retak 0,3 mm terjadi pada variasi 0%. Lebar retak maksimum terjadi pada variasi 25%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2007/39/050700549 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 22 Nov 2008 11:21 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 03:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138652 |
Preview |
Text
050700549.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |