Syaifuddin (2014) tentang Studi Pemetaan Batimetri Perairan Selat Bali Untuk Perencanaan Lokasi Pembangunan Pelabuhan Di Sekitar Pesisir Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan Negara maritim yang sebagian besar daratannya terdiri dari perairan laut. Sarana dan prasarana seperti pelabuhan sangat dibutuhkan untuk berlangsungnya kegiatan-kegiatan perikanan. Menurut PER.6/MEN/2013 pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan / atau perairan dengan batas-batas tertentu yang berfungsi sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan / atau bongkar muat barang. Dalam perencanaan pembangunan pelabuhan mempunyai syarat-syarat tertentu, salah satunya syarat pembangunan pelabuhan berdasarkan PM 51 Tahun 2011 adalah studi kelayakan yang berupa data survey yang meliputi hidrooseanografi seperti pasang surut, gelombang, arus dan kedalaman laut agar bangunan tidak tenggelam pada saat pasang terjadi, dan didukung dengan dokumen rekomendasi Syahbandar berkoordinasi dengan Kepala Kantor Distrik Navigasi setempat. Untuk mengetahui kesesuaian lahan dapat ditinjau dari kedalaman perairan yang digunakan untuk kolam pelabuhan dan alur pelayaran. Untuk mengetahui kedalaman yang sesuai dengan pelabuhan tersebut dapat dilihat dari dimensi kapal yang akan bersandar di pelabuhan tersebut. Untuk menggambarkan kondisi kedalaman perairan lokasi penelitian digunakan analisis deskriptif yaitu menganalisis data berdasarkan gambar atau peta dengan didukung sumber-sumber terkait. Data yang digunakan adalah data kedalaman laut untuk nantinya diolah menjadi peta yang menggambarkan kedalaman dan kontur dasar perairan yang disebut batimetri. Menurut Kepmen (2000), peta batimetri adalah peta kedalaman laut yang dinyatakan dalam angka kedalaman atau kontur kedalaman yang diukur terhadap datum vertikal. Tujuan dari Skripsi ini adalah untuk mengetahui kondisi pasang surut perairan Tanjung Wangi, untuk mengetahui kondisi kedalaman perairan Selat Bali menurut peta batimetri, dan untuk mengetahui kedalaman yang sesuai untuk kolam pelabuhan dan alur pelayaran pada setiap jenis kapal. Perairan Selat Bali di daerah Tanjung Wangi termasuk tipe pasang surut campuran dominan tunggal ( mixed dominant diurnal ) yang artinya perairan tersebut mengalami dua kali pasang dalam satu hari dengan perbedaan tinggi dan interval yang berbeda. Pada analisis kondisi kedalaman yang sesuai untuk kolam pelabuhan dan alur pelayaran didapatkan kedalaman yaitu untuk kapal perikanan 30 GT (9 DWT) dibutuhkan kedalaman sebesar 3,8 m, untuk kapal penumpang 30.000 GT (9.000 DWT) dibutuhkan kedalaman sebesar 9,85 m, untuk kapal minyak 80.000 DWT dibutuhkan kedalaman sebesar 16,89 m, dan untuk kapal barang 50.000 DWT dibutuhkan kedalaman sebesar 14,14 m.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2014/410/051407080 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 05 Nov 2014 09:04 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:30 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133738 |
Preview |
Text
1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
4.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
3.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
2.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
7.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
8.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
9.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
10.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
11.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
12.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
13.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
14.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
15.pdf Download (6MB) | Preview |
Preview |
Text
5.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
16.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
17.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
18.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
6.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |