Asmoro, RadarWiji (2014) Penilaian Keberlanjutan Perikanan Lemuru, Sardinella Lemuru (Bleeker, 1853) di Perairan Selat Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Masalah berlebihnya alat penangkapan ikan khususnya di perairan Selat Bali adalah masalah yang kompleks dan penting untuk segera dicarikan solusinya. Banyaknya alat tangkap (baik dalam jenis maupun jumlah) yang terkonsentrasi di pantai, diyakini telah mendorong tingginya tekanan penangkapan dan kompetisi antar nelayan. Disisi lainnya, nasib nelayan sebagai pelaku utama dalam perikanan, masih dalam kondisi miskin. Bertambahnya nelayan yang tidak terkontrol ditengarai telah melampaui batas maksimum, sehingga keberadaannya perlu dievaluasi lebih lanjut. Satu hal yang sering dilupakan dalam pendekatan klasik yang didasarkan pada aspek biologi adalah, dikesampingkannya aspek perilaku dan persepsi nelayan dalam mengalokasikan atau pengoperasian alat tangkapnya. Pengelolaan perikanan yang multi species dan multi alat tangkap ini memerlukan keahlian dalam memadukan berbagai faktor yang saling terkait dan berpengaruh pada keberlangsungan sumberdaya ikan. Sustainabilitas perikanan lemuru di Selat Bali tentunya akan sangat ditentukan oleh kebutuhan manusia akan hasil laut dan keharmonisan tingkah laku manusia sebagai nelayan dalam mengeksploitasi sumberdaya ikan serta hubungan horisontal sesama nelayan. Data ekologi, stok ikan, produksi atau pendaratan hasil tangkapan, jumlah armada merupakan, kondisi sosial ekonomi dan etika nelayan merupakan informasi dasar yang diperlukan untuk memulai langkah proses pengelolaan perikanan ini (Sutjipto, 2001, Walter et al., 2001 dan Kusnadi, 2006). Metodologi penelitian tahun pertama ialah dengan menggunakan pendekatan ekosistem RAPFISH dianalisis dengan bantuan EXCEL software untuk menjawab tujuan yaitu menentukan status perikanan tangkap dalam perspektif keberlanjutan menurut variabel ekologi, teknologi, ekonomi, dan sosial-etika di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur dan mengetahui indikator yang mempengaruhi ketidakberlanjutan perikanan lemuru di Selat Bali. Keberlanjutan terhadap sumberdaya perikanan lemuru dimana data yang dibutuhkan ialah variabel laten ekonomi, sosial, etika teknologi, dan ekologi. Masing-masing variabel laten mempunyai indikator variabel yang diambil dari RAPFISH FORM (Pitcher,2004). Hasil dari analisis Rapfish nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi ditunjukkan oleh nilai indeks keberlanjutan indikator status eksploitasi 24%, tekanan pemanfaatan perairan 28%, trophic level 28%, perubahan ukuran ikan 29% dan daerah penangkapan 29%. Hal ini dapat diartikan indeks keberlanjutan dimensi ekologi mempunyai nilai 29% yaitu ”buruk” Indeks Keberlanjutan dimensi ekonomi ditunjukkan oleh nilai indeks keberlanjutan indikator kontribusi perikanan daerah 89%, curahan waktu 50%, subsidi 74%, alternatif pekerjaan 36%, orientasi pasar 26%, harga 67%, sektor tenaga kerja 52%, dan persentase pendapatan 31%. Hal ini dapat diartikan indeks keberlanjutan dimensi ekonomi mempunyai nilai 53% yaitu ”cukup”. Indeks Keberlanjutan dimensi sosial ditunjukkan oleh nilai indeks keberlanjutan indikator kemandirian usaha 89%, perkembangan KUB 26%, pengetahuan lingkungan 74%, frekuensi konflik 31% dan pengaruh nelayan 63%. Hal ini dapat diartikan indeks keberlanjutan dimensi sosial mempunyai nilai 57% yaitu ”cukup”. Indeks Keberlanjutan dimensi etika ditunjukkan oleh nilai indeks keberlanjutan indikator dasar masuk perikanan 79%, co-manajement 78%, ijin usaha 70% dan ikan dibuang 98%. Hal ini dapat diartikan indeks keberlanjutan dimensi etika mempunyai nilai 81% yaitu ”baik sekali”. Indeks Keberlanjutan dimensi teknologi ditunjukkan oleh nilai indeks keberlanjutan indikator sifat pengoperasian alat tangkap 47%, selektivitas alat tangkap 44%, alat bantu 47%, ukuran kapal 58%, dampak samping alat tangkap 91% dan lama trip 31%. Hal ini dapat diartikan indeks keberlanjutan dimensi teknologi mempunyai nilai 53% yaitu ”cukup”. Teknologi penangkapan ikan yang dilakukan nelayan sebagian besar tidak menunjukkan sustainabilitas sumberdaya ikan Dari kelima dimensi yang menentukan keberlanjutan ikan lemuru di Selat Bali, dimensi etika mempunyai nilai indeks keberlanjutan paling tinggi yaitu 81% yang artinya “baik sekali” dan dimensi yang mempunyai nilai keberlanjutan paling rendah ialah dimensi ekologi dengan nilai keberlanjutan 29% yang artinya “buruk”. Tetapi jika nelayan menerapkan kode etik dalam menangkap ikan, seharusnya tidak terjadi kerusakan ekologi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran nelayan/etika muncul setelah terjadi kerusakan ekologi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2014/263/051405672 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 30 Sep 2014 14:46 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 06:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133575 |
Preview |
Text
BAB_III_Metodologi.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_II_Tinjauan_Pustaka.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER-PROPOSAL.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_Pembahasan.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V_Kesimpulan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI_+_Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar_Pustaka.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lembar_Pengesahan_FIX.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lampiran_Keseluruan.pdf Download (5MB) | Preview |
Preview |
Text
RINGKASAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
PERNYATAAN_ORISINILITAS.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_I_Pendahuluan.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |