AgusPriyanto (2008) Pemanfaatan Limbah Biogas (Sludge) Sebagai Pengganti Pakan Pellet Komersial Untuk Meningkatkan Pekembangan Kematangan Gonad Dan Pertumbuhan Benih Lele (Clarias gariepinus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam budidaya lele dumbo yang yang harus diperhatikan adalah pakan, karena pakan memegang perananan yang sangat penting. Pakan disini sebagai sumber gizi bagi lele dumbo, sehingga dalam memberikan pakan harus diperhatikan kandungan gizi dalam pakan tersebut, salah satunya adalah protein. Protein dalam pakan ikan merupakan unsur yang harus ada, karena protein yang paling dibutuhkan oleh ikan. Aspek pakan mempunyai bobot 60 persen dari total biaya produksi pada usaha budidaya ikan, baik pembenihan, pendederan atau pembesaran maupun pemeliharan induk. Untuk menekan biaya pakan maka perlu ada bahan alternative sebagai pengganti tepung ikan yang mahal, karena tepung ikan adalah bahan utama penyusun pellet yang harganya mahal, salah satu bahan yang dapat mengganti tepung ikan adalah limbah biogas (sludge) yang jauh lebih murah dari tepung ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung, yaitu pencatatan pengamatan secara sistematik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah t hitung dimana penelitian ini menggunakan dua perlakuan yaitu pakan dengan penambahan sludge 60 % dan menggunakan pakan komersial. Hasil penelitian untuk laju pertumbuhan spesifik, pakan komersial sebesar 2,46 % BB/hari, sementara pakan sludge sebesar 2,38 % BB/hari. Hasil ini menunjukkan pakan komersiel masih lebih baik dari pakan sludge. Tetapi setelah dilakukan uji statistik kedua perlakuan tidak berbeda nyata atau kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sama terhadap laju pertumbuhan spesifik, bahkan pakan sludge dapat menggantikan pakan komersial sebesar 96,7 %, atau sludge murni dapat menggantikan 58,02 % terhadap laju pertumbuhan spesifik. Tingkat kelulushidupan untuk pakan sludge sebesar 50 % dan pakan komersial sebesar 53 %. Hasil ini memang masih lebih baik pakan komersial tetapi perbedaannya tidak besar, bahkan setelah dilakukan uji statistik kedua perlakuan tidak berbeda nyata atau kedua perlakuan pengaruhnya sama terhadap tingkat kelulushidupan benih lele. Tingkat kelulushidupan yang kecil lebih disebabkan karena adanya kendala teknis yaitu banyak ikan yang hilang karena kolam bocor. Tetapi dari hasil untuk tingkat kelulushidupan pakan sludge dapat menggantikan pakan komersial sebesar 94,34 %, atau sludge murni dapat menggantikan sebesar 56,60 %. Rasio konversi pakan (FCR) pada akhir penelitian sebesar 2,37 untuk pakan sludge dan 2,19 untuk pakan komersial. Hasil ini menunjukkan pakan komersial lebih baik dari pakan sludge tetapi setelah dilakukan uji statistik dari kedua perlakuan tidak berbeda nyata atau kedua perlakuan pengaruhnya sama untuk rasio konversi pakan. Dengan FCR 2,37 untuk pakan sludge dan harga pakan 1 Kgnya Rp.2.900,- dan FCR 2,19 untuk pakan komersiel dengan harga 1 kg pakan sebesar Rp. 4.000,-, maka efisiensi biaya dari pakan sludge untuk produksi 1 Kg ikan sebesar 78,46 %. Rasio efisiensi protein (PER) pada akhir penelitian untuk pakan sludge sebesar 2,03 gr/gr dan untuk pakan komersial sebanyak 1,42 gr/gr, hasil ini menunjukkan pakan sludge proteinnya lebih mudah dimanfatkan daripada pakan komersial walaupun pakan sludge kandungan proteinnya lebih rendah. Produksi adalah banyaknya ikan yang dipanen pada akhir pemeliharaan baik dari segi umlah maupun bobot tubuh. Hasil dari penelitian ini produksinya sebesar 8,76 kg untuk pakan sludge dan 11,04 kg untuk pakan komersial. Hasil ini masih bagus pakan komersiel tetapi pakan sludge masih bisa menggantikkan pakan komersial sebanyak 79,35%, sehingga dapat menekan biaya pakan. Untuk induk lele tingkat kematangan gonad ikan untuk kedua perlakuan sudah ada yang sampai tahap VI atau mijah, tetapi belum semuanya. Pada akhir penelitian jumlah ikan yang matang gonad sebanyak 6 ekor untuk pakan sludge dan 5 ekor pakan komersial. Hasil ini menunjukkan pakan sludge masih lebih baik aripada pakan komersial tetapi setelah dilakukan perhitungan statistik kedua perlakuan tidak berbeda nyata atau kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sama terhadap tingkat kematangan gonad. Kualitas air untuk kedua perlakuan tidak berbeda nyata, atau antara pakan sludge dan pakan komersial pengaruhnya sama. Untuk Oksigen Terlarut berkisar antara 3-10 ppm, suhu 220 C- 250 C, sementara pH berkisar 6,9-7,3. Kisaran kualitas air tersebut masih baik untuk induk lele. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, untuk benih, pakan sludge dan pakan komersial tidak memberikan perbedaan terhadap; Untuk benih, pakan sludge dan pakan komersial memberikan efek yang sama terhadap: Laju pertumbuhan spesifik, tingkat kelulushidupan, rasio konversi pakan. Sedangkan produksi lele, pakan komersial 20,65% lebih banyak dari pakan sludge. Rasio efisiensi protein, pakan sludge 42,95 % lebih baik dari pakan komersial. Untuk induk, pakan sludge dan pakan komersial tidak memberikan perbedaan terhadap tingkat kematangan gonad, dan pakan sludge 20 % lebih baik dari pakan komersiel. Efisiensi biaya dari pakan sludge untuk produksi 1 kg ikan sebesar 78,46 % Dari penelitian ini dapat disarankan, pakan sludge dapat digunakan untuk subtitusi pakan komersial sebanyak 96,7 %, atau sludge murni dapat menggantikan 58,02 %. Perlu adanya penelitian tentang enzim yang mempengaruhi pertumbuhan yang terdapat dalam sludge.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/29/050803012 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 16 Oct 2008 09:55 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 05:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132492 |
Preview |
Text
050803012.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |