Tonggiroh, Arvy (2010) Efek Penurunan Permukaan Tanah pada Tebu Keprasan Terhadap Sifat Fisik Tanah dan Produksi Tebu (Shaccarum Officinarum) di Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Luas areal tanam tebu pada lahan kering setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kondisi lahan kering sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tebu. Tanaman tebu lahan kering sering diupayakan melalui sistem keprasan. Prinsip utama dalam sistem keprasan adalah menumbuhkan kembali bekas tebu yang ditebang. Pada umumnya kegiatan pengeprasan maksimal dilakukan sebanyak 4-5 kali, akan tetapi pada kalangan petani kegiatan pengeprasan dapat dilakukan hingga 10-12 kali. Akibatnya sistem perakaran tanaman tidak dapat berkembang dengan baik, peremajaan hanya terjadi pada pangkal batang, dan pertumbuhan tanaman tebu menjadi kurang optimal, sehingga menurunkan produktivitas tanaman tebu. Saat ini terdapat pola budidaya alternatif dari petani yang dirasa dapat mengurangi biaya tanam dan dapat merangsang pertumbuhan akar pada tebu, yaitu dengan penurunan permukaan tanah. Tujuan penelitian: 1) Mengetahui perubahan sifat fisik tanah akibat penurunan permukaan tanah pada tebu keprasan, 2) Mempelajari pengaruh penurunan permukaan tanah pada tebu keprasan terhadap produksi tebu. Hipotesis penelitian: 1) Terdapat perbedaan sifat fisik tanah pada sistem keprasan dengan penurunan permukaan tanah. 2) Penurunan permukaan tanah pada tebu keprasan mempengaruhi nilai produksi tebu. 3) Penurunan permukaan tanah dapat digunakan sebagai alternatif peremajaan tanaman tebu di lapangan. Penelitian dilaksanakan di Desa Kebonagung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang dan di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Perlakuan dilakukan pada tebu keprasan 3 kali, keprasan 6 kali dan tebu turun tanah. Pengambilan contoh pada masing-masing perlakuan dilakukan pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan meliputi BI, BJ, porositas, index DMR, KHJ dan ketahanan penetrasi tanah. Analisis data menggunakan analisis ragam (Anova) taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian diperoleh nilai BI tertinggi pada tebu keprasan 6 kali yaitu 1,30 g.cm-3, dan terendah pada tebu turun tanah yaitu 1,23 g.cm-3. BJ tertinggi pada tebu keprasan 6 kali yaitu 2,53 g.cm-3, dan terendah pada tebu turun tanah yaitu 2,45 g.cm-3. Porositas tertinggi pada tebu turun tanah yaitu 49,67%, dan terendah pada tebu keprasan 6 kali yaitu 48,37%. Index DMR tertinggi pada tebu keprasan 3 kali yaitu 3,98 mm, dan terendah pada tebu keprasan 6 kali yaitu 3,19 mm. Nilai KHJ tertinggi pada tebu keprasan 3 kali yaitu 19,56 cm.jam-1, dan terendah pada tebu keprasan 6 kali yaitu 3,75 cm.jam-1. Nilai ketahanan penetrasi tanah hingga kedalaman 40 cm, tertinggi pada tebu keprasan 6 kali yaitu 16,08 kgf.cm-2, dan terendah pada tebu keprasan 3 kali yaitu 11,09 kgf.cm-2.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2010/6/051000165 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.6 Sugar, syrup, starch crop > 633.61 Sugarcane |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 01 Mar 2010 09:21 |
Last Modified: | 18 Apr 2022 03:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128578 |
Preview |
Text
051000165.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |