Asti, Lidya Octavia (2018) Adaptasi Bangunan di Permukiman Betek Terhadap Bencana Banjir. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kota Malang yang merupakan kota terbesar ke dua di Jawa Timur merupakan kota yang rawan banjir, setidaknya terdapat 58 kawasan di wilayah Kota Malang, rawan terjadi bencana saat musim hujan, baik tanah longsor, banjir maupun puting beliung. Kawasan tersebut berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Brantas, DAS Metro, DAS Amprong, DAS Bangau, dan DAS Sukun. Di sepanjang kawasan tersebut selain padat permukiman juga memiliki karakteristik palung tajam dengan susunan tanah yang mudah longsor. Kawasan Permukiman di Jalan Kintamani RW 08, Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen, Kota Malang atau yang lebih dikenal dengan Permukiman Betek merupakan salah satu kawasan yang rawan banjir di Kota Malang yang lokasinya tepat di bantaran sungai DAS Brantas. Dengan fungsi kawasan sebagai fasilitas permukiman. Permukiman ini sangat di padati penduduk, dengan jarak antar sungai dengan perumahan hanya sekitar 10 meter saja. Penelitian ini menggunakan mixed method atau metode campuran kuantitatif kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Guna menjelaskan fenomena yang terjadi, alami maupun buatan manusia penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Deskriptif kuantitatif guna menjelaskan tingkat kekumuhan pada kawasan permukiman betek untuk melihat seberapa rentan kawasan ini terhapa bencana alam. Sedangkan kualitatif guna menjelaskan faktor yang mempengaruhi bentuk adaptasi hunian warga dilihat dari faktor internal yaitu faktor dari kemampuan diri warga seperti pendidikan maupun pendapatan warga dan faktor eksternal yang merupakan faktor pembentuk permukiman. Hasil penelitian ini berupa rekomendasi bangunan hunian yang terbagi menjadi tiga zona dengan tingkat kerentanan bencana banjir pada lokasi. Penambahan struktur bangunan menjadi dua lantai dan atau menggunakan struktur rumah panggung menjadi rekomendasi bangunan hunian pada zona satu yang merupakan zona paling rawan terhadap banjir dengan ketinggian banjir mencapai dua meter, sedangkan untuk zona dua dengan tingkat kerawanan sedang rekomendasi meninggikan lantai bangunan dan menambah struktur bangunan berupa mezanin menjadi rekomendasi dan rekomendasi pada zona tiga dengan tingkat kerentanan rendah dengan ketinggian banjir mencapa 40cm, mengganti material bangunan dan menggunakan perabot rumah tangga yang tahan air.
English Abstract
Malang City which is the second largest city in East Java is a flood-prone city, there are at least 58 areas in the city of Malang, prone to disasters during the rainy season, both landslides, floods and tornadoes. The area is located along the Brantas watershed, Metro watershed, Amprong Watershed, Bangau Watershed and Sukun Watershed. Along the area in addition to dense settlements also have the characteristics of a sharp trough with a landslide that is easily slide. Settlement Area at Jalan Kintamani RW 08, Penanggungan Village, Klojen Sub-district, Malang City or better known as Betek Settlement is one of the flood-prone areas in Malang City located right on the river bank of the Brantas watershed. With the region functions as a resident facility. This settlement is very crowded in the population, with the distance between rivers of housing only about 10 meters. This study uses descriptive qualitative quantitative mixed method. In order to explain the phenomena that occur, natural or man-made research using descriptive research type. Descriptive quantitative to explain the slum level in Betek settlement area to see how vulnerable the area for natural disasters is. In the meantime, qualitative to explain the factors that influence the form of residential adaptation of residents seen from internal factors that are factors of the citizen abilities such as education and citizen income and external factors that form the factors of settlement. The result of this research is the residential building recommendations which are divided into three zones with the vulnerability level of flood disaster at the location. The addition of the building structure to two floors and or using the structure of the stilts house become the recommendation of residential building in zone one which is the most vulnerable zone to flood with flood heights reaches two meters, while for zone two with the average vulnerability level are recommended to elevate the building floor and add the mezzanine building structure and recommendation in zone three with low vulnerability level with flood heights of 40cm, replacing the building materials and using waterproof furniture.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2018/395/051804759 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 19 Nov 2018 01:51 |
| Last Modified: | 21 Oct 2021 03:58 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12856 |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (197MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (41MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IVA.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Download (14MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (78kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (72kB) | Preview |
Preview |
Text
Lidya Octavia Asti.pdf Download (64MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |