Lestari, Wulan Puji (2018) Viabilitas Dan Vigor Benih Tebu Hasil Persilangan P3gi Pada Berbagai Tahun Persilangan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu ialah salah satu tanaman penting yang bernilai ekonomi tinggi terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di Indonesia, tebu merupakan tanaman utama penghasil gula. Pada tahun 2008, Indonesia berhasil meningkatkan produksi tebu hingga mencapai 2.694.227 ton pada luas areal penanaman tebu nasional 438.957 hektar, dan pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu menjadi 2.579.173 ton (diukur dalam wujud gula hablur) yang berasal dari 477.123 ha luas panen tebu (Kementan, 2016). Produksi tebu yang masih rendah mendorong pemulia tanaman untuk merakit varietas tebu baru. Proses persilangan dalam pemuliaan tanaman tebu tidak hanya disilangkan dengan sesama spesies (interspesifik) namun juga dapat disilangkan dengan tanaman yang berbeda spesies dalam satu genus (intragenerik), maupun disilangkan antara tanaman yang berbeda genus (intergenerik). Di P3GI terdapat benih dari tahun 1996-2016 hasil persilangan, diantaranya yaitu dari tahun 2011-2015 yang merupakan benih hasil persilangan intragenerik (tebu dengan tebu), dan intergenerik (baik hasil persilangan antar tebu dengan Erianthus dan hasil persilangan tebu dengan Sorghum manis). Dari semua benih hasil kombinasi persilangan tersebut yang telah disimpan selama bertahun-tahun tentunya memiliki daya hidup (viabilitas) yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih adalah umur benih. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai viabilitas benih tebu dari berbagai kombinasi persilangan baik itu persilangan secara intergenerik maupun intragenerik yang telah disimpan dengan periode simpan yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh periode simpan benih tebu yang berbeda pada masing-masing jenis persilangan yang sama terhadap viabilitas dan vigor benih tebu, mengetahui pengaruh periode simpan benih tebu yang sama pada jenis persilangan yang berbeda terhadap viabilitas dan vigor benih tebu, mengetahui keragaman populasi tebu yang memiliki viabilitas dan vigor tinggi. Hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini adalah pertama, Semakin lama periode simpan benih tebu pada masing-masing jenis persilangan yang sama maka viabilitas dan vigor benih akan semakin menurun. Kedua, benih tebu hasil persilangan intergenerik memiliki viabilitas dan vigor yang lebih rendah dari pada benih tebu hasil persilangan intragenerik. Ketiga, populasi tebu dari semua jenis benih hasil persilangan memiliki keragaman yang rendah. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2017 sampai dengan September 2017. Penelitian ini dilaksanakan di screen house Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir, tanah, dan pupuk SP36, pupuk ZA, air dan 19 kombinasi benih tebu. Percobaan ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 19 Perlakuandan 4 ulangan. Benih tebu yang digunakan pada setiap ulangan adalah 100. Selanjutnya, kecambah tebu yang bertahan di pindahkan ke polibag dan dilakukan pengamatan kuantitatif secara single plant hingga tanaman berumur 6 ii minggu setelah transplanting.Parameter pengamatan yang dilakukan yaitu daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, tinggi semai, jumlah daun, dan jumlah tunas. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis ragam atau uji F, lalu dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf α = 5 % dan 1% sertauji ortogonal kontras. Data pengamatan tinggi semai, jumlah daun dan jumah tunas dianalisis pendugaan keragaman genetik, keragaman fenotipe, koefisien keragaman genetik (KKG), dan koefisien keragaman fenotipe (KKF). Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukan bahwa perbedaan perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tolok ukur daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, indeks vigor, dan potensi tumbuh maksimum. Berdasarkan uji ortogonal kontras yang telah dilakukan, tidak ada perbedaan yang nyata antara benih yang disilangkan pada tahun yang sama meskipun dengan jenis persilangan yang berbeda terhadap semua tolok ukur viabilitas dan vigor benih. Sedangkan, berdasar pada uji lanjut BNJ diketahui bahwa terjadi perbedaan nyata semua pada perlakuan terhadap tolok ukur viabilitas dan vigor benih. Namun, perlakuan yang menunjukkan nilai terbaik pada semua tolok ukur adalah P8, P12 dan P18. Tujuh populasi tebu yang tetap bertahan hingga di transplanting memiliki keragaman pada umur semai yang rendah baik keragaman genetik maupun keragaman fenotip.
English Abstract
Sugarcane was the one of important crops which has high economic value, especially in developing countries like Indonesia. In Indonesia, sugarcane wasa major crop that produce sugar. In 2008, Indonesia succeedto increase sugarcane production up to 2,694,227 tons with growing areas of national sugarcane are 438,957 hectares, and in 2014 experienced a decrease in the sugarcane productionof Indonesia (that measured in crystal sugar) decreased up to 2,579,173 tons from 477,123 ha of sugarcane planting area (Kementan, 2016). Sugarcane production which still low encourage the breeders to assemble new varieties of sugarcane.In crossbreeding process of sugarcane plant breeding not only crossed with the same species (interspecific) but also can be crossed with a different plant species in one genus (intrageneric), or can be crossed between plant in different genus (intergeneric). In P3GI there was seeds from 1996 to 2016 from crossbreeding result, which are on 2011-2015 there are seeds that stored from result of intrageneric crossbreeding (Sugarcane with sugarcane), and intergeneric (crossbreeding between sugarcane with Erianthus and results of sugarcane crossbreeding with sweet sorghum ). From all those seeds from combination crossbreeding result that have been storage over years certainly has different lived potency (viability).One factors that may affect seeds viability is seeds age. Therefore, in this research will be discussed about sugarcane seeds viability of various crossbreeding combinations either in intergeneric crossbreeding or intrageneric crossbreeding that have been storage with different storage period. The purpose of this research is to know the effect of different sugarcane saving period on each type of the same crosses to the viability and vigor of cane seeds, to know the effect of the same period of sugar cane seed on different types of crosses on the viability and vigor of cane seeds, to know the variance sugarcane population with high viability and vigor. The hypothesis proposed in this study is first,Thelonger the period of sugarcane seeds in each of the same type of crossing then the viability and the vigor of the seed will decrease further. Second, the sugarcane seeds of intergeneric crosses have lower viability and vigor than sugarcane seeds from intrageneric crosses. Third, the sugarcane population of all types of seeds of cross breeding has a low variance. This research conducted on May until September 2017. This researchconducted in screen house of Indonesia Sugarcane Research Institute. Materialsused in this research are sand, soil, SP36, ZA, water, and 19 combinations of sugarcane seeds which from intrageneric. The experiment was designed using Completely Randomized Design (RAL) with 19 treatments and 4 repetition. The sugarcane seed used in each repetition is 100 seeds. Observation parameters were germination percentage, speed of growth, syncability of growth, vigor index, maximum growth potential, seedling height, number of leaves, and number of shoots. Data analysis thatused in this research is analysis of variance or F analysis. If the results are significantly different, data will be analyzed with Honestly Significant Difference (HSD) at 5% and 1%, also orthogonal contrast. iv Observation data of seedling height, number of leaves and number of shoots wasanalyzed for estimation of genetic variance, phenotype variance, genotypic coefficient of variance (GCV), Phenotypic coefficient of variance (PCV). Analysis of variance showed that the difference of treatment gives very real effect to the benchmarks of germination power, growing speed, synchrony growth, vigor index, and maximum potential to grow. Based on the contrasting orthogonal test done, there was no significant difference between the seeds crossed in the same year despite different types of crossbreeding of all viability benchmarks and seed vigor. Meanwhile, based on BNJ advanced test it is known that there is a real difference all the treatment of benchmarks viability and seed vigor. However, the treatment that shows the best value on all benchmarks is P8, P12 and P18. In 7 sugarcane populations that survive until the transplanting has a low diversity both genetic variance and phenotype variance.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2018/134/051802609 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.6 Sugar, syrup, starch crop > 633.61 Sugarcane |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 30 May 2018 03:35 |
| Last Modified: | 20 Oct 2021 04:18 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11227 |
Preview |
Text
Lampiran.pdf Download (784kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 4.pdf Download (745kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (100kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 5.pdf Download (5kB) | Preview |
Preview |
Text
Bagian Depan.pdf Download (281kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 1.pdf Download (15kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 2.pdf Download (187kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB 3.pdf Download (346kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |