Febrianti, Dian (2014) Identifying Javanese Social Level through the Forms of Address in Umar Kayam’s Mangan Ora Mangan Kumpul. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kata sapa memiliki hubungan erat dengan budaya. Dengan mengerti kata sapa, orang dapat memahami budaya dari masyarakat yang menggunakannya. Masyarakat yang dimaksud adalah Jawa. Lebih jauh, Mangan Ora Mangan Kumpul dipilih sebagai sumber data karena beberapa sebab, salah satunya buku ini mengandung banyak nilai Jawa. Terdapat dua masalah dalam penelitian ini, diantaranya: (1) kata sapa apa saja yang digunakan dalam Mangan Ora Mangan Kumpul? (2) Bagaimana kata sapa dalam Mangan Ora Mangan Kumpul merefleksikan strata sosial dalam masyarakat Jawa? Penelitian ini mengaplikasikan pendekatan kualitatif, eksplanatif sebagai tujuan penelitian, sumber data primer, interaksi sosial sebagai unit analisis, dokumen sebagai teknik menggali data, analisis isi sebagai teknik analisis data, terakhir triangulasi sebagai validitas penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa kata sapa terbagi berdasarkan tiga fungsinya; untuk menunjuk orang yang memiliki strata sosial lebih tinggi, sama atau lebih rendah. Kata sapa untuk menunjuk orang dengan strata sosial lebih lebih tinggi terdiri dari anda, panjenengan, sampeyan, Pakde, Engkoh, Bapak, Bune, Mas dan mBakyu. Kata sapa untuk menunkjuk orang dari strata sosial yang sama adalah kamu, kau, kalian, (nama karakter), (nama julukan karakter), Profesor dan Dokter. Terakhir, kata sapa untuk menunjuk orang dengan strata sosial lebih rendah terdiri dari kamu, kau, kalian, Tole, Adik, (nama karakter), (nama julukan karakter). Strata sosial dalam masyarakat Jawa di novel ini terutama diidentifikasikan berdasar keadaan sosio-ekonomis dan usia seseorang. Terdapat beberapa salah penggunaan kata sapa oleh karakter dalam novel. Hal ini terjadi oleh beberapa sebab, seperti adanya jarak sosial dan gurauan. Salah penggunaan ini diantaranya (a) Anda digunakan untuk menunjuk orang dari strata sosial yang sama (aspek sosio-ekonomis), (b) Sampeyan tidak digunakan hanya untuk menunjuk orang dari strata sosial lebih tinggi, tapi juga lebih rendah (aspek sosio-ekonomis), kata sapa ini juga dapat digunakan justru untuk mengurangi rasa hormat terhadap komunikan, (c) Bune tidak digunakan hanya untuk menunjuk orang dengan strata sosial lebih tinggi, tapi juga sama (aspek jarak usia dan socio-ekonomis), (d) Mas tidak digunakan hanya untuk menunjuk orang dari strata sosial lebih tinggi, tapi juga sama
English Abstract
Forms of address have a tight relationship with culture. By understanding the forms of address, people can understand about a culture of the society who use it. The society that is designated by this research is Javanese. Furthermore, Mangan Ora Mangan Kumpul is chosen as the data source because of some reasons, for example this book contains a lot of Javanese values. There are two problems proposed in this research, those are: (1) what are the forms of address used in Mangan Ora Mangan Kumpul? (2) how do the forms of address in Mangan Ora Mangan Kumpul reflect social level among Javanese people? This research applies qualitative research approach, explanative as the research purpose, primary data source, social interaction as the unit analysis, document as the technique of collecting data, content analysis as the data analysis, and the last is triangulation as the research validation. The result of this research found that forms of addess are divided into three functions; to designate people who are from a higher, a same or a lower social level than the addresser. Forms of address to designate people from higher social level are anda, panjenengan, sampeyan, Pakde, Engkoh, Bapak, Bune, Mas, and mBakyu. Forms of address to designate people from same social level are kamu, kau, kalian, (characters’ name), (characters’ nickname), Profesor and Dokter. The last, forms of address to designate people from lower social level are kamu, kau, kalian, Tole, Adik, (characters’ name), and (characters’ nickname). The social level of Javanese people in this novel mostly identified by socio-economic capability and age of persons. There are some incorrect uses of the address forms applied by the characters in the novel. It happened because of some reasons, such as social distance and joke. Those incorrect uses are: (a) Anda is used to designate a person who is from the same social level (socio-economic aspect), (b) Sampeyan is not used to only designate people from higher social level, but also people from lower social level (socio economic aspect). This form actually also can be used to decrease a respect feeling to the addressee, (c) Bune is not used to only designate people from higher social level, but also people from same social level (age gap and socio-economic aspects), (d) Mas is not used to only designate people from higher social level, but also people from lower social level (socio-economic aspect).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2014/202/051403242 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 13 Jun 2014 10:13 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 05:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100893 |
Preview |
Text
BAB_3_REVISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_5_REVISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_4_REVISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER_LUAR_&_COVER_DALAM.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
REFERENCES.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
LIST_OF_TABLES.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
ABSTRACT.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_1_REVISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_2_REVISI.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |