Andias, Herwin (2012) The Figurative Language Used In Poem In “Story Teenlit Magazine”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Puisi merupakan bahasa verbal yang menggunakan susunan kata yang berima dan digunakan untuk menceritakan cerita, untuk mengekspresikan berbagai emosi, ide atau keadaan. Subjek dari puisi adalah pengalaman hidup manusia yang berupa catatan emosi, sensasi atau ingatan. Dalam puisi, penyair secara kreatif dalam mengekspresikan pengalaman pribadi mereka. Penyair menggunakan bebagai macam gaya bahasa perbandingan. Penulis melakukan studi tentang gaya bahasa perbandingan, karena itu rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (a) gaya bahasa perbandingan apa saja yang terdapat pada puisi “Story Teenlit Magazine”? (b) apa makna kontekstual yang terdapat pada gaya bahsa perbandingan pada puisi tersebut?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan dokumen analisis sebagai teknik analisis data. Teknik ini dipilih sebagai dasar pertimbangan bahwa kajian ini berfokus pada penafsiran makna dari fenomena yang ditemukan dalam karya sastra. Teks yang digunakan sebagai sumber data penelitian ini adalah puisi yang dipilih secara sengaja dari majalah “Story Teenlit Magazine edisi keenam”, termasuk Celah Bumi, Jiwa Tak Keliru, Cinta Terlarang, Inikah PetunjukMu, Gondang 7 and Gondang 8. Teori Kennedy digunakan untuk menganalisis tipe-tipe dari gaya bahasa perbandingan dan teori Dash digunakan untuk menganalisis makna kontekstual. Dari enam puisi yang diteliti, terdapat empat macam gaya bahasa yang digunakan dalam puisi yaitu: metafora (50%), personifikasi (35%), hiperbola (13%) dan simile (2%). Diantara gaya bahasa tersebut, metafora (50%) menjadi gaya bahasa yang paling sering digunakan. Penyelidikan tentang makna kontekstual sebagai fokus dari penelitian yang ditentukan oleh konteks. Sedikitnya ada empat konteks yang digunakan untuk menginterpretasikan makna, seperti konteks lokal, konteks kalimat, konteks topikal dan konteks global. Dapat disimpulkan, beberapa puisi menceritakan tentang penyair yang mempunyai perhatian lebih pada keadaan lingkungan dan isu-isu budaya seperti Celah Bumi, Inikah PetunjukMu, Gondang 7 and 8. Sebaliknya, yang lainnya, Jiwa Tak Keliru dan Cinta Terlarang, mengacu pada pandangan penyair tentang cinta. Oleh karena itu sebagai saran bagi peneliti lain, untuk mengkaji lebih lanjut fokus penelitian dapat diarahkan pada aspek yang lain misalkan pola stilistik, elemen-elemen intrinsik sastra.
English Abstract
Poem is any kind of verbal or written language that is structured rhythmically and is meant to tell a story, or express any kind of emotion, idea, or state of being. The subject of poems is human‟s experience which is in the form record of the emotion, sensation or memory. In the poems, the poets are creative to express their personal experience. They use different kinds of figurative language. The writer conducted a study about figurative language, therefore the problems of the study are: (a) what kind of figurative languages are used in the “StoryTeenlit Magazine‟s” poems? (b) what are the contextual meanings of figurative languages in the poems?. This study uses qualitative approach with the content analysis taking role as the data analyse technique. The content analysis is selected as the consideration that this study is to focus on the interpretation of the phenomenon as found in the literary texts. The texts as the source of data are a collection of purposively selected poems in “Story Teenlit Magazine in 6 editions”, including Celah Bumi, Jiwa Tak Keliru, Cinta Terlarang, Inikah PetunjukMu, Gondang 7 and Gondang 8. Kennedy theory is used to analyzed the types of figurative language and Dash theory to analyzed the contextual meanings. Out of six poems, there are four kinds of figurative language used in the poems: metaphor (50%), personification (35%), hyperbole (13%) and simile (2%). Among these figurative languages, metaphor (50%) becomes the most frequently used of all. The investigation of contextual meaning as the focus of this study is done on the basis of context. There are at least four contexts that helped to interpret the meaning such as local context, sentential context, topical context and global context. In conclusion, some of the poems speak about poets‟ deep concern about environment and cultural issues such as Celah Bumi, Gondang 7 and 8, Inikah PetunjukkMu. Whereas, the others, Jiwa Tak Keliru and Cinta Terlarang, deal with the poets‟ perspective of love. For other researchers who are interested in exploring pop literature, the writer suggests that other aspects be also worth noticing such as the pattern of stylistic patterns, instrinsic elements of the poems.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2012/71/051204334 |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 30 Oct 2012 15:55 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 04:05 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/100515 |
Preview |
Text
051204334.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |