Haris, Ivo Junia Imako (2018) Status Anak Pada Perkawinan Fasid (Rusak) (Analisis Yuridis Penetapan Perkara Pengadilan Agama Nomor 80/Pdt.P/2017/Pa.Bjb). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemilihan tema permasalahan ini dilatar belakangi oleh adanya dissenting opinion dari salah satu hakim terkait dengan status anak pada perkawinan fasid yang terdapat didalam penetepan Pengadilan Agama Banjarbaru Nomor 80/Pdt.P/2017/PA.Bjb. Salah satu hakim menyatakan tidak setuju dengan penetepan yang menyatakan bahwa anak tersebut adalah anak sah sedangkan perkawinan dinyatakan tidak sah baik menurut hukum positif. Sedangkan hakim lainnya mempertahankan bahwa status anak adalah anak sah dari Para Pemohon. Perbedaan pendapat ini membuat kekuatan hukum dari status anak menjadi kabur dan tidak mempunyai kepastian hukum yang kuat. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengangkat rumusan masalah mengenai bagaimana status anak pada perkawinan fasid (rusak) berdasarkan pertimbangan hukum dalam Penetapan Pengadilan Agama Banjarbaru Nomor 80/Pdt.P/2017/PA.Bjb. Peneliti menggunakan metode penelitian dengan jenis penelitian yuridis normatif karena terdapat kekaburan didalam Penetapan Perkara Pengadilan Agama Banjarbaru Nomor 80/Pdt.P/2017/PA.Bjb mengenai status anak pada perkawinan fasid. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan. Dan metode analisis bahan hukum yang peneliti gunakan adalah interpretasi sistematis, interpretasi gramatikal dan metode argumentasi terhadap bahan hukum primer, sekunder dan juga tersier. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, peneliti memperoleh jawaban bahwa status anak pada perkawinan fasid dimana perkawinannya tidak sah menurut hukum positif tidak bisa disebut dengan anak sah karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Tidak ada dasar hukum nasional yang menguatkan bahwa status anak dari perkawinan fasid dapat menjadi anak sah. Tetapi untuk melindungi hak anak yang sudah dihasilkan dari perkawinan tersebut, anak tersebut tetap mempunyai hubungan perdata dengan orangtuanya dimana orangtuanya bertanggung jawab atas kesejahteraan anak dalam menjalani hidupnya. Dimana mempunyai hubungan perdata dengan nasab anak ternyata mempunyai perbedaan yaitu hubungan perdata tidak merubah status anak menjadi anak sah sedangkan nasab anak dapat merubah status anak menjadi anak sah.
English Abstract
The selection of the theme of this problem is based on the dissenting between one of the judge and the other judges related to the status of children in the fasid marriage which is found in the case of the Religious Court of Banjarbaru Number 80 / Pdt.P / 2017 / PA.Bjb. One of the judges stated disagreed with the judgment stating that the child was a legitimate child while the marriage was declared unlawful either by positive law. While other judges maintain that the status of the child is a legitimate child of the Petitioners. These disagreements make the legal force of the child's status to be blurred and have no strong legal certainty. Based on this background, the researcher raised the problem formulation about how the status of children on fasid marriage (broken) based on legal consideration in Determination of Banjarbaru Religious Court Number 80 / Pdt.P / 2017 / PA.Bjb. Researchers use research methods with the type of juridical normative research because there is obscurity in the Determination of Religious Cases Banjarbaru Number 80 / Pdt.P / 2017 / PA.Bjb regarding the status of children on fasid marriage. The research approach used is the approach of legislation. And the method of analysis of legal materials that researchers use is systematic interpretation, grammatical interpretation and method of argumentation against primary, secondary and tertiary law material. From the results of the research that has been done, the researchers obtained the answer that the status of children in fasid marriage where the marriage is not valid according to the positive law can not be called a legitimate child as opposed to the existing legislation. There is no national law base that strengthens the child's status from fasid marriage can be a legitimate child. But in order to protect the rights of children who have been created from the marriage, the child remains a civil relationship with his parents whose parents are responsible for the welfare of the child in his life. There is a difference between having a civil relation with nasab of the children. A civil relation does not change the status of the child into a legitimate child while the nasab of children can change the status of the child into a legitimate child.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FH/2018/122/051803376 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 300 Social sciences > 346 Private law > 346.01 Persons and domestic relations > 346.017 Parent and child > 346.017 3 Custody of children |
| Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
| Depositing User: | Sugeng Moelyono |
| Date Deposited: | 27 Apr 2018 09:06 |
| Last Modified: | 22 Oct 2021 10:15 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9964 |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (328kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (457kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (295kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (170kB) | Preview |
Preview |
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Download (349kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (600kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (386kB) | Preview |
Preview |
Text
LAMPIRAN.pdf Download (457kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |