Modal Sosial HAUM Entertainment dalam Menjaga Eksistensi di Bidang Musik Indie di Kota Malang

Syahrir, Muhammad (2017) Modal Sosial HAUM Entertainment dalam Menjaga Eksistensi di Bidang Musik Indie di Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan musik indie di Indonesia tumbuh secara natural. Hingga sekarang, dunia musik di Indonesia marak dipenuhi dengan berjamurnya bandband Indie, seperti Payung Teduh band, Mocca band, Ten2Five band dan masih banyak lainnya. Musik indie juga berkembang di Kota Malang. Dapat dilihat dari berbagai media musik dan pangsa pasar di Kota Malang yang sangat mendukung musik-musik indie. Salah satunya adalah label rekaman independen yang menaungi band-band indie di Malang, dan sekitarnya adalah HAUM Entertaiment. Tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah indie label dalam menjaga eksistensi dibidang musik indie yaitu terletak pada terbatasnya modal materi dan penjualan rilisan fisik (CD dan kaset) yang harus bersaing dengan pasar musik mainstream sehingga HAUM Entertainment harus memanfaatkan modal lain seperti modal sosial yang dimiiki. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial dari Robert D. Putnam, dimana modal sosial dapat dilihat dari 3 aspek, yakni kepercayaan, jaringan dan norma. Selain itu, penelitian ini juga dianalisis menggunakan konsep bonding social capital dan bridging social capital menurut Putnam. Seperti halnya yang dapat diketahui dari hubungan sosial yang terjadi diantara anggota di dalam HAUM Entertainment maupun upaya berjejaring komunitas dengan pihak lain (music store, media dan promotor). Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan untuk pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil di lapangan, penelitian ini menyimpulkan bahwa modal sosial terbentuk di dalam HAUM Entertainment. Modal sosial tersebut terus menerus dipelihara dan terakumulasi dengan adanya kepercayaan, jaringan dan norma. Terdapat modal sosial yang kuat di internal HAUM Entertainment (bonding social capital) yang menyebabkan indie label tersebut masih di dominasi oleh anggota-anggota yang berasal hubungan pertemanan yang telah lama terjalin sebelumnya. Sedangkan, jejaring sosial yang dibangun indie label ini (bridging social capital) juga memperlihatkan modal sosial yang kuat. Hal itu tandai dengan adanya berbagai bentuk kerjasama dan saluran informasi dengan pihak luar indie label yang mendukung keberadaan HAUM Entertainment. Dengan demikian, indie label ini mampu menjaga eksistensinya di bidang musik indie di Kota Malang hingga saat ini.

English Abstract

The development of indie music in Indonesia grows naturally. Until now, the music world in Indonesia is rife filled with mushroomed bands Indie, such as Payung Teduh band, Mocca band, Ten2Five band and many others. Indie music also developed in Malang. Can be seen from various music media and market share in Malang City that strongly supports indie music. One of them is an independent record label that houses indie bands in Malang, and its surroundings are HAUM Entertaiment. The challenge faced by an indie label in maintaining the existence of indie music lies in the limited material capital and the sale of physical releases (CDs and cassettes) that must compete with the mainstream music market so that HAUM Entertainment must utilize other capital such as social capital dimiiki. This research uses social capital theory from Robert D. Putnam, where social capital can be seen from 3 aspects, namely trust, network and norm. In addition, this study was also analyzed using the concept of bonding social capital and bridging social capital according to Putnam. As can be known from the social relationships that occur among members in HAUM Entertainment and networking efforts of the community with other parties (music store, media and promoters). The method used is qualitative with case study approach. While for data collection is done through observation, interview, and documentation. Based on the results in the field, this study concludes that social capital is formed within HAUM Entertainment. Social capital is continuously maintained and accumulated with trust, network and norms. There is a strong social capital in the internal HAUM Entertainment (bonding social capital) that causes the indie label is still dominated by members who originated from long-standing friendships. Meanwhile, the social network built by this indie label (bridging social capital) also shows a strong social capital. It was marked by the existence of various forms of cooperation and information channels with outsiders indie label that supports the existence of HAUM Entertainment. Thus, indie label is able to maintain its existence in the field of indie music in Malang City until today.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/11/051800508
Uncontrolled Keywords: Indie label HAUM Entertainment, eksistensi, modal sosial
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 27 Apr 2018 02:07
Last Modified: 16 Oct 2021 02:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9903
[thumbnail of BAGIAN DEPAN.pdf]
Preview
Text
BAGIAN DEPAN.pdf

Download (809kB) | Preview
[thumbnail of BAB I.pdf]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (373kB) | Preview
[thumbnail of BAB II.pdf]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (466kB) | Preview
[thumbnail of BAB III.pdf]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (277kB) | Preview
[thumbnail of BAB IV.pdf]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of BAB V.pdf]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (777kB) | Preview
[thumbnail of BAB VI.pdf]
Preview
Text
BAB VI.pdf

Download (255kB) | Preview
[thumbnail of DAFTAR PUSTAKA.pdf]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (279kB) | Preview
[thumbnail of 9. Lampiran.pdf]
Preview
Text
9. Lampiran.pdf

Download (507kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item