Anggraeny, Baiq Desy (2017) Dinamika Nilai-Nilai Perkawinan Hukum Adat Lombok (Merarik) Dan Implikasi Hukumnya Terhadap Harta Perkawinan Perspektif Budaya Hukum Masyarakat Lombok Masa Kini (Studi Di Kabupaten Lombok Tengah). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkawinan bagi masyarakat Sasak bukan hanya mempersatukan seorang laki-laki dengan seorang perempuan saja, tetapi sekaligus mengandung arti untuk mempersatukan hubungan dua keluarga besar. Menikah secara merarik itu adalah bagian dari budaya turun-temurun masyarakat lombok, karena menikah secara merarik mengandung nilai-nilai dan pesan moral. Hal ini dilakukan sesuai dengan tradisi hukum adat suku Sasak di Lombok. Merarik sebagai ritual memulai perkawinan merupakan fenomena yang sangat unik, dan mungkin hanya dapat ditemui di masyarakat Sasak. Perkawinan secara Merarik adalah perkawinan dengan membawa lari si mempelai perempuan oleh si laki-laki yang ditur melalui hukum adat suku sasak. Berangkat dari hal di atas, rumusan permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan adalah: (1) Apakah nilai-nilai perkawinan hukum adat Lombok (Merarik) masih kuat diterima oleh masyarakat sebagai suatu hukum yang adil? Dan (2) Bagaimana implikasi hukum perkawinan adat lombok (Merarik) terhadap harta perkawinan perspektif budaya hukum masyarakat lombok masa kini di Kabupaten Lombok Tengah. Jenis penelitan dalam tesis ini adalah penelitian empiris yang berlokasi di kabupaten Lombok Tengah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sosiologis dan pendekatan kasus. Jenis Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer, sekunder, dan tersier, sedangkan teknik analisis data menggunakan Deskriptif Analisis. Dari hasil penelitian di dapat bahwa Dinamika nilai-nilai perkawinan hukum adat Lombok (Merarik) masih kuat diterima oleh masyarakat sebagai suatu hukum yang adil karena perkawinan merarik mengandung dua prinsip dasar yaitu (1) prinsip bebas memilih pasangan yaitu sebagai jalan untuk merealisasi janji. Munculnya keberanian untuk memilih jodoh berlainan dengan yang telah ditentukan orang tuanya, merupakan perkembangan baru dalam sikap anak wanita Sasak. Secara sederhana perkembangan tersebut bisa dibaca dari konteks pergaulan anak wanita Sasak sebagai pengaruh dari keberadaan hak-hak asasi manusia, bahwa wanita Sasak tidak lagi pasrah hanya menerima pilihan jodoh dari orang tuanya dan (2) prinsip kesetaraan, artinya perkawinan merarik ini tidak ada sekat antara yang kaya dan miskin, yang pintar dan bodah. Kesetaraan dalam hukum adat Sasak diyakini sebagai syarat terbentuknya harmoni dalam rumah tangga, untuk itu kesetaraan ini dilaksanakan baik melalui bentuk perkawinan maupun perubahan status dan derajat terhadap suami maupun istri yang tidak setara. terdapat 2 (dua) macam tidak setara (ketidaksetaraan) yaitu (a) Tidak setara karena perbedaan derajat dalam hubungan sosial, bentuknya adalah perbedaan status sosial, status sosial suami lebih rendah dari status sosial istri atau vi sebaliknya, dan (b) Tidak setara karena perbedaan umur, terdapat perbedaan umur yang terlalu renggang antara laki-laki dan wanita Implikasi hukum perkawinan adat lombok (Merarik) terhadap harta perkawinan perspektif budaya hukum masyarakat lombok masa kini di Kabupaten Lombok Tengah adalah bahwa harta perkawinan hasil perkawinan merarik menjadi harta bersama meskipun semua pembiayaan pada saat perkawinan berlangsung semua biaya dibebankan kepada si laki-laki dan laki-laki lah sebagai sumber penghasilan, si perempuan juga bisa menikmati hasl dari harta itu. Meskipun harta perkawinan terbagi menjadi dua yaitu apabila harta itu diperoleh setelah pernikahan atau hasil bersama maka itu menjadi harta gono-gini dan dibagi dua, apabila itu harta bawaan sendiri-sendiri baik laki-laki maupun perempuan, maka akan jadi miliknya sendiri-sendiri pula, ini tidak berlaku bagi perkawinan merarik, harta yang diperoleh setelah perkawinan menjadi milik bersama.
English Abstract
Marriage for Sasak people not only unites a man with a woman, but also means to unite the relationship of two big families. Married in a way that is part of the hereditary culture of Lombok society, because married in a manner consisting of moral values and messages. This is done in accordance with the traditional law tradition of the Sasak tribe in Lombok. Drawing as a ritual of starting a marriage is a very unique phenomenon, and may only be found in the Sasak community. Marriage in Merrury is marriage by carrying the bride's run by the man who is observed through the custom of the sasak tribe. Departing from the above, the formulation of the issues that will be the subject of the discussion are: (1) Are the values of marriage of traditional law of Lombok (Merarik) still strongly accepted by society as a fair law? And (2) How the legal implications of marriage customary lombok (Merarik) on the marriage property perspective of legal culture of today's society Lombok in Central Lombok regency. The type of research in this thesis is empirical research located in the district of Central Lombok. The research approach used is sociological approach and case approach. Types The data in this study consisted of primary, secondary, and tertiary data, while data analysis techniques used Descriptive Analysis. From the results of the research can be that the dynamics of marriage values of traditional law of Lombok (Merarik) is still strongly accepted by the community as a just law because marriage has two basic principles that are (1) the principle of free choice of spouse is as a way to realize the promise. The emergence of the courage to choose a different mate with what has been determined by her parents, is a new development in the attitude of the daughter of a Sasak woman. Simply, the development can be read from the context of the association of Sasak women children as an influence of the existence of human rights, that Sasak women are no longer resigned to only accept the choice of a mate from their parents and (2) the principle of equality, meaning that this marriage is no dividing The rich and the poor, the smart and the clever. Equality in Sasak customary law is believed to be a requirement of harmony in the household, for this equality is carried out either through the form of marriage and the change of status and degree to unequal husbands and wives. There are 2 (two) kinds of unequal (inequality) namely (a) Unequal due to different degrees in social relations, the form is the difference in social status, the husband's social status is lower than the wife's social status or otherwise, and (b) Unequal due to the difference Age, there is an age difference that is too tenuous between men and women iv The legal implications of the marriage custom of Lombok (Merarik) on the marriage property of the present legal culture perspective of Lombok people in Central Lombok Regency is that the marriage of marriage products is attracted to joint property even though all financing at the time of marriage takes place all expenses charged to the man and man. As a source of income, the woman can also enjoy the hasl of the treasure. Although the marriage property is divided into two, that is, if the property is obtained after marriage or the result of the joint then it becomes the property of gono-gini and divided by two, if it's own property of both men and women, it will be his own, This does not apply to a marriage of interest, the property acquired after marriage becomes common property.
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/346.016/ANG/d/2017/041710165 |
| Uncontrolled Keywords: | MARRIAGE CUSTOMS AND RITES, INDONESIA - LOMBOK, CUSTOMARY LAW |
| Subjects: | 300 Social sciences > 346 Private law > 346.01 Persons and domestic relations > 346.016 Marriage, partnerships, unions |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 16 Apr 2018 03:14 |
| Last Modified: | 29 Nov 2021 02:10 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9476 |
Preview |
Text
3. Laporan Tesis.pdf Download (718kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB.II.pdf Download (130kB) | Preview |
Preview |
Text
4. Daftar Pustaka.pdf Download (374kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB.I.pdf Download (144kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB.IV.pdf Download (25kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB.III.pdf Download (170kB) | Preview |
Preview |
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Download (211kB) | Preview |
Preview |
Text
1. Cover.pdf Download (68kB) | Preview |
Preview |
Text
2. Daftar Isi.pdf Download (122kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |