Wicaksono, Agung Tri (2017) Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Hijau Paitan (Tithonia diversifolia) pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) var. P-21. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Rata-rata produksi jagung nasional per hektar menurut Badan Pusat Statistik (2015) pada tahun 2015 adalah sebesar 7,5 ton per ha. Produksi ini lebih sedikit dibanding dengan produksi potensial dari jagung sebesar 18-19 ton per ha. Rendahnya produksi jagung dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satuya adalah ketersediaan unsur hara yang kurang bagi tanaman. Upaya meningkatkan ketersediaan unsur hara dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat. Pemberian pupuk hijau paitan pada jagung terbukti berdampak pada pertumbuhan dan produksi secara signifikan. Menurut Jama et al. (2000) penggunaan pupuk hijau paitan pada jagung mampu meningkatkan hasil jagung serta mampu meningkatkan kesuburan tanah. Dengan menggunakan pupuk hijau paitan yang mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P, dan K maka penggunaan pupuk kimia anorganik dapat dikurangi. Penggunaan pupuk hijau serta penguranan pupuk kimia anorganik secara terus menerus diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanah akan mampu untuk ditanami secara terus menerus dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh pupuk hijau paitan (Tithonia diversifolia) dan berbagai dosis pupuk NPK pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, dan hipotesis dari penelitian ini adalah pupuk hijau paitan dapat mengurangi dosis pupuk NPK dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian dilaksanakan di Desa Sidodadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dengan ketinggian tempat ± 400 m dpl dan suhu rata-rata 20-26˚C. Penelitian dilaksanakan pada Juli sampai Oktober 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: cangkul, gembor, arit, tali rafia, rol meter, kamera digital, ember, kompres (sprayer), penggaris atau mistar,timbangan analitik, oven, LAM dan alat tulis menulis. Benih jagung yang digunakan sebagai bahan tanam adalah jagung varietas P-21. Pupuk hijau yang digunakan berasal dari paitan (T. diversifolia). Pupuk anorganik yang digunakan ialah Phonska. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok non-faktorial dengan 7 perlakuan. Adapun 7 perlakuan tersebut antara lain: P0 = Pupuk NPK 100% (dosis rekomendasi 360 kg ha-1), P1 = Pupuk NPK 75% (270 kg ha-1) + T. diversifolia 5 t ha-1 , P2 = Pupuk NPK 75% (270 kg ha-1) + T. diversifolia 10 t ha-1 , P3 = Pupuk NPK 75% (270 kg ha-1) + T. diversifolia 15 t ha-1, P4 = Pupuk NPK 50% (180 kg ha-1) + T. diversifolia 5 t ha-1 , P5 = Pupuk NPK 50% (180 kg ha-1) + T. diversifolia 10 t ha-1 dan P6 = Pupuk NPK 50% (180 kg ha-1) + T. diversifolia 15 t ha-1. Masing-masing perlakuan diulang 4 kali dan diperoleh 28 satuan plot percobaan, penempatan plot perlakuan dalam setiap kelompok dilakukan secara acak. Pengamatan dilakukan dengan pengambilan data secara destruktif yaitu dengan mengambil 2 tanaman sampel pada setiap perlakuan saat berumur 30, 45, 60,75,90 hari setelah tanam serta pengamatan pada saat panen. Parameter yang diamati antara lain: Tinggi tanaman, Jumlah daun, Luas daun, Bobot kering total tanaman (g tan-1), Diameter tongkol (cm), jumlah baris pada tongkol, jumlah biji per baris,, Bobot tongkol tanpa klobot (g) dan hasil (t ha-1. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukan pemupukan NPK dengan dosis 50 % dari pupuk rekomendasi yaitu sebesar 180 kg ha-1 ditambah pupuk paitan 15 ton ha-1 menghasilkan pipilan kering sebesar 12,92 ton ha-1. Hal ini menunjukan penambahan pupuk paitan yang tinggi dengan pengurangan dosis pupuk NPK sebanyak 50% tidak mampu meningkatkan hasil panen pipilan kering dibanding pupuk NPK dengan dosis 360 kg ha-1 yang menghasilkan pipilan kering sebesar 14,97 ton ha-1. Sedangkan Pemupukan pupuk hijau paitan dengan dosis 10 ton ha-1 hanya mampu mengurangi dosis pupuk NPK sebanyak 25% dari dosis rekomendasi. Terbukti dari hasil pipilan kering per hektar menunjukan tidak berbeda nyata antara pemupukan NPK 270 kg ha-1 ditambah pupuk paitan 10 ton ha-1 yang menghasilkan 14,76 ton ha-1 dan NPK 360 kg ha-1 yang menghasilkan 14,97 kg ha-1.
English Abstract
The average national maize production per hectare according to Badan Pusat Statistik (2015) in 2015 is 7.5 tons per ha. This production is less than the potential production of maize of 18-19 tons per ha. The low production of maize is influenced by various factors and one of them is the lack of nutrient availability for the plants. Efforts to increase nutrient availability can be done with proper fertilization. Provision of green fertilizer mexican sunflower on maize proved to have an impact on growth and production significantly. According to Jama et al. (2000) the use of green fertilizer mexican sunflower on maize can increase the yield of maize and can improve soil fertility. By using green mexican sunflower fertilizer that can increase the availability of N, P, and K nutrients, the use of inorganic chemical fertilizers can be reduced. The use of green manure as well as inorganic chemical fertilizer continuously is expected to increase soil fertility so that the soil will be able to be planted continuously and sustainably. The purpose of this research is to know the influence of green mexican sunflower fertilizer (Tithonia diversifolia) and various doses of NPK fertilizer on growth and yield of maize crops, and the hypothesis of this research is green mexican sunflower fertilizer can reduce the dosage of NPK fertilizer and increase the growth and yield of maize. The research was conducted in Sidodadi Village, Lawang District, Malang Regency with altitude of place ± 400 m asl and average temperature 20-26˚C. The research was carried out from July to October 2016. The tools used in this research are: hoe, sickle, rope, ruler, digital camera, bucket, compress (sprayer), analytical scales, oven, LAM and stationery. The maize seeds used as planting materials are maize varieties of P-21. The green manure used comes from mexican sunflower (T. diversifolia). The inorganic fertilizer used is Phonska. The experimental design used was a non-factorial Randomized Block Design with 7 treatments. The 7 treatments are: P0 = 100% NPK fertilizer (recommended dose of 360 kg ha-1), P1 = 75% NPK fertilizer (270 kg ha-1) + T. diversifolia 5 t ha-1, P2 = NPK fertilizer 75% (270 kg ha-1) + T. diversifolia 10 t ha-1, P3 = 75% NPK fertilizer (270 kg ha-1) + T. diversifolia 15 t ha-1, P4 = NPK fertilizer 50% (180 Kg ha-1) + T. diversifolia 5 t ha-1, P5 = NPK 50% (180 kg ha-1) + T. diversifolia 10 t ha-1 and P6 = NPK 50% (180 kg ha-1 ) + T. diversifolia 15 t ha-1. Each treatment was repeated 4 times and 28 units of experimental plots were obtained, placement of treatment plots in each group was done randomly. Observation was done by destructive data collection by taking 2 plants samples at each treatment at 30, 45, 60, 75, 90 days after planting and observation at harvest time. The parameters observed were: plant height, number of leaves, leaf area, total dry weight of plant (g tan-1), cob diameter (cm), number of rows on cobs, number of seeds per line, cob weights without husk (g) and yield (t ha-1) The observed data obtained were analyzed using a variety (F test) at the 5% level to determine the effect of treatment. The results of the variance analysis were significantly different, followed by the smallest real difference test at the 5% level to determine the difference between treatments. The result showed that NPK fertilization with dose 50% from fertilizer recommendation that is equal to 180 kg ha-1 plus fertilizer mexican sunflower 15 ton ha-1 to produce dry seed equal to 12, 92 ton ha-1. This shows that the addition of high mexican sunflower fertilizer with 50% doses Hasil penelitian menunjukan pemupukan NPK dengan dosis 50 % dari pupuk rekomendasi yaitu sebesar 180 kg ha-1 ditambah pupuk paitan 15 ton ha-1 menghasilkan pipilan kering sebesar 12,92 ton ha-1. Hal ini menunjukan penambahan pupuk paitan yang tinggi dengan pengurangan dosis pupuk NPK sebanyak 50% tidak mampu meningkatkan hasil panen pipilan kering dibanding pupuk NPK dengan dosis 360 kg ha-1 yang menghasilkan pipilan kering sebesar 14,97 ton ha-1. Sedangkan Pemupukan pupuk hijau paitan dengan dosis 10 ton ha-1 hanya mampu mengurangi dosis pupuk NPK sebanyak 25% dari dosis rekomendasi. Terbukti dari hasil pipilan kering per hektar menunjukan tidak berbeda nyata antara pemupukan NPK 270 kg ha-1 ditambah pupuk paitan 10 ton ha-1 yang menghasilkan 14,76 ton ha-1 dan NPK 360 kg ha-1 yang menghasilkan 14,97 kg ha-1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/201/051704116 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.1 Cereals > 633.15 Corn > 633.158 9 Corn (Fertilizers, soil conditioners, growth regulators) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 13 Jul 2017 09:35 |
Last Modified: | 01 Oct 2020 14:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/88 |
Text
AGUNG TRI WICAKSONO.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |