Safitri, Wulan Firliana (2017) Praktik Tata Kelola Irigasi Pasca Program Revitalisasi Himpunan Petani Pengguna Air (Studi Kasus Pada Hippa Gemah Ripah Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai praktik tata kelola irigasi yang dilakukan oleh organisasi HIPPA sebagai strategi pemerintah Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang terhadap penanggulangan permasalahan irigasi yang dikelola oleh HIPPA Gemah Ripah karena kinerjanya mengalami kemunduran akibat pelaksanaan manajerial yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian NO. 79 Tahun 2012 mengenai Perkumpulan Petani Pemakai Air atau yang disingkat dengan P3A atau HIPPA serta menyalahi Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air sebagai sistem pengelolaannya. HIPPA merupakan lembaga dari, oleh dan untuk petani yang bermanfaat untuk memudahkan pengelolaan dan pembagian air irigasi yang digunakan sebagai komponen utama dalam sistem pertanian. Kinerja HIPPA Gemah Ripah tidak sesuai dengan aturan-aturan organisasi pengelola irigasi desa sehingga membutuhkan program revitalisasi guna menanggulangi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada jaringan dan sistem irigasi yang secara langsung berpengaruh pada produktivitas masyarakat petani. Keputusan pemerintah desa melakukan program revitalisasi didasari oleh rasa tanggungjawabnya terhadap kinerja HIPPA sebagai pengelola irigasi yang justru merugikan para petani selama ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praktik sosial yang dilakukan oleh para agen yaitu pemerintah desa sebagai expert agent dibantu oleh para petani sebagai lay agent yang berdualitas dengan struktur-struktur di dalam organisasi HIPPA dalam mencapai tata kelola irigasi yang ideal melalui program revitalisasi pada HIPPA Gemah Ripah. Penelitian ini menggunakan Teori Strukturasi dari Anthony Giddens. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, partisipasi, wawancara, serta dokumentasi. Selanjutnya data transkip, dikelompokan, dianalisis, uji keabsahan, dan disimpulkan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa praktik tata kelola irigasi yang dilakukan oleh HIPPA Gemah Ripah pasca program revitalisasi dilakukan dengan memperbaiki aspek-aspek fisik, sosial dan ekonomi dengan pola SDL secara terpola dan terus menerus sebagai hasil dari dualitas antara agen dan struktur. Struktur signifikasi dipengaruhi oleh pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki para agen sehingga berwenang dalam memberikan wacana mengenai tata kelola irigasi HIPPA yang ideal untuk lahan pertanian, struktur domisasi berkaitan dengan kemampuan para agen yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agen lain dalam mengubah arah kebijakan dalam pengelolaan irigasi oleh HIPPA yang selama ini dinilai tidak sesuai dengan peraturan organisasi, sehingga perubahan sistem yang digunakan dalam mengelola irigasi pada HIPPA digunakan sebagai legitimasi atau aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota HIPPA dalam menjalankan pengelolaan sumberdaya air.
English Abstract
This research discusses about irrigation governance conducted by the government in Kepuharjo Village, Karangploso, Malang towards HIPPA Gemah Ripah due to its performance declined towards the managerial implementation which is inconsistent with the rule of Minister of Agriculture’s regulation NO.79 Year 2012 about Perkumpulan Petani Pemaikai Air (P3A) or HIPPA and also against the law Number 7 Year 2004 about water resources as the management system. HIPPA is an organization done from, for and by the farmer which used to make them easier in managing and distributing water irrigation which used as the main component in the agriculture system. HIPPA Gemah Ripah’s performance which not suitable with the regulation need such a revitalization to overcome the problems happen and to enhance the agriculture productivity. The governments’ rule to do the revitalization was based on their responsibility towards HIPPA”s performance which burden the farmer. The aim of this research is to analyze social practice done by the government as the expert agent which is conspire with the farmers as the lay agent and the all the members in it until the revitalization of HIPPA Gemah Ripah success. This research was used theory of structure by Anthony Giddens. The researcher used qualitative method with case study design. The data was taken by observation, participation, interview, and documentation. Then the data was transcribing, grouping, analyzing, testing and the last is concluding. The result showed that the HIPPA Gemah Ripah revitalization done to repair the physic aspect, social aspect, and economic aspect by using SDL format continuously in the form of duality between agents and structures. The signification structure was influenced by the knowledge and the experience of the agents, so they have the authority in making some decisions towards HIPPA irrigation governance that ideal for agricultural land, the dominant structure relating to the ability of agents who have power to influence the other agents in changing the policy in managing HIPPA which not suitable with the rules, so the changing system that used in managing irrigation in HIPPA was used as legitimacy or rules that must be followed by all the members in HIPPA to operate the management of water resources.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2017/112/051800296 |
Uncontrolled Keywords: | Revitalisasi, HIPPA, Praktik sosial, Revitalization, HIPPA, Social Practice |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water > 333.913 Water fot irrigation |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 31 Jan 2018 03:50 |
Last Modified: | 13 Oct 2020 05:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/8617 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |