Maulida, Annisa Rakhma (2017) Politeness Strategy Used by Donald Trump in Final Debate of American Presidential Election 2016. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kesantunan dalam kehidupan sehari-hari berguna untuk menghindari kesalahpahaman dan membuat percakapan berjalan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi kesantunan dan tindak mengancam muka yang diterapkan oleh Donald Trump dalam debat final pemilu presiden Amerika 2016 berdasarkan teori strategi kesantunan oleh Brown dan Levinson (1987). Penelitian ini menganalisis ujaran dari Donald Trump didebat itu, maka peneliti memutuskan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode diskriptif untuk penelitian ini. Data dalam penelitian ini diambil dari ujaran-ujaran Donald Trump yang mengandung tindak mengancam muka dan strategi kesantunan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Donald Trump menerapkan dua tipe tindak mengancam muka dan tiga tipe strategi kesantunan. Terdapat 2 tindak mengancam muka negatif dan 7 tindak mengancam muka positif. Terdapat juga 7 kesantunan positif, 6 kesantunan negatif dan 1 strategi tanpa basa basi. Strategi kesantunan positif menunjukan bahwa penutur ingin menjadi lebih dekat dengan pendengar. Kesantunan negatif mengemukanan bahwa penutur ingin memberikan kebebasan aksi pada pendengar dan membuat mereka nyaman dengan cara menyembunyikan maksud sebenarnya. Strategi terus terang menunjukan bahwa penutur ingin memberikan dampak langsung pada muka pendengar. Staregi tidak langsung mengindikasi bahwa penutur ingin meminimalisir paksaan pendengarnya. Kesimpulan dari analisis ini menunjukan bahwa Donald Trump paling sering menggunakan strategi kesantunan positif pada moderator dan para hadirin, sementara ia menggunakan strategi kesantunan negatif pada Hillary Clinton. Ia juga lebih sering mengancam muka positif Hillary daripada muka negatifnya. Hal ini dikarenakan oleh kondisi dimana Donald Trump ingin mendapatkan dukungan dan kedekatan dari para hadirin. Terlebih lagi, ia menerapkan kesantunan negatif dan tindak mengancam muka positif ketika berargumen dengan Hillary tetapi masih tetap menginginkan untuk menghargainya. Selanjutnya, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melaksanakan penelitian baru yang menganalisa alasan Donald Trump dalam menerapkan tindak mengancam muka dan strategi kesantunan, dan juga menganalisis tindak mengancam muka dan strategi kesantunan oleh Hillary Clinton dalam debat pemilu presiden Amerika 2016.
English Abstract
Politeness in daily life is useful to avoid misunderstanding and make the conversation go well. This research aims to find politeness strategy and face threatening acts performed by Donald Trump in final debate of American presidential Election 2016 based on Brown and Levinson’s politeness strategy theory (1987). Since this study analyze the utterances of Donald Trump on a debate, the researcher decided to choose qualitative approach and descriptive method to conduct this study. The data of this research are taken from the utterances performed by Donald Trump that contain face threatening acts and politeness strategies. The result show that Donald Trump performed two types of face threatening acts and three types of politeness strategies. There are 2 negative face threatening acts and 7 positive face threatening acts. There are also 7 positive politeness strategies, 6 negative politeness strategies and 1 bald on record strategy. Positive politeness strategy shows that the speaker wants to show closeness with the hearer. Negative politeness strategy shows that the speaker wants to give freedom of action to the hearer and make them comfortable by hiding the intended meaning. Bald on-record strategy shows that the speaker wants to be direct to the hearer’s face. Off-records strategy indicates that the speaker want to minimize the pressure to the hearer. The conclusion of the analysis shows that Donald Trump mostly uses positive politeness strategy to the moderator and audience while he uses negative politeness strategy to Hillary Clinton. Also, he mostly threats Hillary’s positive face rather than her negative face. It is caused because of the condition where Donald Trump wants to achieve support and closeness from the audience. Furthermore, he applies negative politeness and positive face threatening acts when he argues with Hillary but still want to respect her. Furthermore, the researcher suggests the next researcher to conduct a new research that analyze the reason of Donald Trump performs the FTA and politeness strategy and also analyze the FTA and politeness strategies performed by Hillary Clinton on the American presidential debate 2016.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2017/827/051800393 |
Uncontrolled Keywords: | Politeness Strategy, Face Threatening Act, Donald Trump. |
Subjects: | 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa Inggris |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 15 Jan 2018 01:16 |
Last Modified: | 24 Oct 2024 07:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7987 |
Text
Annisa Rakhma Maulida.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |