Pengaruh Konsentrasi Sitokinin dan Auksin terhadap Pertumbuhan Planlet Anthurium Plowmanii Croat.

Wulandari, Choirummintin (2017) Pengaruh Konsentrasi Sitokinin dan Auksin terhadap Pertumbuhan Planlet Anthurium Plowmanii Croat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu jenis anthurium yang banyak diminati adalah Anthurium plowmanii Croat. Tanaman ini juga disebut sebagai anthurium daun terindah karena penampilan tepi daun yang khas meliuk-liuk seperti gelombang dan tonjolan tulang daun yang tampak jelas membuat tanaman ini tampak kekar namun tetap anggun dan indah saat tanaman menjadi dewasa, memiliki permukaan berwarna hijau mengkilap, dan bertangkai pendek. Selain itu, Anthurium dapat bertahan lama hidup di dalam ruangan sehingga sering digunakan sebagai tanaman indoor ataupun tanaman lanskap. Hal tersebut menjadikan Anthurium plowmanii semakin diminati dan dicari terutama para kolektor tanaman atau pecinta tanaman eksotis (Pratiwi, 2009). Pengadaan tanaman ini untuk mendapatkan morfologi dan keindahan penampilan pun dilakukan dengan berbagai cara. Marlina (2004) menjelaskan bahwa secara konvensional, perbanyakan Anthurium umumnya dilakukan melalui biji dan pemisahan anakan, namun teknik perbanyakan tersebut membutuhkan waktu cukup lama dan cenderung tidak seragam. Upaya yang dilakukann untuk produksi Anthurium plowmanii adalah dengan perbanyakan tanaman secara cepat dan seragam. Metode kultur jaringan atau kultur in vitro merupakan salah satu metode perbanyakan alternatif pada tanaman Anthurium (Lee et al., 2003). Dalam kultur jaringan, organogenesis dalam pembentukan dan perkembangan tunas, akar serta pembentukan kalus dipicu oleh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Ada dua golongan ZPT tanaman yang sering digunakan dalam kultur jaringan, yaitu sitokinin dan auksin. Perbedaan ZPT yang diberikan pada media kultur akan memberikan pengaruh yang berbeda pada eksplan yang ditanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi sitokinin dan auksin terbaik pada pertumbuhan eksplan Anthurium plowmanii Croat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, pemberian sitokinin 6 ppm dan auksin 0,2 ppm memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan eksplan Anthurium plowmanii Croat. Penelitian dilaksanakaan di UPT Kultur Jaringan Gedung Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan April-Juli 2017. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 kombinasi sitokinin (BAP) dan auksin (NAA). Perlakuan tersebut yaitu A1 (BAP 2 ppm + NAA 0 ppm), A2 (BAP 4 ppm + NAA 0 ppm), A3 (BAP 6 ppm + NAA 0 ppm), A4 (BAP 2 ppm + NAA 0,2 ppm), A5 (BAP 4 ppm + NAA 0,2 ppm), A6 (BAP 6 ppm + NAA 0,2 ppm), A7 (BAP 2 ppm + NAA 0,4 ppm), A8 (BAP 4 ppm + NAA 0,4 ppm), A9 (BAP 6 ppm + NAA 0,4 ppm). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali sehingga jumlah keseluruhan 54 botol kultur. Pengamatan dilakukan pada setiap minggu hingga 56 hari setelah subkultur. Parameter pengamatan meliputi jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, waktu muncul tunas, waktu muncul daun, waktu muncul akar, tinggi planlet, presentase eksplan hidup, mati dan kontaminasi. Hasil pengamatan diuji dengan uji perbandingan BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf kesalahan 5% . Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi konsentrasi BAP (Benzyl Aminopurin) dan NAA (Naphatalen Aceticacid) berpengaruh nyata terhadap peningkatan jumlah tunas, jumlah daun, waktu muncul tunas, waktu muncul daun, waktu muncul akar dan persentase kontaminasi eksplan Anthurium plowmanii Croat. Perlakuan BAP 2 ppm + NAA 0,2 ppm (A4) dapat meningkatkan jumlah tunas, jumlah daun, waktu muncul tunas dan waktu muncul daun.

English Abstract

Anthurium plowmanii one type of anthurium which are much in demand. This plant is also called the most beautiful anthurium leaf due to the unique appearance. Its leaf edgewrithed wavy and the bony protrusion apparent make it look firm and beautiful when it get matured. Its hasshiny green surface, and short stalk. Anthurium oftenly used as indoor or landscape plant because of long-last living in the room. It makes Anthurium plowmanii is increasingly demanded by collectors of exotic plants or plant lovers (Pratiwi, 2009). Procurement of this plant to get the beauty of morphology and the appearance were done in various ways. Marlina (2004) explained that conventionally, the multiplication of Anthurium is generally done through seeds and the juvenile separation, but the propagation techniques take long and vary in time. Propagation is one of attempt to increase the production Anthurium plowmanii quickly and simultaneously. Plant tissue culture methods or in vitro culture is one of alternative reproduction method for Anthurium (Lee et al., 2003). In tissue culture, organogenesis of the formation and the growth of buds, roots and callus formation is triggered by plant growth regulator (PGR). There are two kind of plant growth regulator which is usually used in plant tissue culture those are cytokinin and auxin. The difference amount of PGR given to the culture medium will give different effects to the innoculated explant.The purpose of this study was to determine the effect of cytokinin and auxin concentrations on explant Anthurium plowmanii Croat growth. The hypothesis of this study is addition of 6 ppm cytokinin and 0.2 ppm auxin give the best results in the growth of explants Anthurium plowmanii Croat. The research was conducted at the Tissue Culture Unit, Agricultural Building, Faculty of Agriculture Brawijaya University on April-July 2017. This study used completely randomized design (CRD) with 9 combinations of cytokinins (BAP) and auxin (NAA). Each treatment was repeated six times so the total samples needed were 54 bottles of culture. This research will be done in 56 days after subculture and being observed every week. Parameter of observation include the number of leaves, number of buds, leaves emerge, buds emerge, root emerge, number of roots. There find significant influence on the addition of cytokinin and auxin combination on the growth of plantlets of Anthurium plowmanii Croat, then it will be tested with comparative tests using LSD (Least Significant Difference) at 5%. In this research, it can be concluded that the combination of BAP (Benzyl Aminopurin) and NAA (Naphatalen Aceticacid) concentration have significant effect on increasing number of buds, number of leaves, buds emerge, leaves emerge, roots emerge and percentage of contamination Anthurium plowmanii Croat. Treatment of A4 (BAP 2 ppm + NAA 0,2 ppm) gives an effect on increasing number buds, number of leaves, buds emerge, and leaves emerge.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/778/051710995
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.9 Flowers and ornamental plants
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 22 Dec 2017 02:43
Last Modified: 05 Dec 2023 02:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7467
[thumbnail of CHOIRUMMINTIN WULANDARI.pdf] Text
CHOIRUMMINTIN WULANDARI.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item