Prasetyo, Joni (2017) Kajian Kerapatan Penanaman Kedelai (Glycine max L.) Pada Tumpangsari Dengan Semangka (Citrullus vulgaris). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jarak tanam semangka sangat lebar bila dibandingkan dengan tanaman semusim pada umumnya. Jarak tanam yang lebar tersebut, sangat berpotensi untuk penanaman tumpangsari. Menurut Voss dan Bell (2007), jarak guludan penanaman semangka 200 cm dan jarak antar tanaman (dalam baris) 60-90 cm. Konsumsi kedelai penduduk Indonesia sangat tinggi yaitu ± 2,2 juta ton biji kering, namun kemampuan produksi dalam negeri saat ini berdasarkan angka ramalan II BPS tahun 2015 hanya 982,97 ton atau 44,68 % dari kebutuhan (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015). Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penanam kedelai di sela semangka. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penanaman kedelai pada tumpangsari dengan semangka terhadap produksi kedelai dan semangka, serta nilai nisbah kesetaraan lahannya. Selain itu, juga mempelajari kerapatan tanaman kedelai yang sesuai untuk ditanam di selah jarak tanam semangka. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri pada bulan Februari sampai Mei 2017. Penelitian menggunkan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dan 4 ulangan. 6 taraf tersebut meliputi: penanaman semangka/kedelai monokultur (P0), 1 lubang tanam kedelai di sela jarak tanam semangka (P1), 2 lubang tanam kedelai di sela jarak tanam semangka (P2), 3 lubang tanam kedelai di sela jarak tanam semangka (P3), 4 lubang tanam kedelai di sela jarak tanam semangka (P4), 5 lubang tanam kedelai di sela jarak tanam semangka (P5). Masing-masing lubang tanam diisi 2 tanaman. Parameter yang diamati untuk tanaman semangka meliputi: panjang tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, diameter buah, dan rata-rata tebal daging buah. Parameter yang diamati untuk tanaman kedelai meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kedelai per tanaman, bobot kedelai per tanaman, jumlah polong pertanaman, bobot 100 biji, dan nisbah kesetaraan lahan(NKL). Data-data tersebut kemudian diuji dengan analisis ragam (uji F) menggunakan taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata antara perlakuan yang diamati maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tumpangsari dengan kedelai dapat mempengaruhi produksi semangka pada pengamatan bobot buah. Perlakuan monokultur P0 berbeda nyata dengan P3, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya. Nilai NKL paling tinggi ada pada P5 dengan nilai 1,24, dan diikuti di bawahnya ada P4 dengan nilai 1,21. Perlakuan P2 dan P3 memiliki nilai NKL kurang dari 1, sedangkan P1 hanya memiliki nilai 1,03. Oleh karena itu, penanaman menggunakan 5 lubang tanam kedelai dengan 2 benih per lubang tanam (P5) paling sesuai ditanam disela jarak tanam semangka karena produksi semangka tidak berbeda nyata dengan perlakuan monokultur dan bobot kedelai yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain, serta didukung dengan nilai NKL yang paling tinggi.
English Abstract
Spacing of watermelon is very wide compared to annual crops in general. The wide spacing, so potential for the intercroping. According to Voss and Bell (2007), the distance of watermelon bunds planting 200 cm and the distance between plants (in line) 60-90 cm. Soybean consumption of Indonesia's population as high as ± 2.2 million tons of dry beans, but domestic production capacity is now based on the figures forecast II BPS 2015 only 982.97 tons or 44.68% of requirement (Direktorat Jendral Tanaman Pangan, 2015). Therefore, this research was done by plant soybean in watermelon space. The purpose of this research is studying the effect of Soybeans intercroping with watermelon to soybean and watermelon production, and also value of land equivalence ratio. In addition this research, also studied the density of the soybean crop that suitable to be planted in watermelon spacing. This study held in Mrican, District of Mojoroto, Kediri in February to May 2017. The study using the randomized block design (RBD), which consists of 6 standard of treatments and 4 replications. 6 level include: planting watermelon / soybean monoculture (P0), 1 hole of soybean planting in space of planting watermelon (P1), 2 planting hole of soybean in space of watermelon (P2), 3 hole of soybean planting in space of watermelon P3), 4 hole of soybean planting in space of watermelon (P4), and 5 hole of soybean planting in space of watermelon (P5). Each planting hole filled with 2 plants. The parameters observed on watermelon plants include: the length of the plant, number of leaves, number of fruit per plant, the average fruit diameter, and the thickness of flesh. The parameters observed for soybean crops include: plant height, leaf number, weight of soybeans per plant, number of pods plant, weight of 100 seeds, and land equivalence ratio. These data were tested by analysis of variance (F test) using 5% level. If there is a significant difference between the treatment were observed there will be a further test using the least significant difference test (LSD) with a level of 5%. The results showed that intercropping treatment with soybean can influence watermelon production on fruit weight observation. The monoculture treatment of P0 was significantly different from P3, but not significantly different from the other treatments. The highest NKL value is at P5 with a value of 1.24, than P4 with a value of 1.21. Treatment of P2 and P3 has NKL value less than 1, while P1 has only value 1.03. Therefore, planting using 5 planting hole of soybean with 2 seeds per planting hole (P5) is most suitable to be planted in spacing of watermelon because the watermelon production is not significantly different from monoculture treatment and the yield of soybean is higher than other treatment, and supported by value the highest NKL.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/910/051711483 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 21 Dec 2017 06:58 |
Last Modified: | 28 Sep 2020 17:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7389 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |