Persepsi Pengunjung Terhadap Kualitas Pelayanan Di Agrowisata Belimbing Tulungagung

Wiridani, Antih Mariah (2017) Persepsi Pengunjung Terhadap Kualitas Pelayanan Di Agrowisata Belimbing Tulungagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang ikut menyumbang pendapatan negara Indonesia. Pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa negara sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan Rp 136 triliun (Kemenpar, 2015). Melimpahnya sumber daya alam yang ada di Indonesia merupakan modal utama bagi industri pariwisata khususnya agrowisata. Agrowisata merupakan kegiatan wisata yang terjadi dengan memanfaatkan lahan pertanian dimana manusia ikut campur tangan dalam mengolah lahan tersebut agar memiliki daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pertumbuhan pariwisata di Indonesia melaju pesat terbukti dengan meningkatnya jumlah wisatawan macanegara ke Indonesia selama 1 tahun terakhir yakni pada Februari 2015 mencapai 786.700 kunjungan atau naik 11,95% dibandingkan jumlah kunjungan wisman Februari 2014, yang tercatat sebanyak 702.700 kunjungan. Demikian pula jika dibandingkan dengan Januari 2015, jumlah kunjungan wisman Februari 2015 naik sebesar 8,80% (BPS, 2015). Dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, maka dapat diketahui bahwa wisatawan tersebut memiliki minat yang tinggi terhadap industri pariwisata yang ada di Indonesia. Hal tersebut merupakan peluang bagus bagi para pelaku bisnis pariwisata seperti agrowisata sebagai salah satu bisnis di bidang jasa yang ikut menyumbang pendapatan negara untuk dapat dikenal wisatawan baik lokal maupun mancanegara serta mampu bersaing dengan para pesaingnya di bisnis yang serupa. Semakin banyaknya pesaing dalam bisnis yang sama, maka konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam mengkonsumsi suatu produk sehingga para pelaku bisnis perlu memiliki keunggulan dalam bersaing. Melihat keadaan ini mengharuskan perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan di dunia bisnis. Salah satunya dengan menjalankan konsep pemasaran yang tepat, yakni perusahaan harus dapat memberikan pelayanan yang berkualitas yakni pelayanan yang dapat memenuhi dan sesuai dengan harapan konsumen. Perusahaan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumennya. Agrowisata Belimbing di Kabupaten Tulungagung yang terletak di Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu merupakan salah satu agrowisata berbasis edukasi yang mulai dikenal oleh masayarakat baik dalam kota maupun luar kota. Agrowisata ini sudah sering mendapat kunjungan wisatawan dari luar kota, namun overload pengunjung pada event-event tertentu, seperti kunjungan dari stakeholder terkait merupakan salah satu masalah yang hingga kini masih terjadi di Agrowisata Belimbing. Agrowisata Belimbing juga masih berupa kebun biasa dan kurang dilakukan perawatan baik terhadap kebun maupun perhatian terhadap kebersihan terhadap fasilitas pengunjung. Persaingan dalam dunia bisnis menuntut Agrowisata Belimbing Tulungagung untuk mampu membaca peluang yang ada serta membaca kondisi pasar dan mempelajari karakter dan persepsi pengunjung agar dapat tetap eksis dan berjaya. Agrowisata Belimbing harus mampu memberikan kepuasan kepada pengunjung dengan cara memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik. Salah satu viii cara adalah dengan membandingkan tingkat kinerja perusahaan dengan tingkat kepentingan pengunjung, maka akan diketahui hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh pengunjung dan harus menjadi perhatian pihak pengelola Agrowisata Belimbing Tulungagung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kualitas pelayanan di Agrowisata Belimbing Tulungagung yang meliputi dimensi kualitas pelayanan berdasarkan persepsi pengunjung. (2) Menganalisis kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja terhadap dimensi kualitas pelayanan di Agrowisata Belimbing Tulungagung berdasarkan hasil dari Importance-Performance Analysis. (3) Menganalisis kualitas pelayanan Agrowisata Belimbing Tulungagung dalam upaya meningkatkan kepuasan konsumen berdasarkan hasil pemetaan pada Diagram Kartesius. Metode analisis data yaitu dengan menggunakan Importance-Performance Analysis untuk meranking bermacam-macam variabel dari dimensi kualitas pelayanan dan mengidentifikasi tindakan apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy) Agrowisata Belimbing Tulungagung masih belum dapat sepenuhnya memenuhi harapan konsumen. Hal tersebut dikarenakan tingkat kinerja pelayanan dari Agrowisata Belimbing Tulungagung masih lebih rendah daripada tingkat kepentingan atau harapan konsumennya. Hasil pengukuran menggunakan Importance-Performance Analysis menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Agrowisata Belimbing Tulungagung masih belum mampu memenuhi harapan konsumen. Hasil analisis pada diagram kartesius menunjukkan bahwa atribut-atribut dari dimensi kualitas pelayanan yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu pada kuadran A dalam rangka upaya pihak agrowisata dalam memperbaiki kualitas pelayanannya antara lain: (a) Kebersihan fasilitas fisik. (b) Penampilan agrowisata. (c) Kesediaan karyawan dalam memberikan layanan yang cepat. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu: (1) Agrowisata Belimbing Tulungagung sebaiknya harus dapat mempertahankan apa yang dianggap penting oleh konsumen dan berupaya untuk meningkatkan dan menyempurnakan pelaksanaan dari kualitas pelayanan yang diberikan, karena seperti yang kita ketahui bahwa kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. (2) Agrowisata Belimbing Tulungagung sebaiknya harus aktif dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja pelayanan. Evaluasi perlu dilakukan untuk menilai apakah pencapaian kerja selama ini telah sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan, kemudian perlu disusun langkah-langkah perbaikan agar tidak terulang di kemudian hari.

English Abstract

The tourism sector is one of the important sectors that contributed revenues of Indonesia. In 2014 the tourism sector accounted for foreign exchange amounted to US$ 10.69 billion or equivalent to Rp 136 trillion (Kemenpar, 2015). The abundance of natural resources that exist in Indonesia is the main asset for the tourism industry, especially agrotourism. Agrotourism is a tourist activity that occurs by utilizing agricultural land where humans intervene in order to invest in the project have an attraction for tourists both local and foreign. The growth of tourism in Indonesia swift evidenced by the growing number of foreign tourists to Indonesia for the last 1 year ie in February 2015 reached 786 700 visits, an increase of 11.95% compared to the number of foreign tourists visit in February 2014, which recorded as many as 702 700 visits. Similarly, when compared with January 2015, the number of foreign tourists in February 2015 rose by 8.80% (CBS, 2015). With the increased number of tourists, it is known that these travelers have a high interest in the tourism industry in Indonesia. This is a good opportunity for tourism businesses such as agrotourism as one of the businesses in the service sector that contributed the state revenue to be recognized both local and foreign travelers as well as be able to compete with its competitors in the same business field. The increasing number of competitors in the same business, then consumers will have more choices in consuming a product so that the perpetrators business need to have an advantage in competing. Seeing this situation requires companies to be able to survive in the competitive business world. One of them by running a proper marketing concept, the company should be able to provide a quality service that can meet the service and in accordance with customer expectations. Companies are required to always provide the best service to customers. Starfruit Agrotourism in Tulungagung District is located in the Moyoketen Village, Boyolangu Sub-district, is one of the agro based education that began to be known by the community both in the city and outside the city. This agrotourism has often received tourist visits from out of town, but the overload of visitors at certain events, like visits from related stakeholders is one of the problems that still occur in Agrowisata Belimbing. Starfruit Agrotourism also still a regular garden maintenance and less done well against gardens and lack of good care of the garden and attention to cleanliness of visitors facilities. Competition in the business world demands Tulungagung Starfruit Agrotourism to be able to read the existing opportunities as well as reading and studying the market conditions and the character of the perceptions of visitors in order to continue to exist and prosper, Starfruit Agrotourism should be able to give satisfaction to visitors by providing services of the highest quality. One way is to compare the company's performance level with the level of interest of visitors, it will be known what are the things that are important to visitors and should be of concern the manager of Tulungagung Starfruit Agrotourism. x This study aims to: (1) to describe service quality in Tulungagung Starfruit Agrotourism covering dimension of the quality of service based on the perception of visitors. (2) to analyze the suitability between the level of interest with the level of performance of the service quality dimensions in Tulungagung Starfruit Agrotourism based on Importance-Performance Analysis. (3) to analyze service quality in tulungagung Strafruit Agrotourism in order to improve customer satisfaction based on cartesian diagram. Methods of data analysis by using Importance-Performance Analysis to rank the various variables of service quality dimensions and identify what actions need to be done by the company. Based on research and analysis has been done, it can be seen that the quality of service (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy) Tulungagung Starfruit Agrotourism still can not fully meet the expectations of consumers. That is because the level of service performance of Tulungagung Starfruit Agrotourism still lower than the rate of interest or the expectations of consumers. The measurement results using Importance-Performance Analysis shows that the degree of correspondence between the level of interest and the level of performance Tulungagung Starfruit Agrotourism still not able to meet the consumer expectations. Cartesius chart analysis results showed that the attributes of service quality dimensions that need special attention are in quadrant A in the framework of the agrotourism efforts in improving the quality of its services, among others: (a) Cleanliness physical facilities. (b) Appearance agrotourism. (c) The willingness of employees to provide prompt service. Advice can be given in this study are: (1) Tulungagung Starfruit Agrotourism preferably should be able to maintain what is considered important by consumers and strive to improve and enhance the provision of service quality provided, because as we all know that the quality should start from the needs customer and ends on customer perception. (2) Tulungagung Starfruit Agrotourism should preferably be active in evaluating the performance of services. Evaluation needs to be done to assess whether the achievement of the work so far has been in accordance with the targets that have been set, and then needs to be developed improvement measures from being repeated in the future.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/929/051711833
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 21 Dec 2017 03:45
Last Modified: 09 Dec 2020 07:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7360
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item