Almalia, Elsa (2017) Integrasi SIG Dan SPKL Untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Tebu Dan Arahan Pengembangan Pertanian Di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah dengan potensi pengembangan komoditi tebu di Jawa Barat, wilayah pengembangan tebu terdapat di wilayah selatan yaitu Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, dan Caringin. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2010), Kabupaten Garut memiliki tingkat produksi 280 ton/40 ha dan luas tanah untuk penanaman tebu adalah seluas 261 ha. Akan tetapi untuk tanaman tebu luas lahan yang digunakan masih terbatas sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan dasar pembuatan gula. Selain itu Kabupaten Garut mengalami pemekaran luas area untuk pemukiman dibandingkan digunakan untuk area tanam komoditas pertanian, hal ini berdampak pada luas area tanam tebu cukup besar terancam mengalami penyempitan lahan tebu. Selain itu terjadinya penurunan kualitas lahan yang disebabkan oleh penanaman secara terus menerus serta pemberian pupuk kimia secara intensif, sehingga mengalami penurunan hasil produksi. Maka dari itu diperlukan upaya untuk mengevaluasi lahan tebu dengan menggunakan integrasi antara Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan (SPKL). Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS) di Balai Besar Penelitian Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP). Seluruh kegiatan ini dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2017. Tahapan penelitian ini diawali dari tahap persiapan, tahap pemrosesan data, tahap verifikasi lapang, tahap penetapan arahan pengembangan tanaman tebu dan rekomendasi pengelolaan lahan dan tahap akhir. Metode penentuan titik menggunakan purposive sampling berdasarkan perbedaan faktor pembatas dari kesesuaian lahan yang ada dan aksesibilitas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Garut memiliki tiga jenis kelas kesesuaian lahan tanaman tebu, yaitu cukup sesuai (S2), sesuai marjinal (S3), dan tidak sesuai (N). Terdapat lima jenis faktor pembatas, yaitu: (i) kelas drainase tanah, (ii) kejenuhan basa, (iii) lereng, (iv) temperatur rerata, dan (v) kedalaman tanah. Total luas lahan yang cukup sesuai (S2) untuk tanaman tebu di Kabupaten Garut seluas 131.558 ha, total luas lahan yang sesuai marjinal (S3) untuk tebu seluas 514.633 ha dan total luas lahan yang tidak sesuai (N) untuk tanaman tebu seluas 318.387 ha. Arahan pengembangan komoditas tebu di Kabupaten Garut dapat dilakukan dengan model pengembangan Intesifikasi dan Diversifikasi. Luas lahan yang dapat diintensifikasi di Kabupaten Garut seluas 1.447 ha. Sedangkan lahan yang dapat dikembangkan dengan model pengembangan diversifikasi tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Garut seluas total 1.155 ha. Lahan yang diarahkan untuk pengembangan adalah lahan yang berada di Areal Penggunaan Lain (APL) dan Hutan Produksi (HP), dengan status perizinan yang dapat digunakan adalah lahan yang memiliki status Hak Guna Usaha (HGU) dan Penguasaan Tanah Lainnya (PTL).
English Abstract
Garut is one of the regions with a development potential commodities from sugar cane in West Java, the area of development sugar cane is in the southern region that is Sub Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, and Caringin. According to the Directorate General of Plantations (2010), Garut has a production 280 ton/40 ha and the land area for planting sugar cane is area of 261 ha. But to plant the sugar cane land area used is still limited so it is not able to meet the needs of the basic ingredients of making sugar. In addition Garut experiencing expansion area for settlement than planting areas used for agricultural commodities, this has an impact on sugarcane cropping area large enough threatened land cane is narrowed. In addition the occurrence of land degradation caused by continuous planting as well as granting an intensive chemical fertilizer, so the decline of production results. Therefore required a concerted effort to evaluate sugarcane land by using the integration between geographic information systems (GIS) and Land Suitability Assessment System (SPKL). This research was conducted in Garut Regency, West Java. This research was conducted in laboratory of Geospatial Information and Analysis System (IGAS) at Indonesian Center for Agricultural Land Resouces Research (BBSDLP). All these activities are conducted from April to August 2017. Phases of this research starts from the preparation phase, the phase of data processing, verification stage, the stage of determination of the direction of development of the sugar cane crop and land management recommendations and final stages. Method of determination of the point of using a purposive sampling based on difference of the limiting factor of the suitability of the existing land and accessibility. Based on the research results and discussion can be inferred that the Garut have three types of sugar cane crop land suitability class, quite appropriate (S2), according to the marginal (S3), and is not appropriate (N). There are five types of limiting factors, namely: (i) soil drainage class, base saturation (ii), (iii) the slope, (iv) the average temperature, and (v) the depth of the soil. The total area of land that is reasonably fit (S2) to plant sugar cane in Garut covering an area of 131,558 ha, total land area corresponding marginal (S3) for sugarcane area of 514,633 ha and the total land area which is not according to (N) sugar cane crops covering an area of 318,387 ha. The direction of the development of commodities cane in garut district can be done by intesification model of development and diversified. An area of land that can be intesification in Garut 1.447 area of ha.While space that can be developed with diversified model of development are scattered over several sub-districts in Garut area of total 1.155 ha. Land that is directed to development of land is located in the area of other uses (APL) and forest production (HP), with the status of permissions that can be used is to have status of land use rights effort (HGU) and other land ownership (PTL).
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2017/949/051712122 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.47 Soil and land-use surveys |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah |
| Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
| Date Deposited: | 20 Dec 2017 06:59 |
| Last Modified: | 14 Feb 2022 06:04 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7295 |
Preview |
Text
Bagian Depan.pdf Download (266kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (92kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (410kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (104kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (85kB) | Preview |
Preview |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (160kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |