Pola Kemitraan Petani Tumpangsaricabai Dengan Juragan (Studi Kasus Di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)

Astutik, Endang Arum Puji (2017) Pola Kemitraan Petani Tumpangsaricabai Dengan Juragan (Studi Kasus Di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah komoditas cabai merah.Cabai merah merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun, petani menghadapi masalah dalam melakukan usahatani cabai merah, seperti masalah pada modal yang terbatas sehingga petani sulit untuk memenuhi input produksi. Usahatani cabai merah menghadapi masalah yang kompleks, baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Permasalahan internal diantaranya semakin sempitnya lahan pertanian, kurang ketersediaan dan akses teknologi, serta kurangnya ketersediaan dan akses terhadap permodalan.Salah satu jawaban dari permasalahan yang dihadapi petani tentang kurangnya ketersediaan permodalan adalah dengan melakukan kemitraan dengan juragan. Kemitraan antara juragan dengan petani terjalin karena adanya kepentingan saling membutuhkan antara kedua belah pihak dengan harapan juragan dapat mengatasi masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani cabai. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan pola kemitraan antara juragan dengan petani di Dusun Sumberbendo. (2) Menjelaskan alasan petani memilih bermitra dengan juragan. (3) Menjelaskan cara juragan mempertahankan hubungan baik dengan petani di Dusun Sumberbendo. (4) Menganalisis besar pendapatan usahatani yang diterima petani mitra dan pendapatan yang diterima juragan dalam kemitraan yang dijalankan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan gabungan (mix methods). Pendekatan gabungan (mixed methods) merupakan pendekatan yang menggunakan metode lebih dari satu dalam kegiatan riset, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2017. Penentuan sampel dipilih secara sengaja yaitu juragan yang bertempat tinggal di Dusun Sumberbendodanpetani cabai sebanyak 30 petani. Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian kualitatif adalah analisis deskriptif kualitatif, sedangkan untuk analisis data kuantitatif menggunakan analisis biaya usahatani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola kemitraan yang dijalankan oleh petani dengan juragan di Dusun Sumberbendo adalah pola kerjasama operasional agribisnis (KOA). Juragan menyediakan kebutuhan modal usahatani bagi petaninya berupa uang dan sarana produksi yaitu benih, pupuk, pestisida dan mulsa. Sedangkan petani mitra menyediakan lahan dan tenaga kerja. Terdapat empat alasan petani memilih bermitra dengan juragan yaitu karena adanya keterbatasan modal, sehingga petani tidak dapat memenuhi kebutuhan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida). Alasan kedua adalah apabila harga tanaman yang dimitrakan seperti cabai besar dan cabai keriting mengalami harga rendah, maka hasil panen akan tetap diambil oleh juragan. Alasan ketiga adalah apabila petani belum bisa melunasi pinjaman sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) kepada juragan, petani mitra masih diberi kesempatan untuk melakukan pinjaman lagi. Alasan keempat adalah proses peminjaman sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) dan penyetoran hasil panen yang dekat. Hal ini dikarenakan tempat tinggal juragan juga berada di Dusun Sumberbendo. Sebagai juragan tentunya membangun hubungan baik dengan petani mitranya. Hubungan baik tersebut ditunjukkan dengan tiga cara yaitu yang pertama adalah memberikan pelayanan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) secara terus menerus sehingga kebutuhan usahatani petani akan selalu terpenuhi.Hubungan baik yang kedua adalah juragan bersedia memberikan pinjaman berupa uang untuk memenuhi kebutuhan petani mitra sehari-hari. Hubungan baik yang ketiga yaitu juragan selalu memberikan sembilan bahan pokok (sembako) untuk petani mitranya setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Total pendapatan per hektar petani mitra juragan di Dusun Sumberbendo pada musim tanam 2016/2017 mencapai Rp 39.617.019. Pendapatan Bapak PTN per hektar tanaman cabai besar dan cabai keriting yang dimitrakan dengan petani mitra di Dusun Sumberbendo pada musim tanam 2016/2017 mencapai Rp 1.133.000. Total luas lahan petani mitra Bapak PTN yaitu 7,7 ha, maka pendapatan yang diperoleh Bapak PTN dari petani mitra mencapai Rp 8.724.100 pada musim tanam 2016/2017.

English Abstract

One commodity that has the potential to be developed in Indonesia is red chilli commodity. Red chili is the type most consumed by the community. Farmers actually face problems in doing red chili farming. Farmers face problems with limited capital so that farmers find it difficult to meet production inputs. Red pepper farming faces complex problems, both internal and external. Internal problems include the narrowness of agricultural land, lack of availability and access to technology, and lack of availability and access to capital.One of the answers to the problems facing farmers about the lack of capital availability is through partnerships with financier. The partnership between the farmer and the farmer is established because of the mutual need between the two parties with the hope that the owner can solve the problems faced by farmers in the chili business. The purpose of this research are: (1) Describe the pattern of partnership between financier and farmer in Sumberbendo Hamlet. (2) Explain why farmers choose to partner with financier. (3) Explains how the financier maintains good relations with farmers in Sumberbendo Hamlet. (4) Analyze farm income by partner farmers and the income by the financier in the partnership. This research is done by mixed approach (mix methods). A mixed approach is an approach that uses more than one method in research activities, using a qualitative and quantitative approach. The research location is located in Sumberbendo Hamlet, Kucur Village, Dau District, Malang Regency. The research was conducted from March to June 2017.Determination of the sample was chosen intentionally the financierwho lived in Sumberbendo Hamlet and the chilli farmer was taken by 30 farmers. Data analysis method used for qualitative research is descriptive qualitative analysis, while for quantitative data analysis using cost analysis of farming. The results of this research indicate that the partnership pattern implemented by farmers with financier in Sumberbendo Hamlet is the pattern of agribusiness operational cooperation (KOA). Financier provides farming capital needs for farmers in the form of money and production facilities namely seeds, fertilizers, pesticides and mulch. While partner farmers provide land and labor. There are four reasons farmers choose to partner with financier is the first because of limited capital, so farmers can not meet the needs of production facilities (seeds, fertilizers and pesticides). The second reason is that if the price of the plant being massaged like large chilies and curly chili have low prices, then the harvest will still be taken by the financier. The third reason is that if the farmer can not repay the loan of production facilities (seed, fertilizer and pesticide) to financier, partner farmers are still given the opportunity to make another loan. The fourth reason is the lending process of production facilities (seeds, fertilizers and pesticides) and deposits of close crops. This is because financier residence is also located in Sumberbendo Hamlet. Financier builds good relations with his partner farmers. The good relationship is shown by three ways, namely the first is to provide service of production facilities (seeds, fertilizers and pesticides) continuously so that farmers' farming needs will always be fulfilled. The second good relationship is financier willing to provide loans in the form of money to meet the needs of farmers everyday partners. The third good relationship is financier always provide nine basic materials for his partner farmers every time Eid al-Fitr. Revenue per hectare of farmer partner in Dusun Sumberbendo on planting season 2016/2017 reached Rp 39.617.019. Mr. PTN's income per hectare of large chilli and curly chili pepper which is partnered with partner farmers in Sumberbendo Hamlet in 2016/2017 planting season reached Rp 1.133.000. Total land area partner farmers Mr. PTNis 7.7 ha, the income earned by Mr. PTN from partner farmers reached Rp 8.724.100 in 2016/2017 planting season.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/810/051711027
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.04 Management of enterprises of specific forms > 658.042 Partnerships
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 19 Dec 2017 06:58
Last Modified: 28 Sep 2020 12:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7226
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item