Putri, Febriyanti Ramadhani (2017) Analisis Biologi Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Yang Tertangkap Nelayan Di Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kepiting bakau telah menjadi komoditas perikanan penting di Indonesia sejak awal tahun 1980-an, hewan ini merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Desa Tlocor di Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu desa yang berpotensi menghasilkan kepiting bakau, terutama Scylla serrata. Meningkatnya nilai ekonomi perikanan kepiting dan mendorong peningkatan laju eksploitasi. Sementara untuk memenuhi permintaan tersebut masih mengandalkan penangkapan di alam. Padahal penangkapan di alam yang tidak memperhatikan kelestarian kepiting bakau. Penangkapan kepiting bakau yang ada sebagian besar berukuran kecil dan belum matang gonad. Hal tersebut dikhawatirkan proses penambahan baru (recruitment) menjadi terhambat dan membahayakan ekosistem kepiting bakau. Penelitian ini menjadi penting karena status produksi kepiting bakau menurun menurut Dinas Kelautan dan Perikanan karena terlalu banyaknya penangkapan. Dari uraian tersebut perlu dilakukan analisis aspek biologi kepiting bakau untuk mengetahui ukuran kepiting bakau yang tertangkap nelayan maupun pengepul di desa Tlocor. Penelitian dilakukan di Desa Tlocor Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Dan analisa biologi kepiting bakau dilakukan di Laboratorium Hydrobiologi divisi Sumber Daya Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai Mei 2017. Kepiting bakau diperoleh dari pengepul yang menampung kepiting bakau dari 20 nelayan. Sempel kepiting bakau diambil secara acak sebanyak 300 ekor kepiting bakau yang dibagi menjadi 4 kali pengambilan selama 4 minggu. Lebar rata-rata kepiting bakau jantan sebesar 54,20 – 146,20 mm dengan bobot tubuh 34,89 – 481,39 gram, sedangkan kepiting bakau be`tina memiliki kisaran lebar karapas 58,30 – 145,10 mm dengan bobot tubuh 32,96 – 487,44 gram. Berdasarkan analisa hubungan lebar karapas dengan berat, kepiting bakau jantan dan betina memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif artinya pertambahan lebar lebih cepat dari pada berat. Hasil analisa tingkat kematangan gonad (TKG) pada kepiting bakau jantan banyak didapatkan pada TKG II sebanyak 88 ekor, sedangkan betina banyak ditemukan pada TKG II sebanyak 86 ekor. Selama penelitian diperoleh kepiting baku betina lebih banyak dibanding jantan dengan nisbah kelamin jantan : betina 1 : 1,04, perbandingan ini menunjukan bahwa komposisi kepiting bakau jantan dan betina seimbang. Dan hasil hubungan lebar karapas dan dan berat tubuh Scylla serrata yang tertangkap di Desa Tlocor, Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo yaitu untuk Scylla serrata jantan nilai b < 3 dan Scylla serrata jantan nilai b < 3 dimana semua tergolong allometri negative. Nilai MSY Kepiting Bakau di perairan Tlocor adalah 17.727 kg. Jumlah tangkapan kepiting bakau yang di perbolehkan di perairan Tlocor adalah 14.182 kg dan upaya penangkapan kepiting optimum sebanyak 1.217 trip. Pada tahun 2015 telah terjadi puncak penangkapan tertinggi yaitu sebesar 21.233 kg. Jadi dapat disimpulkan bahwa penangkapan kepiting bakau di desa tlocor kemungkinan telah terjadi overfishing karena jumlah tangkapan telah melebihi nilai MSY. Saran yang diberikan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hasil tangkapan terhadap nilai MSY melalui analisa aspek biologi.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2017/620/051707074 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 595 Arthropoda > 595.3 Crustacea > 595.38 Eucarida > 595.386 Brachyura (Crabs) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 15 Dec 2017 08:03 |
Last Modified: | 05 Dec 2020 07:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/7111 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |