Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bunga Krisan Di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu

Putri, Rachma Bhuwana (2017) Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Bunga Krisan Di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Desa wisata merupakan program khusus untuk menjadikan potensi pertanian Kota Batu sebagai salah satu objek wisata. Hadirnya sembilan desa wisata yang ada di Kota Wisata Batu dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, merupakan bukti bahwa objek wisata berbasis pertanian berupa desa wisata merupakan suatu keunikan yang layak jual. Desa Sidomulyo merupakan salah satu kawasan di Kota Batu yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan juga penjual bunga. Karena terkenal akan lokasinya yang strategis dan ditunjang dengan udara yang sejuk, menjadikan Kawasan Wisata Bunga Sidomulyo cocok untuk membudidayakan berbagai macam tanaman hias, bunga potong dan juga bibit buah – buahan (Khabib, 2015). Krisan dan Mawar adalah dua tanaman bunga umum yang banyak dibudidayakan di Kota Batu. Sentra produksi krisan adalah Desa Bumiaji dan Desa Sidomulyo. Bunga krisan yang mampu bertahan cukup lama setelah dipotong menjadikan bunga ini banyak dimanfaatkan untuk hiasan dan dekorasi. Tak heran jika sebagian petani di Kota Batu mulai banyak yang membudidayakan jenis bunga ini (Hidayat, 2013). Sebagai Kota Wisata, geliat tanaman hias tidak kalah dengan tanaman sayuran dan buah-buahan. Diantara jenis tanaman hias yang paling banyak diusahakan adalah mawar, krisan, anturium, dan anggrek. Produksi mawar pada tahun 2012 adalah 8,8 juta potong, mengalami kenaikan pada tahun 2014 yaitu mencapai 29,6 juta potong. Anturium mengalami sedikit kenaikan produksi pada tahun 2014 yaitu mencapai 532 ribu potong dari tahun sebelumnya 517 ribu potong. Bunga anggrek juga mengalami kenaikan dari 813 ribu potong menjadi 908 ribu potong pada tahun 2014. Produksi bunga krisan pada tahun 2014 juga mengalami kenaikan yang cukup besar dari 22,8 juta potong pada tahun 2013 naik menjadi 27,4 juta potong (BPS, 2015). Permasalahan yang dirumuskan adalah: (1) Berapa besar biaya penerimaan dan biaya pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani bunga krisan; (2) Apakah usahatani bunga krisan layak diusahakan untuk kedepannya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui besar biaya penerimaan dan biaya pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani bunga krisan; (2) Mengetahui kelayakan usahatani bunga krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Metode penentuan lokasi penelitian yang dilakukan secara (purposive) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Metode pengambilan sampel untuk penelitian ini secara sensus dimana seluruh anggota kelompok tani Mulyo Joyo yang masih aktif di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu dijadikan sebagai responden penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) Wawancara dan kuisioner; (2) Observasi; (3) Studi kepustakaan; (4) Dokumentasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan ii meliputi: (1) Analisis deskriptif; (2) Analisis Kuantitif yang terdiri dari: (a) Analisis biaya produksi usahatani bunga krisan; (b) Analisis penerimaan usahatani bunga krisan; (c) Analisis pendapatan usahatani bunga krisan, (3) Analisis kelayakan usahatani (R/C ratio). Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa: (1) Total biaya rata-rata produksi per musim tanam per hektar sebesar Rp. 20.829.853,26. Pengeluaran tertinggi dalam biaya produksi usahatani bunga krisan adalah untuk pembayaran biaya pengairan, hal ini disebabkan karena proses pengairan pada usahatani bunga krisan di Desa Sidomulyo tidak sepenuhnya dengan mengambil dari sumber mata air namun juga dengan menggunakan pompa air masing-masing petani yang telah mengusahaka bunga krisan. (2) Total penerimaan per musim tanam per hektar yang diperoleh petani adalah Rp. 26.270.021.74. (3) Total Pendapatan per musim tanam per hektar yang diperoleh adalah Rp. 5.440.168,48. (4) Dari hasil analisis data dengan menggunakan analisis R/C ratio diperoleh nilai 1,26. Artinya setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mampu menghasilkan penerimaan sebesar 1,26. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani bunga krisan layak/menguntungkan. Saran yang dapat diberikan adalah: (1) Perlu adanya sosialisasi untuk penambahan petani yang berusahatani bunga krisan dan perluasan lahan bunga krisan dikarenakan tanaman bunga krisan memiliki tingkat harga yang tinggi dan akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. (2) Masing – masing petani sebaiknya memiliki kemampuan untuk pembibitan sendiri dalam melakukan usahatani bunga krisan sehingga para petani mampu menekan biaya produksi yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Semakin sedikit biaya produksi yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani maka pendapatan yang dihasilkan akan semakin tinggi pula, dengan asumsi hasil produksi dan harga jual produk konstan. (3) Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu belum menganalisis tingkat kepekaan usahatani krisan terhadap perubahan harga input maupun output. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya terkait usahatani krisan diharapkan dapat mengkaji lebih luas lagi mengenai kelayakan usahatani bunga krisan di Desa Sidomulyo dengan mengulas lebih lanjut permasalahan tentang analisis finansial usahatani bunga krisan dan analisis sensitivitas/kepekaan usahatani bunga krisan terhadap perubahan biaya, harga jual produk dan jumlah produksi.

English Abstract

The tourist village is a special program to make the agricultural potential of Batu City as one of the attractions. The presence of nine tourist villages in Batu Tourism City and received special attention from the central government, is evidence that tourist-based tourist attraction in the form of tourist village is a uniqueness that is worth selling. Sidomulyo Village is one of the areas in Batu City which the majority of the population work as farmers and also flower sellers. Being renowned for its strategic location and supported by the cool air, the River Flower Tourist Area is suitable for cultivating a variety of ornamental plants, cut flowers and fruit seeds (Khabib, 2015). Chrysanthemum and Roses are two common flower plants that are widely cultivated in Batu City. Chrysanthemum production center is Bumiaji Village and Sidomulyo Village. Chrysanthemum that can survive long enough after cut makes this flower widely used for decoration and decoration. No wonder if some farmers in Batu City began many who cultivate this type of flower (Hidayat, 2013). Batu is City Tour, stretching ornamental plants are not inferior to vegetables and fruits. Among the most widely planted ornamental plants are roses, chrysanthemums, anthurium, and orchids. Rose production in 2012 is 8.8 million pieces, increased in 2014 reaching 29.6 million pieces. Anturium experienced a slight increase in production in 2014 which reached 532 thousand pieces from the previous year 517 thousand pieces. The orchid flower also increased from 813 thousand pieces to 908 thousand pieces in 2014. Chrysanthemum production in 2014 also increased considerably from 22.8 million pieces in 2013 to 27.4 million pieces (BPS, 2015) . The problems that are formulated are: (1) What is the cost of income and income cost that farmers earn in chrysanthemum farming; (2) Whether chrysanthemum farming is feasible for the future. So the purpose of this study are: (1) Knowing the cost of income and income costs obtained by farmers in chrysanthemum farming; (2) To know the feasibility of chrysanthemum farming in Sidomulyo Village, Batu Sub- District, Batu City. Method of determining the location of research conducted in (Purposive) in Sidomulyo Village, Batu District, Batu City. The sampling method for this study is census where all members of one farming group in Sidomulyo Village, Batu Subdistrict, Batu City. Data collection methods used are: (1) Interviews and questionnaires; (2) observation; (3) Library study; (4) Documentation. The type of data used is primary data and secondary data. Analytical methods used include: (1) Descriptive analysis; (2) Quantitative Analysis consisting of: (a) Analysis of production cost of chrysanthemum farming; (B) Analysis of acceptance of chrysanthemum farming; (C) Analysis of chrysanthemum income income, (3) Feasibility analysis of farming (R / C ratio). Based on the analysis results obtained that: (1) The total average cost of production per planting season per hectare of Rp. 20.829.853,26. The highest iv expenditure in the production cost of chrysanthemum farming is for the payment of irrigation costs, this is because the irrigation process at chrysanthemum farming in Sidomulyo Village is not entirely by taking from the springs but also by using the water pump of each farmer who has cultivated the chrysanthemum flower . (2) The total revenue per planting season per hectare the farmer receives is Rp. 26.270.021.74. (3) Total Revenue per year per planting season is Rp. 5.440.168,48. (4) From result of data analysis by using analysis of R / C ratio obtained value 1,26. Or means every Rp. 1.00 issued will be able to generate revenue of 1.26. This shows that chrysanthemum farming is feasible / profitable. Suggestions that can be given are: (1) Needs of socialization for the addition of farmers who work on chrysanthemum flowers and the expansion of chrysanthemum land because chrysanthemum plants have a high price level and will generate high profits. (2) Each farmer should have the ability to nursery own in chrysanthemum farming so that the farmers can reduce production costs incurred for farming activities. The fewer production costs incurred for farming activities will result in higher revenues, assuming constant production and product selling prices. (3) This study has limitations that have not analyzed the sensitivity level of chrysanthemum farming to changes in input and output prices. Therefore, for further research related to chrysanthemum farming is expected to be able to study more about the feasibility of chrysanthemum farming in Sidomulyo Village by further discussing the problem of financial analysis of chrysanthemum farming system and sensitivity analysis / sensitivity of chrysanthemum farming to change of cost, product selling price And quantity of production.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/663/051710878
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.9 Flowers and ornamental plants
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 12 Dec 2017 02:34
Last Modified: 05 Oct 2020 10:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6824
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item