Adaptasi Petani Apel Terhadap Perubahan Iklim Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Kevlin, Brazil Putri (2017) Adaptasi Petani Apel Terhadap Perubahan Iklim Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perubahan iklim merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya pemanasan global. Unsur-unsur iklim yang berubah diantaranya peningkatan suhu udara, pola curah hujan, peningkatan kejadian iklim ekstrim (banjir dan kekeringan). Isu perubahan iklim mengalami transformasi dari isu yang bersifat global menjadi isu strategis nasional. Pada beberapa wilayah di Indonesia gejala perubahan iklim mulai dirasakan, diantaranya: musim kemarau semakin panjang dan musim penghujan dengan intensitas tinggi namun waktunya lebih singkat serta bergeser dari waktu biasanya. Dampak terhadap pertanian menjadi salah satu kekhawatiran terbesar dari adanya perubahan iklim. Kota Batu merupakan salah satu sentra produksi serta agrowisata apel di Jawa Timur, dengan rata-rata produksi tahun 2012 hingga 2015 sebesar 741,409 kwintal. Namun, keberlangsungan produksi apel mulai terancam, sepuluh tahun terakhir, petani apel di Batu mengakui mulai merasakan kekhawatiran akibat adanya apel impor dan juga persoalan iklim. Hasil produksi dan kualitas dari buah apel pun menurun. Salah satu cara yang tepat untuk menghadapi kerugian yang diakibatkan perubahan iklim adalah melakukan adaptasi. Adaptasi mencakup cara-cara menghadapi perubahan iklim dengan melakukan penyesuaian yang tepat. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang dilakukan petani bermula dari sadarnya petani bahwa iklim telah berubah, setelah itu terbentuklah persepsi petani terhadap perubahan dari unsur-unsur iklim tersebut yang kemudian mendorong petani untuk melakukan upaya adaptasi agar budidaya milik petani tetap dapat berproduksi secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan persepsi petani terhadap fenomena perubahan iklim, 2) mendeskripsikan bentuk upaya adaptasi yang dilakukan petani terhadap perubahan iklim, 3) mendeskripsikan proses komunikasi petani dalam penyebaran informasi adaptasi perubahan iklim dan 4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam beradaptasi terhadap fenomena tersebut. Penelitian dilakukan di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu selama bulan Mei hingga Juli 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed methods (metode campuran). Dalam menunjang pengambilan data kuantitatif digunakan pendekatan probabilitas dengan sistem random sampling sebanyak 39 responden. Sedangkan untuk menunjang pengambilan data kualitatif digunakan pendekatan non-probability dengan metode purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Model Miles dan Huberman, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petani responden merasakan adanya perubahan iklim. Walaupun demikian hanya 77% petani responden yang mengetahui mengenai fenomena perubahan iklim. Adaptasi yang dilakukan petani responden terhadap perubahan iklim adalah menambah frekuensi penyemprotan pestisida (97.4%), melakukan penyulaman pada tanaman yang mati (79.5%), merubah jenis pestisida yang digunakan (77%), menjadikan lahan apel miliknya menjadi wisata petik apel (59%), melakukan budidaya semi organik (56.4%), dan merubah jenis pupuk (41%). Informasi yang didapatkan petani mengenai adaptasi terhadap perubahan iklim diperoleh dari berbagai sumber seperti Penyuluh pertanian (69.2%), petani lain (56.4%), media elektronik (25.6%), pengalaman (12.8%) dan dosen (2.6%). Faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam beradaptasi yaitu jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bertani, luas lahan, kepemilikan hewan ternak, mata pencaharian lain, dan informasi perubahan iklim. Diantara faktor-faktor tersebut informasi iklim, pengalaman bertani dan mata pencaharian lain merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi petani dalam melakukan penyulaman dengan a=0,15 (15%) sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk 1) diadakan penyuluhan lebih dalam mengenai iklim seperti sekolah lapang iklim untuk petani, agar petani apel di Desa Tulungrejo dapat mengetahui dan dapat mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi, 2) melakukan penyuluhan mengenai budidaya organik pada tanaman apel, sebaiknya disertai demonstrasi plot (demplot) agar meningkatkan rasa percaya dan keinginan petani untuk melakukan adaptasi pertanian organik, 3) memperbaiki jaringan komunikasi antar kelompok tani dengan cara melakukan pertemuan gabungan kelompok tani apel di Desa Tulungrejo, agar informasi yang dimiliki kelompok tani tidak hanya disebarkan kepada sesama anggota melainkan juga ke anggota kelompok tani lain.

English Abstract

Climate change is a phenomenon that occurs due to global warming. The changing climate elements include increased air temperature, rainfall patterns, increased extreme climatic events (floods and droughts). The issue of climate change is transforming from a global issue into a national strategic issue. In some areas of Indonesia the symptoms of climate change began to be felt, including: the longer dry season and rainy season with high intensity but the time is shorter and shifted from the usual time. The impact on agriculture is one of the biggest concerns of climate change. Batu city is one of production centers and agro-tourism in East Java, with average production in 2012 to 2015 amounted to 741,409 quintals. However, the sustainability of apple production began to be threatened, the last ten years, apple farmers in Batu admitted began to feel the fear of imported apples and also the climate issue. The production and quality of apples decreased. One of the best ways to deal with climate-induced losses is to adapt. Adaptation includes ways to deal with climate change by making the right adjustments. Adaptation to climate change by farmers begins with the consciousness of farmers that the climate has changed, after that formed the perception of farmers to the changes of climate elements that then encourage farmers to make efforts to adapt the farmers' cultivation can still produce well. The purpose of this research is 1) to describe farmer perception to climate change phenomenon, 2) to describe farmer's adaptation effort to climate change, 3) to describe farmer communication process in dissemination of climate change adaptation information and 4) to analyze factors influencing decision Farmers in adapting to the phenomenon. The research was conducted in Tulungrejo Village, Bumiaji Sub-district, Batu City during May to July 2017. This research used mixed methods as the basic method of research. In supporting the quantitative data used probability approach with random sampling system with the number of respondents is 39. While to support the qualitative data used non-probability approach with purposive method. Data analysis techniques used are descriptive analysis, miles and huberman model, and logistic regression analysis. The results showed that all farmers responded to climate change. Nevertheless, only 77% of respondent farmers are aware of the phenomenon of climate change. Adaptation of apple farmers to climate change are increasing frequency of pesticide spraying (97.4%), replanting (79.5%), changing pesticide species (77%), wisata petik apel (59%), semi-organic cultivation (56.4%), and changing type of fertilizer (41%). Information on adaptation to climate change was obtained from various sources such as agricultural extension (69.2%), other farmers (56.4%), electronic media (25.6%), experiences (12.8%) and lecturers (2.6%). Factors that influencing farmers' decisions to adapt are farming experience, farm size, non-farmer occupation, livestock ownership, household size, and climate change information. Among these factors, climate information, farming experience and non-farmer occupation are significant factors in affecting farmers in replanting with a=0,15 (15%) as a form of adaptation to climate change. Based on the research results, the suggestions are 1) conducting climate counseling such as climate field schools for farmers, so that apple farmers in Tulungrejo Village can know and anticipate to climate change, 2) conducting counseling about organic cultivation on apple crops, should be accompanied by demonstration plot to increase the trust and desire of farmers to adapt organic cultivation, 3) improve the communication network between farmer groups by holding a joint meeting of apple farmers groups in Tulungrejo Village, so that information owned by one farmer group not only disseminated to fellow members but also to members of other farmer groups.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/646/051710862
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 634 Orchards, fruits, forestry > 634.1 Pomaceous fruits > 634.11 Apples
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 08 Dec 2017 02:33
Last Modified: 15 Feb 2022 07:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6682
[thumbnail of BAB II.pdf]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (281kB) | Preview
[thumbnail of Bagian depan.pdf]
Preview
Text
Bagian depan.pdf

Download (532kB) | Preview
[thumbnail of BAB I.pdf]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (294kB) | Preview
[thumbnail of BAB IV.pdf]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (341kB) | Preview
[thumbnail of BAB V.pdf]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (494kB) | Preview
[thumbnail of BAB III.pdf]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (271kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item